Powered By Blogger

Rabu, 10 April 2019

Hari ini tgl 10 april 2019 dan seminggu lagi 17 April 2019 adalah pilpres sekaligus pemilu 2019

Seminggu lagi pesta demokrasi, sebagai warga negara Indonesia yang baik kita harus  memeriahkan serta menyukseskannya.
Berikan sumbangsihmu untuk negeri..
Kalau bisanya hanya sekedar taat hukum dan aturan juga membayar pajak itu sudah Bagus tapi kalau bisa tingkatkan lgi untuk kemaslahatan umat.
Salah satunya adalah mensukseskan pemilu 2019.
Seorang warga negara yg baik apalagi seorang MUKMIN ataupun orang  yang Ber-tauhid alias ber-kesadaran murni dalam Hal memilih Pemimpin Haruslah berdasarkan KESADARAN MURNI atau HATI NURANI bukan berdasarkan yang lain.
Bukan karena suka, bukan karena kedekatan, bukan karena tetangga, bukan karena uang maupun jabatan, bukan karena selera dan satu warna, bukan karena janji manis, bukan karena nanti gaji dinaikkan dsbnya

Memilihlah berdasarkan Petunjuk Tuhan yang diberikan pada segenap pikiran, otak, hati Jiwa dan Ragamu..
Memilihlah berdasarkan KESADARAN MURNI mu

#MINTALAH PETUNJUK DARI KESADARAN MURNI MU..

#SHOLAT ISTIKHAROH dan
#Berpuasalah siangnya semampumu agar JIWAMU dapat terlepas dari doktrin2, hypnosis2, keyaqinan keyaqinan yang samar yang sumbernya berasal dari Nafsumu.

Memilihlah dgn KESADARAN MURNI (HATI YANG TELAH MENDAPAT PETUNJUKNYA) bukan memilih lantaran Suka maupun Tidak suka..
Inilah PENGORBANAN seorang MUKMIN, seorang Warga negara yang baik, seorang yang Ber-tauhid, seorang yang ber-kesadaran murni harus rela mengorbankan kepentingan pribadi atau golongan untuk kemaslahatan Ummat Manusia.

By. Nka

Latihan sadar alias khusyuk

Latihan sadar alias khusyuk

Menikmati sadar detik ini saat ini tanpa ada masa lalu dan masa depan.
Kadang manusia dalam sholat, dalam beribadah, dalam bekerja, dalam ber-aktifitas, dalam mengendarai motor atau mobil, bahkan saat makan minum jg minum kopi terkadang pikiran melayang2 kemana2 teringat masa lalu atau kwatir akan masa depan, melamun. Sehingga tidak bisa khusyuk sadar detik ini saat ini dalam sholat, beribadah, bekerja, makan, minum, mengendarai mobil atau motor.
Akhirnya sholat pun hanya sekedar sholat, bekerja pun tidak fokus, mengendarai motor/mobil pun gak hati2, makan dan minum kopi pun gak bisa menikmati.

#latihan_sadar
#latihan_khusyuk
#latihan_tenang
#meditasi_transdental
#mindfulness
#awaken_&_awareness
#confissunness.

By. Nka

Tujuan meditasi

TUJUAN MEDITASI


Banyak orang salah kaprah bahwa tujuan meditasi adalah untuk sakti bisa ini itu, padahal tujuan meditasi adalah untuk latihan sadar, latihan khusyuk, latihan tenang, latihan melepaskan kemelekatan, latihan Zuhud, latihan ikhlas, latihan menguasai emosi, latihan menguasai pikiran, latihan mengenali dirinya juga mengenali Tuhannya.
Sehingga dalam kehidupan sehari-hari bisa tenang, konsentrasi, fokus, iklas, nerimo, dan khusyuk apa lagi waktu sholat.
By. Nka

PURE CONSCIUNES (KESADARAN MURNI)


Pure consciousness ( kesadaran murni)
Pure consciousness itu tawakal, ikhlas dan pasrah Berserah diri hanya kepada-Nya Tanpa pamrih atau tanpa syarat juga Lillahi ta'ala.
Tawakal itu ya tetep action, ikhtiar dan berusaha serta selebihnya pasrah kepada-Nya.
jiwa yg pure itu merdeka, bebas, tanpa kemelekatan, tanpa ikatan, namun tidak menyebabkan kerusakan. Kebebasannya dan kemerdekaannya selalu membangun perbaikan..
Berdaulat..
tidak ada kemelekatan terhadap apapun, termasuk kemelekatan terhadap guru yg semula mengajarkan.
Ketika seseorang sudah berkesadaran murni, ia hanya bertindak berdasarkan kesadaran murninya semata.
Ia telah menjadi sama dgn gurunya yg mengajarkan kesadaran murni itu.
Dia unik dan otentik juga berkarakter kuat.
Jika tidak demikian, maka dia blm berkesadaran murni, atau yg diajarkan memang bukan kesadaran murni,
yg berarti pula bhw guru yg mengajarkannya juga blm berkesadaran murni..
By. NKA

PERAN

PERAN

Manusia mempunyai berbagai peran2 kecil ada yang jadi sebagai bapak, ada yang jadi ibu, ada yg jadi suami, ada yang jadi istri, ada yg sebagai anak, ada yg sebagai menantu,  ada yg sebagai pegawai negeri, ada yg sebagai pegawai swasta, ada yg sebagai pegawai BUMN, ada yg sebagai karyawan swasta, ada yg sebagai presiden, ada yg sebagai menteri, ada yg sebagai gubernur, ada yg sebagai guru, ada yg sebagai ketua RT, ada yg sebagai pembantu rumah tangga, ada yg sebagai driver, ada yg sebagai guru ngaji, ada yg sebagai pedagang, ada yg sebagai maling, ada yg sebagai petani, ada yg sebagai buruh, ada yg sebagai petugas keamanan, ada yg sebagai pelajar, ada yg sebagai penjahat, ada yang sebagai pencopet, ada yg sebagai pelacur, ada yg sebagai ulama, ada yg sebagai ustadz, ada yg sebagai bajingan, ada yg sebagai penyebar kebencian, ada yg sebagai teman, ada yg sebagai lawan, ada sebagai trainer, ada yg sebagai atlet, ada yg sebagai pedagang asongan, ada yg sebagai nelayan, ada yg sebagai preman, ada yg sebagai teroris, ada yg sebagai polisi, ada yg sebagai anggota Dewan, ada yg sebagai kuli, ada yg sebagai kakak, ada yg sebagai adik, ada yg  sebagai direktur, ada yg sebagai leader, dan ribuan peran lainnya.

Yang hakekatnya dan intinya semuanya netral2 aja sudah pada perannya masing-masing.. sudah pada jalannya masing-masing.. sudah pada tempatnya masing-masing.. semua netral2 saja..
Manusia bijaksana akan menikmati itu semua jg hidup ini bagaikan makanan ada nasi, kopi, susu, nasi, sayur dengan berbagai bumbu penyedap seperti asin, manis, asem, kecut, pedas, jg berbagai sayuran alias jenis makanan.

Jadi kita tinggal berperan jg melihat peran2 manusia2... Lainnya.
Apa lagi di tahun politik ini sungguh aku melihat di dunia nyata maupun sosmed ada yg pendukung A, ada yg pendukung B, ada yg menjelekan calon A, ada yg menjelekan calon B, ada yg menebar kebencian, ada yg menebar hoax, dsbny pokoknya komplit serta semua sudah pada perannya masing-masing serta semua netral2 aja.

Yg intinya semua peran itu jg peran Tuhan, juga Tuhan yang menggerakkan.

