Powered By Blogger

Rabu, 28 Oktober 2020

Mengenang Perjuangan Tentara Pelajar di desa wareng kecamatan Butuh Jawa Tengah dan Gugurnya anggota tentara pelajar dan dua warga desa wareng dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia

Tentara Pelajar Sie II Kie III Det III Brigade 17 yang berkedudukan di Desa Wareng kecamatan Butuh memiliki Pos Tentara Pelajar di desa Tlogo kecamatan Prembun yang berjumlah 22 Personil, personil Tentara Pelajar di Desa Tlogo kecamatan Prembun berasal dari Sie 336, Kie 330 Tentara Pelajar Prembun yang kemudian bergabung dengan Sie II yang dipimpin Sumardi di desa wareng kecamatan Butuh. Pos Tentara Pelajar di Prembun dipimpin oleh Suwignyo, dan pos terdepan nya berada di Bonorowo yang kurang lebih 2 KM dari Prembun adapun tugas nya membantu Pasukan K.O.D.M. (Komando Distrik Militer) mengamankan Jalur Selatan dengan cara Mengganggu Pasukan Belanda di Prembun dengan membuat pamflet-pamflet dan pencegatan terhadap patroli Belanda yang ke selatan.

Pada hari Rabu tanggal 6 April 1949 sekitar jam 4. 30 WIB Pagi pos Tentara Pelajar di Desa Bonorowo digerebek Belanda dan tertangkap 2 orang anggota tentara Pelajar yaitu : Darwono dan,Sukowardoyo lainnya seperti Sutarman dan Abdul Majid berhasil meloloskan diri, lalu Sutarman dan Abdul Majid menggabungkan diri ke Sie II Kie III Det III Brigade 17 di Desa Wareng kecamatan Butuh, serta nantinya kedua orang tersebut Gugur saat serangan Belanda ke Desa Wareng hari Selasa tanggal 19 April 1949. 

Sedangkan Darwono dan Sukowardoyo oleh satuan Regu Anjing NICA ( orang pribumi Indonesia yang berkhianat menjadi tentara Belanda) di bawa ke Sungai Gebang yang pada waktu itu banjir pada hari Sabtu tanggal 9 April 1949 dengan tangan di ikat ke belakang dan dipukuli dengan Popor bedil dan bayonet lalu ditembak mati, jenazahnya dihanyutkan ke dalam sungai yang banjir serta jasadnya tidak bisa ditemukan.

Sesuai keputusan Rapat staf Kie II Det III bulan April 1949 di desa mlaran gebang untuk membentuk Sie Mobil guna melakukan penghadangan-penghadangan di daerah Gombong Dan sumpyuh, serta menetapkan sie II sebagai intinya. Maka komandan kie Wijono dan wakompi/Kastaf Imam pratignyo berangkat ke sumpyuh dikawal oleh Sudiharjo sumo. Berangkat hari Senin tanggal 18 April 1949, Sebelum berangkat mengambil bom tarik (trekbom) di Rumah Harjadi di Desa Ketawang, Kecamatan Grabag kemudian meneruskan perjalanan ke sumpyuh, akan tetapi karena kemalaman di jalan maka rombongan mampir bermalam di Desa Wareng kecamatan Butuh.

Komandan Markas Tentara Pelajar Sie II Kie III Det III Brigade 17 di Desa Wareng pada waktu itu bernama Roesnadi melaporkan bahwa pasukan tentara pelajar Sie II dipimpin Komandannya Sumardi telah berangkat pagi hari Senin 18 April 1949 ke Sumpyuh.

Komandan Kie Wijono, Wakompi Imam Pratignyo, dan Sudiharjo dipersilahkan menginap di kelurahan setelah di jamu makam oleh pak lurah Desa Wareng bapak Fannani dan istrinya kemudian mereka berempat bermain bridge hingga larut malam sekitar jam 1.00, akhirnya tamunya tidak tahan menahan kantuk dan merebahkan diri di bale-bale. Rusnadi pamit pulang ke markas Sie II Kie III Det III Brigade 17 di rumah pak Carik Desa wareng yang bernama Karmin Somomihardjo, Karena Roesnadi merasa bertanggung jawab mengenai Peluru-peluru dan Bom yang dibawa rombongan tamunya.