Dan peran Utama manusia di Dunia ini yg di fitrahkan Tuhan adalah sebagai Kholifah.

Nah orang2 yg berjiwa Kholifah ini jg orang2 yg dikehendaki-Nya.
Kalau semua orang di dunia ini sadar jadi Kholifah semua, jadi baik semua, ya gak ramai dunia ini, gak ada tantangan nya, gak ada rasanya, gak ada gregetnya, jg percuma Tuhan menciptakan dunia ini.

Jadi sebenarnya semua sudah netral2 saja serta sudah pada tempatnya masing-masing...

By. Nka

Masa lalu



Masa lalu itu tidak untuk dilupakan tapi tidak juga untuk dikenang.
Masa lalu adalah pembelajaran.
Masa lalu adalah guru.
Berdamailah dengan diri sendiri,
Berdamailah dengan masa lalu,
Semua baik-baik saja dan sudah berjalan sebagaimana mestinya.
Semuanya netral2 saja.
Terima kasih untuk masa lalu yang membuat mata hati ku terbuka.
Terimakasih untuk masa lalu yang membuat aku sadar.
Orang yang tidak bisa belajar dari masa lalu adalah orang2 bodoh.
Orang yang tidak bisa belajar dari masa lalu adalah orang Istiradj yg tertutup mata hatinya.
Orang yang melupakan dan membenci masa lalu adalah orang-orang Egois.
Berbahagialah selalu wahai masa lalu...
Aku selalu mendoakan mu.

Selat Sunda, Jum'at Pagi 24 Maret 2019..
NKA
#InsightPagi

TERKABULNYA DO'A atau HAJAT

TERKABULNYA DO'A atau HAJAT

Alam semesta ini kompleks, dan banyak variabel nya.
Begitu pula dengan terkabulnya doa atau hajat banyak sekali variabel-variabelnya untuk bisa terkabulkan serta terwujudkan.
Sehingga wilayah kita supaya doa atau hajat terkabulkan serta terwujudkan adalah sebanyak mungkin menciptakan sebab2 untuk terkabulnya doa serta sebanyak mungkin mengurangi sebab2 untuk tidak terkabulnya doa.
Kembali lagi gunakan hukum alam semesta atau sunattatuloh yaitu hukum kausalitas (sebab-akibat, aksi-reaksi, tebar-tuai, karma).

Salah satunya adalah bertobat, menebus segala dosa2 dan kesalahan, suka berbuat baik, banyak tabungan2 kebaikan2, membahagiakan orang lain terutama istri, orang tua, anak, saudara, teman dan sebagainya dsbnya.
Dan dipastikan orang yang ber-kesadaran murni tinggi sekali. Kalau berdoa pasti di ijabah karena tak ada hijab serta variabel-variabel nya mendukung...
Teruslah menuju kesadaran murni tinggi...
Ayo ke LoC +5000..
Sanggupkah???...
Bisakah???...

Pasti bisa.

By. Nka

SODRON BERTANYA TENTANG KESAKTIAN WALIYULLAH

SODRON BERTANYA TENTANG KESAKTIAN WALIYULLAH

Argumentasi antara Sodron dan Guru Mursid tentang waliyullah

Sodron : mana buktinya Kalau memang waliyullah itu ada dan benar-benar sakti,” tanya sodron kepada sang mursid, “mengapa mereka diam saja melihat kezaliman yang terjadi di INDONESIA saat ini??...

Sang mursid, tersenyum mendengar ‘gugatan’ muridnya ini.

Sodron terus mengeluarkan isi hatinya, “kenapa para Wali diam saja, bahkan banyak yang menyembunyikan jati dirinya sehingga orang-orang sekitarnya terus meremehkan mereka sementara ketidakadilan terus berlangsung di depan mata para waliyullah.

Guru Mursid : “sodron, dengarkan kisah ini ya?…” Seperti biasa sang guru mursid lebih sering menjawab lewat berbagai kisah dan tamsil.

Sodron mengatur posisi duduknya di dalam rumah kontrakan guru mursid dan bersiap mendengar kisah yang akan diceritakan gurunya.

“Pernah pada suatu masa, satu-satunya mesin untuk pengolah gandum yang dimiliki penduduk desa, rusak. Sementara itu hasil gandum bertumpuk-tumpuk di dalam gudang menunggu untuk dibuat menjadi tepung. Kalau tidak seegra diolah maka gandum akan rusak dan sia-sialah kerja penduduk desa selama ini.”

“Situasi mencekam, karena sudah hari ketiga, dan mesin belum juga berfungsi. Penduduk desa mendatangi seorang sufi yang tinggal di sudut desa itu sendirian. Mereka memelas agar sang sufi turun tangan mengatasi persoalan ini. Semula sang sufi enggan meluluskan permintaan ini, namun tangisan seluruh penduduk desa yang duduk bersimpuh di depan gubuk sang sufi meluluhkan hatinya.”

Sang Sufi kemudian berkata: “Pulanglah kalian semua, besok semuanya sudah beres.”

“Penduduk desa pulang dan tidur nyenyak menanti apa yang terjadi esok pagi. Malam itu, sang sufi mengeluarkan kesaktiannya. Puluhan gudang berisi gandum dia olah sendiri dengan tangannya. Tubuhnya melesat melebihi kecepatan mesin. Semuanya beres dalam semalam seperti yang dia sampaikan.”

“Selamatlah penduduk satu kampung, dan mereka bisa menjual tepung sebagai bekal untuk satu tahun ke depan.”

Sodron terlihat berseri mukanya. Sufi seperti inilah yang ia harapkan.

Sang guru mursid tersenyum melanjutkan kisahnya: “Beberapa tahun kemudian, menjelang wafatnya, sang sufi kerap kali tubuhnya menggelinding jatuh dari tikar yang menjadi alas tidurnya. Beliau kemudian menangis dan meratap: “ampuni aku Ya Allah”

Kejadian itu berlangsung terus sampai 3 hari. Seorang muridnya bertanya: “apa yang terjadi pak yai?”

Sufi itu menjawab dengan linangan air mata: “Ingatkah engkau peristiwa pengolahan gandum beberapa tahun silam ketika aku menolong penduduk desa ini? Aku memang turun tangan tidak tega melihat kesengsaraan penduduk desa, ku gunakan ilmu yang Allah berikan padaku untuk menolong mereka, namun aku melupakan satu hal. Aku khilaf tidak bertanya memohon ijin Allah terlebih dahulu sebelum menolong penduduk desa. Dan kini di akhir hayatku, Tuhan murka dan terus bertanya padaku: "Siapa yang memberi ijin kamu ikut campur terhadap nasib penduduk desa itu???...
Apakah kamu merasa lebih menyayangi penduduk desa itu ketimbang Aku sehingga berani-beraninya tanpa ijin dari Ku mengintervensi semua proses yang tengah berjalan????...
Tahu apa kamu terhadap skenario-Ku akan penduduk desa itu???...”

“Itulah sebabnya aku terus memohon belas kasihan Allah mengampuni tindakanku yang telah menolong penduduk desa tanpa meminta ijin terlebih dahulu kepada Allah.”

Sodron mendadak tercekat. Tidak menyangka ujung kisahnya akan seperti ini.

Sang guru mursid kemudian berkata santai sambil membereskan sarungnya: “Para kekasih Allah itu tidak akan bergerak tanpa perintah dan ijin-Nya.
Skenario Allah melampaui semua pengetahuan mereka. Kita tidak pernah tahu apa kasih sayang Allah dan pelajaran apa yang hendak diberikan kepada penduduk desa itu sebelum sang sufi ikut campur. Allah membiarkan kekasihNya mengeluarkan ilmuNya menolong penduduk desa, namun Allah mencatat itu sebagai sebuah ‘ketidaksopanan’ karena dilakukan tanpa ijinNya.”

Sodron menundukkan kepala. Air mata menetes ke pipinya. Sodron menyesal telah bertindak tidak sopan menggugat peranan para kekasih Allah karena sesungguhnya diam atau bergeraknya para kekasih Allah semata-mata sesuai perintah dan ijinNya semata.

Sang mursid menutup obrolan dengan berpesan: “Ilmu dari Allah tidak perlu dipamer-pamerkan atau dibangga-banggakan, lha wong menggunakannya dengan niat mulia tapi tanpa ijin Allah saja bisa dipermasalahkan kok..
Kamu sangka saya mau terus menerus berjualan sate di depan Pasar???... Kamu kira saya tidak sedih melihat berbagai kezaliman di INDONESIA ini???...
Para wali belum ada perintah dan ijin Allah untuk saya bergerak.

Maka berbaik sangka pada semua skenario ilahi. Semua netral2 aja dan sudah pada tempatnya, sesuai ijin Allah”.

By. Nka

Banyak ulama/guru yang takut kehilangan muridnya

Banyak ulama yang takut kehilangan murid dan pengikut..

Ulama yg takut kehilangan murid dan pengikut biasanya banyak mendoktrin, mendogma, menghipnotis serta suka membangun kemelekatan dan ketergantungan.

Ulama seperti itu tidak mengajarkan kesadaran Agar menjadi Kholifah dn mudah mengalami Pure Being..
Dan ketika Anda sudah di Pure Being, kita pasti akan saling mencintai secara utuh, dan Anda juga pasti mencintai semua orang tanpa ada sentimen yg bekerja sedikitpun shg kita semua tidak akan berkelompok2..

By. Nka

Penderitaan itu ada karena belum lepas dari ujian

Yang dinamakan penderitaan itu kalau belum lepas dari ujian,
jadi sebenarnya penderitaan adalah bagi orang-orang yg belum lulus ujian..
Dan yg udah lulus disebut melewati ujian.

Jadi sumber ujian2 itu manusia sendiri dari atensi dan request sendiri, berupa lintasan pikiran, perkataan, perbuatan, jg keinginan2 alias cita2, alias harapan.

Seperti diceritakan Nabi Ibrahim pernah sesumbar di depan orang bahwa "untuk membuktikan cintaku kepada Tuhan aku rela memberikan anakku"...

Akhirnya Tuhan menguji keimanan dan cintanya Ibrahim kepadaNya, dengan cara Nabi Ismail jadi kurban untuk disembelih walaupun pada akhirnya digantikan oleh seekor kambing.

Akhirnya lulus juga Nabi Ibrahim dari ujiannya.

Jadi sebenarnya penderitaan itu tidak ada...
Penderitaan ada karena belum lulus.. akhirnya menderita terus.

Dan sejatinya Tuhan itu maha baik, Tuhan maha pengabul, kalau sangkaanmu ini itu ya dikabulkan.
Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu yang merubahnya.
Tuhan sesuai prasangka mu....

Jadi ber-prasangka lah yg baik-baik, kalau prasangkamu dah baik tapi masih kena ujian2 chek dulu pikiran, perbuatan, perkataan ataupun dosa2 di masa lalu... Bisa aja kmu di uji, bisa aja kmu ditegur, bisa aja kmu di ingatkan supaya sadar...
Karena syarat sadar yg makjlebb itu yg nampil banget bagi yg hati nya lunak...
Misalnya kamu pernah ghibah dan menghina orang akhirnya kmu kena ghibah dan dihina orang lain serta kamu sadar bahwa menghina itu menyakitkan....
Kamu pernah menipu orang akhirnya kamu gantian ditipu orang lain akhirnya kmu sadar bahwa ditipu itu menyakitkan...
Dengan ujian2 akhirnya kmu jadi sadar dan tambah sadar serta super sadar...

By.nka

SHOLAT DAIM

KESADARAN MURNI Atau KETAUHIDAN atau JATI DIRI atau MANUNGGALLING KAWULO GUSTI  dan berbagai nama lainnya adalah wilayah SHOLAT DAIM, setelah bisa DAIM pasti bisa PURE BEING alias KEMENJADIAN MURNI alias KEBERADAAN MURNI alias MAKRIFAT

1.). ASHSHALATU ‘IMADUDDIN, FA MAN AQAMAHA FAQAD AQAMADDIN, WAMAN HADA MAHA FAQAD HADA MADDIN"

الصلاة عماد الدين, فمن اقامها فقد اقام الدين ومن هدمها فقد هدم الدين

Shalat itu ialah tiang agama, maka barang siapa yang mendirikannya maka sungguh ia telah menegakkan agama, dan barang siapa yang meninggalkannya sungguh mereka telah meruntuhkan agama.” (H.R Bukhari dari Umar R.A)

Sungguh rugilah orang-orang yang meninggalkan shalat. Karena shalat dalam Islam merupakan tiang agama. Ia di wajibkan melakukannya di dalam sehari semalam Lima Kali. Shalat di dalam Islam merupakan ibu dari segala ibadah. Ia juga merupakan salah satu rukun Islam yang Lima. Bahkan ia ialah sebagai tiang utamanya.

Allah SWT telah memperingatkan terhadap orang-orang yang meninggalkan shalat. Firman Allah SWT:

قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ , مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ

Artinya: "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?", Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat. (Q.S Al-Muddatstsir 74 : 42-43)

Demikian pula Rasul SAW telah menjelaskan :

"MAN HAFAZHA ALAIHA KANAT LAHU NURAN WA BURHANA, WANAJATAN YAUMAL QIAMAT, WAMAN LAM YUHAFIZH ‘ALAIHA LAM YAKUN LAHU NURAN WALA BURHANUN WALA NAJATUN WAKANA YAUMAL QIAMATI MA’AQARUN, WAFIR’AUN, WAHAMAN WA UBAYYABNA KHALAFI"

Artinya: “Barang siapa memelihara shalatnya, menjadilah shalat itu baginya cahaya keterangan, dan sebab memperoleh kelepasan di hari kiamat, barang siapa tiada memelihara shalatnya, tak ada baginya yang demikian itu, bahkan adalah ia di hari kamat beserta qarun, Fir’aun, Haman, Ubai binKhalaf.” (H.R dari Ibnu Umar R.A sanad yang baik Ath-Thabarany).

Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Sahabat Jabir R.A sebagai berikut:

INNA BAIYNARRAJULI WABAYNASY SYIRKI WAL KUFRI TARKASHSHALATI

Artinya: “Sesungguhnya pembeda antara seorang Muslim dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” (H.R Muslim No. 987, Abu Daud No. 1658, An-Nasa’i No. 1/231 dan lain2.).

“Innani anallaahu ilaa ha illaa ana fa’budnii wa aqimissholaata lidzikri”
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (QS. Thaha : 14)

Kita meraasakan betapa sholat menjadi beban sejak kecil. Kita selalu ketakutan kalau tidak sholat akan dijebloskan ke neraka, sehingga setiap kali ada suara adzan perasaaan takut dan ngeri sering menyelusup ke dalam hati. Tanpa di sadari, secara psikologis pikiran kita terganggu dengan doktrin2 tersebut.