Pagi harinya Selasa tanggal 19 April 1949 sekitar jam 4. 30 Pagi terjadi penggerebekan pasukan Belanda bersama anjing NICA nya di Desa Wareng dengan kekuatan kurang lebih satu kompi, lalu mereka menggeledah rumah-rumah penduduk yang dijadikan Markas sie II Kie III Det III Brigade 17, Komandan Sie II Kie III Det III Brigade 17 Rusnadi tertangkap dan diikat tangganya lalu dipukuli dengan popor bedil dan dipaksa dengan ancaman Bayonet untuk menunjukkan rumah-rumah penduduk yang menjadi markas Tentara Pelajar.

Berkat jiwa Kepahlawanan dan Patriotisme juga Kesetiakawanan Komandan Sie II Kie III Det III Brigade 17 Roesnadi tidak mau berkhianat dengan menundukkan diri lalu dilewati saja rumah pak lurah desa wareng yang bernama pak Fannani dimana komandan kompi dan Kastaf masih tertidur pulas sekalipun mulut Roesnadi dirobek bayonet, Rusnadi tetap diam seribu bahasa supaya kawan-kawannya dan pak lurah selamat. 
Jiwa Mulia Roesnadi patut di jadikan Suritauladan bagi Generasi muda serta patut diapresiasi oleh Bangsa dan Negara Republik Indonesia.
Anggota tentara pelajar lainnya yang tertangkap adalah Soeparto, Soetarman, dan Abdul Majid.
Soetarman berasal dari pos Tentara Pelajar di Tlogo Prembun yang lolos dalam penggerebekan Belanda di pos bonorowo akhirnya gugur di desa wareng, Sungkono yang kebetulan mandi di pagi buta melihat belanda sempat meloloskan diri dalam keadaan bugil, Martono yang tertangkap tentara Belanda selamat dengan menendang dada anjing NICA yang menawannya kemudian berlari secara zig zag di ikuti berondongan senapan tentara Belanda.

Dengan terdengarnya bunyi senapan maka rombongan tamu yang berada di kelurahan wareng kediaman Pak Lurah Fannani yaitu Wijono, Imam Pratignyo, dan Sudiharjo terbangun dengan respon cepat langsung mengambil senapan terus keluar rumah dan oleh penduduk desa diberi tahu bahwa desa wareng digerebek Belanda lalu dengan waspada dan siaga penuh ketiga orang itu mendekati arah suara senapan setelah sampai di sluis wareng lalu mereka diberi tahu warga bahwa belanda telah pergi ke arah timur dengan membawa tawanan yaitu :

1. Roesnadi
2. Suparto
3. Sutarman, 
4. Abdul Majid, 
5. Carik desa wareng Karmin somomihardjo, dan 
6. Bayan desa wareng yang bernama Wagirun mangundihardjo. 

Mereka ber-enam telah dibawa Tentara Belanda ke Kutoarjo tetapi ditengah jalan di Desa Pringgoawijayan ke-6 orang itu ditembak mati jenazahnya di bawa oleh Penduduk Desa Wareng dan dimakamkan di desa wareng, lalu kerangka jenazah mereka dikumpulkan dan dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Mini yang di bangun oleh Paguyuban Bekas Tentara Pelajar Kedu.

Foto. Taman Makam Pahlawan Mini di Desa Wareng kecamatan Butuh kabupaten Purworejo.

Gerebekan Belanda ke Desa Wareng adalah balas dendam Belanda kepada Sie II Tentara Pelajar yang melakukan penghadangan di Desa Grantung Bayan dan menewaskan orang-orang penting Belanda.

By. Ndandung Kumolo Adi

Sumber Referensi :

1. Buku Sejarah Perjuangan Tentara Pelajar Sie II Kie III Det III Brigade 17 yang diterbitkan oleh Yayasan Bhakti Tentara Pelajar Kedu Jakarta.

2. Wiwoho, Sejarah Tentara Pelajar di Kedu Selatan, transkripsi 1986.

3. Subarno, pertempuran dan peristiwa yang dialami Tentara Pelajar di Purworejo dan sekitarnya transskiripsi 1987.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kutoarjo

Desa Tursino Kutoarjo di dalam kanccah perang jawa juga tercatat di Babad Kedungkebo Pupuh XXIX Dhandanggula bait syair nomor 23-56 karya Ngabehi Reksodiwiryo alias Kyai Adipati Tjokrojoyo alias R.A.A. Tjokronegoro I Bupati Pertama Purworejo

  Di Dalam Babad Kedungkebo Pupuh XXIX Dhandanggula bait syair nomor 23-56 karya Ngabehi Reksodiwiryo alias Kyai Adipati Tjokrojoyo alias R....

Kutoarjo