Nabi Muhammad SAW telah mensinyalir hal ini dalam hadisnya :
Yak tii ‘alaannaasi zamaan yusholluuuna walaa yusholluun (Riwayat Ahmad)
”Akan datang suatu masa atas manusia, mereka melakukan sholat namun pada hakikatnya mereka tidak sholat”

Maksudnya dari hadis tersebut supaya kita lepas dari doktrin2 serta ber-kesadaran murni alias bertauhid seutuhnya sehingga ibadahnya karena lilahitangala bukan karena doktrin2 atau ketakutan

"Kam ming qokmim hatzhuhu min sholaatihitt’abu wannashobu" (Riwayat Abu Dawud)
Berapa banyak orang yang sholat namun hanya mendapatkan rasa capek dan lelah

Selama ini kita sholat hanya selalu menggunakan tata aturan otak kiri (menghapal, berhitung, mengingat) yang kenyataannya adalah menghasilkan ketidaknyamanan dan rasa jenuh. Perasaan terpisah karena harus memenuhi logika hukum, sementara aktivitas otak kanan dibiarkan liar oleh karena berprinsip :” Yang penting sudah memenuhi syarat sahnya shalat”. Akibatnya karena menggunakan otak kiri, kita akan merasa capek karena terdoktrin harus berkonsentrasi, dan karena otak kiri lelah, otak kanan bekerja liar kesana kemari, dan mengingat apa-apa yang telah kita lakukan.

Padahal Rasulullah telah memperingatkan, bahwa dalam shalat atau ibadah apapun kesadaran spritual (otak kanan/ emosional) harus diaktifkan, yaitu merasakan kehadiran Allah dihadapan kita dan kita menjadi Ihsan (orang yang berserah diri). Kita tidak pernah disadarkan, bahwa sholat itu untuk kebaikan kita dan bisa dirasakan langsung oleh pikiran dan perasaan hati kita, bahwa sholat itu akan membuat perasaan kita damai dan tenang. Allah tidak butuh sholat kita, tapi kita butuh Allah yang telah menciptakan manusia. Kita sholat merupakan tanda syukur kita kepada Allah Semesta Alam. Bila pikiran dan cara berpikir sudah seimbang, tubuh dan jiwa akan mengikuti kehendak pikiran. Ini adalah sinergi yang diharapkan dapat menampilkan kualitas shalat kita secara optimal. Perasaan khusyuk tidak mungkin bisa didapatkan jika kita tidak memiliki kesadaran dan kepercayaan, bahwa sebenarnya di saat shalat kita sedang berhadapan dengan Allah.

3.). As sholatu mi’rajul mukminin yaitu sholat itu mi’rajnya orang mukmin, sholat ini mempunyai nilai spiritual yang maha tinggi dan hal itu hanya dapat dicapai dengan menyimak arti isra dan mi’raj secara menyeluruh.

Itulah gambaran isra dan mi’raj yang merupakan peristiwa spektakuler yang tidak hanya harus diperingati saja namun harus disimak dan dilaksanakan sesuai contoh yang telah diberikan oleh Nabi Muhammad s.a.w.
Menurut pandangan para akhli tassawuf, gambaran dunia saat ini adalah juga gambaran sebagian besar ummat Islam yang hanya sampai mencapai masjidil Haram (masjid yang dimulyakan), haram berarti pula sesuatu yang terhalangi atau qolbu yang masih terhalangi dan belum bersih, sedangkan masjidil Aqsa (putih, bersih) adalah gambaran qolbu yang bersih yang tidak terhalangi dan sebagai landasan untuk melakukan mi’raj.
Pada saat kita melakukan gerakan takbiratul ihram (takbir larangan) dalam shalat, maka otomatis seluruh syaraf indra tidak menghantarkan impuls getaran dari panca indra, sebab tujuh pintu hawa nafsu yang ada di kepala tidak difungsikan sehingga ruhani perlahan bergerak meninggalkan keterikatannya dengan badan (syahwat). Neuron-neuron akal berhenti bergerak hingga menjadi Nurun ‘ala Nurin, lalu melesat kembali ke pangkalnya, yaitu Cahaya Allah dan Cahaya Terpuji. Pada saat inilah ruhani berserah diri dan lepas bebas dari pengaruh alam-alam, suara-suara ghaib, dan lain-lainnya.

Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada wajah Allah yang menciptakan langit dan bumi dengan lurus, dan aku bukan termasuk orang yang menyekutukan-Nya.” (QS Al An’am 6 : 79)

Ayat di atas merupakan pernyataan setiap kali kita shalat, bahwa kita menyadari sedang menghadapkan wajah kita dengan Wajah Allah Yang Maha Suci (bertawajuh). Kemudian dilanjutkan dengan penegasan bahwa “shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku semata-mata hanya untuk Allah semata”. Jika keadaan ini yang terjadi, tak mungkin akal kita berkeliaran tak terkendali mengingat selain Allah. Kita juga tidak mungkin melakukan perbuatan yang melanggar tuntunan Allah.

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab dan dirikan shalat. Sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji dan ingkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah dalam (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat lain)………” (QS Al-Ankabut 29 : 45)

Allah memberikan gelar kepada orang yang shalatnya tidak sesuai dengan sumpahnya sebagai shalatnya orang munafik.

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka dzikrullah kecuali hanya sedikit sekali.” (QS An Nisa’ 4 : 142)

Ketika melakukan shalat, kita sering mengalami rasa jenuh dan tidak khusyu’, padahal dalam doa iftitah kita telah berikrar bahwa kita sedang menghadapkan wajah kita dengan wajah Allah. Hal ini terjadi dikarenakan kita tidak mengetahui bagaimana cara melakukan Takbiratul Ihram dengan baik.

Nabi Muhammad Saw pernah bersabda, bahwa “shalat itu adalah mi’raj-nya orang-orang mukmin”. Yaitu naiknya jiwa meninggalkan ikatan nafsu yang terdapat dalam fisik manusia menuju ke hadirat Allah.

Mungkin bagi kita yang awam agak canggung dengan istilah mi’raj, yang hanya kita kenal sebagai peristiwa luar biasa hebat yang pernah dialami Nabi Muhammad Saw dan menghasilkan perintah sebuah shalat. Mengapa Rasullullah mengatakan bahwa shalat merupakan mi’raj-nya orang mu’min? Adakah kaitannya dengan mi’rajnya Rasulullah Saw, karena perintah shalat adalah hasil perjalanan beliau ketika berjumpa dengan Allah di Shidratul Muntaha? Mungkinkah kita bisa melakukan seperti yang dilakukan Rasulullah Saw melalui shalat? Apakah kita bisa bertemu dengan Allah ketika shalat? Begitu mudahkah bertemu dengan Allah? Atau jika jawabannya tidak, mengapa kita diperintahkan untuk shalat? Adakah rahasia dibalik shalat?.

4.). Shalat dalam tinjauan tasawuf ada dua macam, yaitu sholat yang bersifat syariat yaitu sholat lima waktu (shalat wajib dan sunnah), sedangkan yang kedua adalah sholat Daim. Adapun daim berarti kekal atau tetap, Shalat daim berarti doa atau dzikir yang kekal dan tetap. Shalat daim, seperti diungkapkan dalam firman Allah:
ٱلَّذينَ هُمْ عَلى صَلاتِهِمْ دائِمُونَ

Yang mereka itu tetap mengerjakan salatnya secara terus-menerus (Qs. al-Ma’arij ayat 23)

Ketika Ruh masih dalam kondisi yang ruhani, Sebelum diberi badan jasmani dan dibentuk oleh Allah. Pada hakekatnya Ruh sudah dibimbing agar selalu ingat (Dzikir) kepada Allah.

وَ إِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَني آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَ أَشْهَدَهُمْ عَلى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قالُوا بَلى شَهِدْنا

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Qs. Al-A‘raf:172)

Shalat daim Tidak seperti shalat lima waktu dan shalat sunah (nawafil), shalat daim tidak terikat dengan waktu, tanpa rukuk, dan tanpa sujud. Sebutan lengkap untuk salat ini adalah shalat daim mulat salira, yaitu zikir yang kekal dan mawas diri.
Mawas diri di sini berarti selalu ingat atau eling kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Eling lan waspodo" alias "awaken awarenes"

“Shalat daim ialah sembahyang yang tetap, yang selalu dilaksanakan, atau sembahyang yang tidak pernah ditinggalkan, mawas diri, dan mawas aku (melihat dengan teliti akan diri sendiri atau dirinya dalam arti yang seutuhnya). Melakukan ini amat penting bagi kita yang mencari ilmu hakikat. Dan melakukan yang demikian inilah yang disebut dengan salat daim mulat sarira.”

Jadi yang dimaksud dengan shalat daim adalah: “memperhatikan dengan seksama rasa hidup kita semua, lalu mengakui dirinya menjadi penampakan lahiriah Tuhan Yang Maha Suci yang sejati, Yang Maha Kuasa, Yang Kuasa menciptakan segala sesuatu.
Kalau sudah bisa demikian, itulah yang disebut shalat daim, yaitu shalat sejati.”

“saya berniat salat daim untuk selama hidupku, berdirinya adalah hidupku, rukuknya adalah penglihatanku, iktidalnya adalah pendengaranku, sujudnya adalah penciumanku, bacaan ayat adalah ucapanku, duduknya adalah imanku, pujiannya adalah keluar masuknya nafasku, zikirnya adalah ingatanku, kiblatnya adalah renunganku, fardu menjalankan yang wajib lantaran kodratku sendiri. Disitu lalu pasrah kepada Zat hidup kita pribadi . jangan ragu-ragu lagi, karena yang demikian itu telah berdiri Zat, sifat dan perbuatan kita ini sudah menjadi Al-Qur’an sejati, sebagai tanda hakikat semua shalat.”

“Itulah shalat daim, yakni salat yang sejati, ia tanpa di antarai waktu, tidak mempunyai hitungan rakaat, mereka ini bisa disebut shalat sambil bekerja, melakukan pekerjaan sambil salat, duduk dengan berdiri, berdiri dengan duduk, lari dengan berhenti, membisu dengan berceritera, bepergian dengan tidur, tidur dengan jaga. Seperti itulah ibaratnya, sebab hakikat shalat daim tanpa sujud dan rukuk, yakni hanya berada dalam rasa hidup kita.”

hakikat shalat terletak pada perbuatan utama, yakni sabar dalam pendengaran, maka jika seseorang bisa menutup telinga untuk tidak mendengar hal-hal yang tidak bermanfaat, berarti ia telah melaksanakan shalat.

Shalat daim merupakan bentuk pengembaraan ahli kerohanian dalam mencari Tuhan. Untuk menemui Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Suci, dan Maha Sempurna, maka dalam pencarian itu seseorang harus suci secara lahir dan batin. Karena itu ia harus menghidupkan hati dan perasaannya untuk selalu ingat dan berzikir kepada Tuhan. Hal ini bisa dicapai dengan cara shalat daim dalam arti tasawuf, yaitu “ ingat dan zikir yang terus-menerus”.

Dengan demikian shalat daim ini tidak dalam arti salat fardu lima waktu dan salat sunah, melainkan lebih sesuai jika diartikan zikir secara sufi yang terus-menerus.
Al-Qur’an menganjurkan banyak berzikir di luar salat. Dalam hubungan ini Allah SWT berfirman:

فَإِذا قُضِيَتِ الصَّلاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَ ابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللهِ وَ اذْكُرُوا اللهَ كَثيراً لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (QS.al-jumuah:10)

فَإِذا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوا اللهَ قِياماً وَ قُعُوداً وَ عَلى جُنُوبِكُمْ

Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat(mu), ingatlah Allah pada waktu kamu berdiri, duduk, dan berbaring. (Qs. An-Nisa’: 103)

Rasulullah Saw. adalah contoh yang sempurna, beliau menjalankan shalat lima waktu dan shalat sunnah-sunnah lainnya, tetapi beliau juga menjalankan shalat daim dalam sehari-harinya.

عن عائشة رضي الله عنها قالت: كان رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يذكر اللَّه على كل أحيانه. رَوَاهُ مُسلِمٌ.

Dari `Aisyah radhiyallahu `anha, ia berkata : “Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam selalu berzikir kepada Allah Ta’ala dalam segala keadaan”. (HR. Muslim.)

Sholat Daim inilah yang disebut juga dengan Kesadaran murni, pure consciunes,  jati diri, guru sejati, manunggalling Kawulo gusti, tauhid, setelah bisa DAIM di kesadaran murni maka akan menjadi pure Being alias KEMENJADIAN MURNI alias MAKRIFAT

As sholatu imaduddin yang berarti sholat itu tiang agama, mempunyai nilai ritual yang tinggi dan spiritual yang rendah.
As sholatu li dzikri ialah sholat itu dzikir, mempunyai nilai spiritual yang menengah dan As sholatu mi’rajul mukminin yaitu sholat itu mi’rajnya orang mukmin, sholat ini mempunyai nilai spiritual yang tinggi dan hal itu hanya dapat dicapai dengan menyimak arti isra dan mi’raj secara menyeluruh.
Serta terakhir asholatu daimun mempunyai nilai spiritual yang maha tinggi.

By. Nka

DOKTRIN Ajran suci adalah untuk melepaskan doktrin2 ajaran suci itu sendiri

DOKTRIN AJARAN SUCI adalah Untuk melepaskan Dari DOKTRIN2 AJARAN SUCI

Doktrin hanya sebagai syarat dan sarana untuk ber-tauhid setelah ber-tauhid maka runtuhlah semua doktrin2 dan dogma2 tersebut.

Kita merasakan betapa sholat, puasa, ataupun berbuat baik menjadi beban sejak kecil. Kita selalu ketakutan kalau tidak sholat akan dijebloskan ke neraka, tidak puasa ataupun berbuat baik tidak dapat pahala ataupun masuk surga sehingga setiap kali ada suara adzan perasaaan takut dan ngeri sering menyelusup ke dalam hati. Tanpa di sadari, secara psikologis pikiran kita terganggu dengan doktrin2 dan dogma2 tersebut.

Nabi Muhammad SAW telah mensinyalir hal ini dalam hadisnya :
Yak tii ‘alaannaasi zamaan yusholluuuna walaa yusholluun (Riwayat Ahmad)
”Akan datang suatu masa atas manusia, mereka melakukan sholat namun pada hakikatnya mereka tidak sholat”

Maksudnya dari hadis tersebut supaya kita lepas dari doktrin2  dan dogma2serta ber-kesadaran murni alias bertauhid seutuhnya sehingga ibadahnya karena lilahitangala bukan karena doktrin2 atau ketakutan

"Kam ming qokmim hatzhuhu min sholaatihitt’abu wannashobu" (Riwayat Abu Dawud)
Berapa banyak orang yang sholat (beribadah, puasa, berbuat baik, sedekah dsbnya) namun hanya mendapatkan rasa capek dan lelah

Selama ini kita sholat hanya selalu menggunakan tata aturan otak kiri (menghapal, berhitung, mengingat) yang kenyataannya adalah menghasilkan ketidaknyamanan dan rasa jenuh jg bosan. Perasaan terpisah karena harus memenuhi logika hukum, sementara aktivitas otak kanan dibiarkan liar oleh karena berprinsip :” Yang penting sudah memenuhi syarat sahnya shalat”. Akibatnya karena menggunakan otak kiri, kita akan merasa capek karena terdoktrin, terhipnotis, terdogma harus berkonsentrasi, dan karena otak kiri lelah, otak kanan bekerja liar kesana kemari, dan mengingat apa-apa yang telah kita lakukan.

Padahal Rasulullah telah memperingatkan, bahwa dalam shalat atau ibadah apapun kesadaran spritual (otak kanan/ emosional) harus diaktifkan, yaitu merasakan kehadiran Allah dihadapan kita dan kita menjadi Ihsan (orang yang berserah diri). Kita tidak pernah disadarkan, bahwa sholat itu untuk kebaikan kita dan bisa dirasakan langsung oleh pikiran dan perasaan hati kita, bahwa sholat itu akan membuat perasaan kita damai dan tenang. Allah tidak butuh sholat kita, tapi kita butuh Allah yang telah menciptakan manusia. Kita sholat merupakan tanda syukur kita kepada Allah Semesta Alam. Bila pikiran dan cara berpikir sudah seimbang, tubuh dan jiwa akan mengikuti kehendak pikiran. Ini adalah sinergi yang diharapkan dapat menampilkan kualitas shalat kita secara optimal. Perasaan khusyuk tidak mungkin bisa didapatkan jika kita tidak memiliki kesadaran dan kepercayaan, bahwa sebenarnya di saat shalat kita sedang berhadapan dengan Allah.

Kebanggaan akan nasab atau keturunan Adalah kesadaran rendah

Kebanggaan akan nasab atau keturunan adalah kesadaran rendah alias force,
Banyak orang membanggakan nasabnya, keturunannya, leluhurnya.
Mengaku keturunan Nabi, mengaku keturunan Raja, mengaku keturunan ningrat, mengaku keturunan Adipati, keturunan ningrat, keturunan darah biru.
Boleh saja dan Syah2 saja mengetahui silsilah nasab tapi itu untuk diri sendiri serta tidak boleh dipamerkan apa lagi di banggakan karena itu kesadaran force.
Semua orang punya nasab, saya sendiri punya nasab ada bukunya ada pakemnya tapi itu untuk diri ku sendiri, untuk pengetahuan ku, untuk mengetahui sejarah asal usul, untuk mempermudah menemukan jati diri, untuk mempermudah menemukan passion dari informasi DNA leluhur.
Jadi nasab bukan untuk konsumsi publik, bukan untuk dipamerkan, bukan untuk dibanggakan, cukup diri sendiri aja yg tahu itulah kesadaran power.

Yg penting bagaimana ahlak dan manfaat mu untuk orang lain, bukan nasab atau keturunan mu...

By. Nka

Syariat tanpa hakikat hampa, hakikat tanpa syariat akan batal

Doktrin2, dogma2, bahan2, pedoman2, referensi2, tuntunan2, tehnik2, cara2 tanpa KESADARAN akan hampa alias sia2 dan setiap KESADARAN tanpa doktin2, dogma2, bahan2, pedoman2, tuntunan2 tidak akan pernah sampai pada tujuan wkwk... 🤣😂

Dilihat dari maknanya syariat adalah jalan, tangga, metode, pedoman, tehnik2, cara..ruang waktu..sedangkan Hakikat sendiri bermakna inti, yg benar, yang suci, yg murni dan inilah yg dituju..tujuan murni tanpa sebab ini itu dan tanpa syarat ini itu...
dari makna tsb bisa dipahami..bagaimana mungkin engkau mencapai tujuanmu (berhakikat) atau hanya berhakikat saja tanpa melewati jalanmu (syariatmu)..jika engkau hanya bersyariat maka kamu hanya berputar-putar  dijalan...gk ngerti arah..kosong hampa...maka keduanya adalah sebuah keniscayaan...maka.berlaku ngono yo ngono ning yo ngono..

Asbabun.nuzul dari ungkapan tsb adalah karena banyak pemahaman yg hanya syariat beloko..anti hakikat..dan sebaliknya..berhakikat saja meninggalkan syariat yg menjadi jalannya...

Semoga bisa Daim di kesadaran murni alias hakekat.

Begitu sia2nya seseorang yg bertindak tp dalam kondisi dia tdk mengerti benar apa yg sdg dia kerjakan, sehingga tiada ruh kesadaran dlm semua tindakannya,dan apakah bukan hanya sekedar khayalan ketika dia yg mengaku memegang kesejatian namun tiada pancaran dirinya membawa kedamaian dan kemanfaatan.

By. Nka

Rezeki tidak pernah tertukar

REZEKI TAK PERNAH TERTUKAR

Apa kamu pernah ketika sedang jualan Online, ada yang komentar di Fb atau chatt di inbox atau japri WhatsApp atau DM Instagram menanyakan barang atau produk yang anda jual sampai detail dan lama???.....
Sampai-sampai waktu anda hari itu hanya untuk melayani satu calon pembeli yang tidak jelas itu saja...
Lalu pada akhirnya, sang calon pembeli itu bilang . . .
"Terimakasih Buat Infonya ya mas/mbak/pak"
Atau bilang
"Maaf kemahalan"
Atau bilang "maaf gak sesuai dengan apa yang di inginkan"
Atau "maaf budget saya cuman segini"

Apa perasaan anda???...., jengkel???... menggerutu????... Terus update status kekesalan anda biar dipamerkan ke semua orang???..Dengan men-scrensoot dan serangkaian tindakan lainnya untuk menunjukan kekesalan, kebencian, ataupun Ghibah anda kepada orang itu...

Dan pernahkah anda menghadapi calon pembeli, yang sedikit bertanya, hitungan menit tanya rekening, lalu beberapa saat kemudian dia memberi info kalau sudah transfer ???

Apa reaksi anda???... bahagia???, senang..?, mungkin ada yang loncat-loncat kegirangan . . .

Coba renungkan, pelajaran apa yang bisa anda ambil ???....
Tugas kita hanya memberikan effort/ihtiar/upaya semaksimal mungkin pada usaha yang kita jalani

Hasil akhir?...Biarkan Alloh SWT Yang Maha Kaya yang menentukannya.

Bersyukur ketika diberi, bersabar ketika diuji dn kehilangan..

Gunakan bisnis atau dagang dengan kesadaran murni, pasti metode bisnis daganganmu sama seperti metode Rosulluloh..

Selamat berikhtiar karena Allah.. Lillahitangala
Dan niatkan jualan untuk ibadah kepada Allah...
InsyaAllah Allah akan memudahkan..
Bismillah... La khaula walaa quwwata illa billahil aliyyil Adziiimm....

By. Nka

Kesadaran tidak pernah memaksa

Kesadaran tidak pernah memaksa, mendoktrin ataupun menghipnosis orang untuk sadar, kesadaran hanya memberikan pemahaman, referensi dan bahan supaya biar sadar.
Kalau kesadaran dianggap memaksakan kebenaran diri sendiri kepada orang lain itu salah kaprah
memberikan pengetahuan ataupun informasi tentang kesadaran itu derajatnya biar paham bukan memaksa tapi biar sadar.

Mau sadar apa gak itu hak orang masing-masing.
Karena kesadaran itu untuk diperjalankan serta orang sadar pasti orang yg dikehendaki-Nya.

By. NKA

Pure consciunes secara daim

Orang yg sudah pure consciunes secara Daim maka dia akan mendapatkan kebenaran dari bahan atau referensi dari siapapun, karena di dalam dirinya sudah punya Al Qur'an qodim.
Jadi dia bisa mendapatkan kebenaran atau referensi dari Agama lain, suku lain, negara lain, orang lain dsbnya selama kebenaran itu tidak bertentangan dengan Al Qur'an qodim yg ada di dalam diri jg dengan kemurniannya Sebagai manusia seutuhnya.
Karena orang pure consciunes pasti Universal, pasti seperti matahari yg menerangi.
Seperti contohnya Gus Dur, Cak Nun, Habib Luthfi, Bunda Teresa, Mahatma Gandhi, Dalai Lama....

By. Nka

Hidup itu sejatinya tanpa teori2

Hidup itu sebenarnya tanpa teori2(doktrin2, dogma2, hypnosis yg menjajah, aturan2, tehnik2), teori2 derajatnya cuman menjelaskan.
Itulah pure consciunes alias Kesadaran murni alias ketahuidan.

Kalau dengan teori2 udah bukan kesadaran murni alias ketahuidan.

Manusia yg tanpa teori2 pasti manusia yang murni dan manusia seutuhnya.
Serta Pasti Kholifah sejati.

By. Nka

Melumpuhkan penjahat karena kesadaran


Seorang Sniper/Penembak Jitu yang ber-KESADARAN murni sedang bertugas memantau potensi kerusuhan. Ketika memantau, tidak didapati adanya kerusuhan.. Suatu ketika ia mendapati dari teropong senapannya bahwa ada perampok yang merampas tas seorang ibu, lalu dengan kejamnya ia hendak membacok ibu itu di sebuah lorong yang sepi. Secara hukum, perampokan adalah tindakan yang harus diadili di pengadilan..
Sniper yang tahu kejadian itu, dari kesadarannya muncul kehendak untuk menyelamatkan ibu itu dari perampok yang mengancam nyawa si ibu.
Lalu seketika sniper itu menembak kepala perampok itu dan perampok itu mati tersungkur di tanah.
Tindakan sniper ini bukan Kesadarannya turun..
Ia bertindak karena kehendak murninya menggerakkan untuk menyelamatkan ibu itu shg langkah yang ditempuhnya adalah menghentikan tindakan perampok yang hendak melukai ibu itu dengan cara membunuhnya terlebih dahulu.
Ini adalah realisasi kesadaran murni yang nyata meskipun sifatnya membunuh tanpa proses peradilan.
Dalam situasi tadi, tidak ada pilihan bagi Sniper untuk menyelamatkan ibu itu selain dengan menembak perampok tadi.
Adapun pilihan bahwa sniper itu bisa menembak untuk sekedar melumpuhkan atau ia membutuhnya seketika, itu adalah suatu pilihan yang tidak bisa dipertanyakan secara bahasan hukum. Itu sudah menjadi kuasa dari sniper tadi yang diberikan pengetahuan akan kejadian perampokan tersebut untuk disikapi. Maka tindakan apakah melumpuhkan ataupun membunuh adalah sama2 benar...

Mengangkat pedang

Mengangkat pedang itu tidak selalu dimaknai jatuh kesadarannya.

Sebagaimana Nabi Muhammad SAW mengangkat pedangnya karena dizolimi orang2 yg pengen menghentikan ajaran Kesadaran untuk membuat orang sadar dari kegelapan dan jahiliah, jadi Rosulluloh bukan ingin memerangi ataupun menguasai suatu daerah ataupun pengen menyebarkan ajarannya dengan memaksa orang atupun melakukan terorisme, beliau hanya bertahan dan melindungi dari orang2 yg dzolim yg ingin menghentikan ajaran Islam.

Jg seperti Arjuna mengangkat panahnya karena memang diwajibkan memerangi ketertutupan akan kesadaran..
Krishna membasmi kemelencengan waktu itu bukanlah kesadarannya turun, Namun itu justru karena kesadaran murninya..

Meditasi

Meditasi itu bukan untuk jadi sakti.
Meditasi bukan kosong atau suwung itu hanya istilah karena selama manusia sadar pikiran akan selalu meloncat2 kesana kemari kecuali keadaan tidak sadar seperti tidur, koma, dan mabuk.
Meditasi adalah suatu tehnik atau cara atau metode seorang manusia untuk menguasai perangkat nya yg super canggih yg disebut pikiran dengan cara pikiran di fokuskan atau di kunci pada satu titik misalnya nafas atupun zikir, sehingga manusia dapat mengontrol pikiran nya dan masuk kondisi super sadar, memasuki kondisi mindfulnes sampai kondisi Transendental.
Sehingga dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu super sadar sehingga sholat khusyuk, makan khusyuk, minum khusyuk, bekerja khusyuk, ber-aktifitas khusyuk dsbnya.

Meditasi juga tehnik2 melepaskan kemelekatan.
Meditasi juga cara untuk menjadi manusia seutuhnya.

By. Nka

KEJENIUSAN

Kejeniusan

"didalam otak manusia terdapat milyaran sel, kalau orang biasa otaknya hanya berfungsi sekian persen saja. Tapi Kanjeng Nabi Muhammad SAW Sel-sel otaknya berfungsi semua, sehingga beliau mampu melihat kebelakang tanpa menolehkan pandangannya itulah salah satu kemuliaan yang diberikan kekasih-Nya"

Semua Nabi dan Rosul itu jenius..
Malah di atas jenius, Akhirnya disebut ma'shum.
Ketika seseorang mengikuti Kesadarannya secara murni, ia menempuh jalan yg lurus..
Ia telah ber-Agama yg lurus itu sendiri.
Ia menjadi benar kesadarannya, akhirnya menjadi benar pemikiran, perkataan, perbuatan, dan tingkah lakunya.

Semakin lama seseorang ber-kesadaran dan memegang teguh Jati Diri Manusi sejati, maka semakin bertumbuh mulia dan suci dirinya.
Berliannya semakin muncul dan perform mengkilat menghasilkan kilauan2 yg mulia.

Semua Rosul dan Nabi adalah spritual sejati yang ber-kesadaran luar biasa tingginya.
Yang pasti meninggikan adab daripada ilmu.
Karena adab adalah implementasi dari ilmu, jg menunjukkan ketinggian Kesadarannya.

By. NKA

JUAL BELI DENGAN TUHAN

Jual beli dengan Tuhan

Dulu aku waktu kecil suka jual beli dengan Tuhan, aku jual puasaku, sholat ku, ibadahku, sedekah ku dan sebagainya dengan pahala, surga dsbnya.
Beranjak dewasa aku merenung "mosok Tuhan disamakan jual beli di pasar ataupun barter"
Setelah aku merenung aku rubah semua doktrin2 dan hipnotis tentang agama dan Tuhan, aku rubah doktrin2 dan hypnosis itu dengan kesadaran murni sehingga semua ibadah ku didasarkan karena pengabdian dan cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa istilah orang Jawa Lillahitangla. Iklas tulus tanpa syarat atau doktrin2 berupa pahala, surga dsbnya.

Sebenarnya Agama adalah syarat untuk ber-KESADARAN MURNI sehingga tidak jaminan orang beragama atau sekolah tinggi jadi orang baik kita lihat banyak kejahatan berkedok agama.

By. NKA

TUHAN kok dijadikan lahan bisnis

TUHAN KOK DIJADIKAN LAHAN BISNIS

Ibadah mu, sholat mu, puasa mu, sedekah mu, infakmu, perbuatan baikmu, menolong mu dsbny adalah bukan untuk Tuhan, bukan untuk pengen masuk surga, hidup enak, rezeki balik berkali-kali lipat, takut neraka, takut siksa kubur, takut mati, takut dosa...dsbnya..
Tapi semua untuk dirimu sendiri, bukan untuk  Tuhan.
Tuhan gak butuh itu semua, tapi yang butuh itu manusia, untuk kebaikan manusia.
"Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepadaku" (QS. adz-Dzaariyaat : 56),"
pada dasarnya Tuhan tidak membutuhkan semua ibadah manusia.
Bahkan semisal seluruh makhluk di dunia ini tidak ada yang beribadah, Allah tidak sedikitpun merasa rugi.
Tuhan tidak membutuhkan amal ibadah kita. Tuhan memang memerintahkan kita untuk menyembah-Nya, namun bukan karena Ia butuh untuk disembah.
Allah berfirman:
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (saja). Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh” (QS. Adz Dzariat: 56-58)

Kita beribadah atau tidak, kita melakukan amal kebaikan atau tidak, kita taat atau ingkar, kita maksiat atau tidak, sama sekali tidak berpengaruh pada keagungan dan kebesaran Tuhan.

Andai seluruh manusia beriman dan bertaqwa, keagungan Tuhan tetap pada kesempurnaan-Nya.
Andai semua manusia kafir dan ingkar kepada Tuhan, sama sekali tidak mengurangi kekuasaan-Nya. Dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman:
“Wahai hamba-Ku, andai seluruh manusia dan jin dari yang paling awal sampai yang paling akhir, seluruhnya menjadi orang yang paling bertaqwa, hal itu sedikitpun tidak menambah kekuasaan-Ku. Wahai hamba-Ku, andai seluruh manusia dan jin dari yang paling awal sampai yang paling akhir, seluruhnya menjadi orang yang paling bermaksiat, hal itu sedikitpun tidak mengurangi kekuasaan-Ku” (HR. Muslim, no.2577)

Demikianlah, Allah Ta’ala tidak butuh terhadap ibadah kita. Lalu untuk apa kita berlelah-lelah, menghabiskan banyak waktu untuk beramal dan beribadah? Karena kita yang butuh untuk itu. Allah Ta’ala berfirman:
“Jika kamu berbuat baik, kebaikan itu bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri” (QS. Al Isra: 7)
surat Al isra ayat 7 memuat sunattatuloh alias hukum kausalitas (sebab-akibat, aksi-reaksi, tebar-tuai, karma).

By. NKA

Ilmu sejati pasti tidak ada sanadnya

ILMU SEJATI PASTI TIDAK ADA SANADNYA, SALAH SATUNYA ILMU DIAM,
Eh tapi yg diam gimana dulu???...
Kalau diam terus ya kejahatan merajalela...
"Seng waras ngalah terus ya wong2 gemblong berkuasa".

Banyak ILMU yang ada di alam ini.
Dari ilmu yang biasa sampai ilmu yang paling mulia,
Ada ilmu yang paling tinggi, ada ilmu yang paling utama,
Ada ilmu induk dari segala ilmu dan sebagainya.

Lalu Ilmu apakah yang paling tinggi itu...???

Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam:
"Ya Rasulullah, ilmu apakah yang paling tinggi itu...?"

Rasulullah hanya "DIAM"

"DIAM" bukan berarti "TIDAK BICARA"
Tetapi tidak banyak bicara, tidak banyak mengeluh, tidak membuka aib, tidak pamer (riya), tidak sombong, tidak berdebat dan sebagainya...

Ilmu "DIAM" adalah sebuah ilmu yang tidak ada gurunya, tidak ada sanadnya, tidak ada muridnya, tidak ada sekolahnya, tidak ada kitabnya, tidak diajarkan dimanapun.

Dalam DIAM itu tidak ada yang mengetahui kecuali orang yang bersangkutan dengan Tuhannya.

DIAM tetapi tetap terus memperhatikan,
DIAM tetapi terus bergerak (ikhtiar),
DIAM tetapi terus berdoa (berzikir),
DIAM tetapi tetap terus menebar manfaat.

Seperti matahari yang diam tetapi terus bersinar.
Seperti padi yang diam tetapi tetap terus tumbuh.
Seperti tanah yang diam tetapi di dalamnya menyimpan banyak manfaat.
Atau seperti dirimu yang dulu selalu diam ketika di dalam RAHIM ibumu, walau tak nampak, tak bicara, tetapi keberadaanmu membawa berjuta harapan dan kebahagiaan.

🧘🧘🧘
#topo_ngrame
#ber_aktifitas_tapi_selalu_meditatif

By. NKA

Selasa, 09 April 2019

MELAMPAUI INDIVIDU dan KELOMPOK

MELAMPAUI INDIVIDU DAN KELOMPOK

Ketika seseorang menolak kesempatan berbuat baik, dan itu terjadi berulang kali, maka itu menunjukkan bhw ia tidak berkesadaran murni. Egonya yg menaungi kesadarannya.

Maka utk menegakkan kesadaran murni, lampaui semua kelompok yg ada ke dalam kerjasama yg lebih besar. Lampaui institusi2 kelompok menjadi di bawah persatuan yg lebih besar..

Bahkan lampaui nasionalisme menjadi di bawah kerjasama internasional utk kebaikan2..
Intinya, hingga kelompok tidak pernah menjadi yg paling tinggi.. Apalagi individu atau perseorangan.. Yang paling tinggi hanyalah persatuan dlm kebaikan di muka bumi ini.

Kesadaran murni itu kesadaran universal.. Bukan kesadaran individual, bukan pula kesadaran kolektif. Maka behaviornya juga pasti universal. Jika tidak, maka itu bukan kesadaran murni..
Penegakan kebaikan universal atas kebaikan2 kelompok memang sering diprasangkai sbg sebuah hal yg negatif, akibat iri dengki, dsb..

Ketahuilah, bhw menegakkan kebaikan universal di atas kebaikan2 kelompok itu adalah prioritas utama bagi setiap orang baik..
Dan yg menolaknya berarti menunjukkan kapasitasnya memang gagal utk menuju kebaikan universal (belum berkesadaran murni).
Jika demikian, maka itu artinya blm mampu Pure Being..
Belum mampu menyadari dan selaras dg Nur Muhammad..

Mencari panutan

MENCARI PANUTAN

Skrg ini banyak nasehat untuk berhati2 memilih panutan.
Saya memberitahukan bhw panutan itu tidak dipilih tapi ditemukan dg kesadaran hingga terdapati panutan sejati, yaitu Yang Maha Benar (Al Haq)..

Dan ini semua orang bisa mendapatinya..
Siapa yg mendapatinya maka pasti ia berada pada realitas kebenaran yg nyata dan tidak ada keraguan ataupun kebingungan sedikitpun..

Bahkan bisa tercerahi dg pengetahuan tentang pola realita apa saja yg menjadikan orang banyak masih pada bingung..

Maka panutan itu bukan untuk dicari dan diyakini, tapi utk didapati dg pembuktian2 akan keberadaannya..

Kutoarjo

Desa Tursino Kutoarjo di dalam kanccah perang jawa juga tercatat di Babad Kedungkebo Pupuh XXIX Dhandanggula bait syair nomor 23-56 karya Ngabehi Reksodiwiryo alias Kyai Adipati Tjokrojoyo alias R.A.A. Tjokronegoro I Bupati Pertama Purworejo

  Di Dalam Babad Kedungkebo Pupuh XXIX Dhandanggula bait syair nomor 23-56 karya Ngabehi Reksodiwiryo alias Kyai Adipati Tjokrojoyo alias R....

Kutoarjo