Powered By Blogger

Jumat, 05 Juni 2020

MEMURNIKAN NIAT

MEMURNIKAN NIAT


Banyak di kehidupan ini seseorang manusia yang niatnya sudah tidak murni lagi penuh nafsu, ego, keserakahan, pamrih, dan ambisius juga kepentingan pribadi.
Misalnya niat untuk menikah, niat untuk bekerja, niat sedekah, niat berpolitik, niat magang lurah/Bupati/DPR/gubernur, niat menolong orang lain, niat dalam kegiatan ritual keagamaan misalnya puasa, zikir, sholat, infak, dan sebagainya.

Hanya satu yang bisa saya lihat yaitu seorang orang tua yang menafkahi dan menghidupi anak istrinya yang rata-rata niatnya tulus dan ikhlas tanpa syarat tapi dalam perjalanan menafkahi  anak istrinya kadang banyak juga mendapatkan uang secara tidak halal misalnya korupsi, culas, mencuri dan sebagainya sekalipun kelihatannya niatnya murni untuk menafkahi dan menghidupi anak istrinya. Kelihatan secara kasat mata memang niatnya murni ibadah tapi sebetulnya bisa jadi niatnya tidak murni karena mendapatkan uang dengan secara tidak sah dan halal, hualohualam bisawab.

Lebih-lebih niat menikah kalau niat menikah hanya dilandasi nafsu, keserakahan, kesenangan belaka tanpa diniati ibadah maka jadinya akan kacau.
Rasullullah SAW pernah bersabda bahwa "menikah itu untuk menyempurnakan setengah agama". Karena dengan menikah orang yang berpikir dengan akal sehat akan mudah mendapatkan hidayah, Inayah, juga pencerahan.

Menikah adalah tahapan hidup yang baru dengan lebih banyak tanggung jawab, ujian-ujian, cobaan-cobaan dan segala konsekuensinya.
Kehidupan setelah menikah akan 360 derajat berubah, yang awalnya semaunya sendiri, pengen menang sendiri, egois, setelah menikah kita harus melibatkan pasangan terutama dalam pengambilan keputusan.
Kita tidak bisa memastikan bahwa kondisi keuangan suami akan selamanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga.
Kita juga tak dapat memastikan pasangan kita awal kita kenal romantis dan baik akan selamanya romantis dan baik seperti saat awal kita mengenalnya. Kita juga tak dapat memastikan nanti tak akan ada keluhan saat merawat anak dengan segala dinamikanya.

Dinamika rumah tangga sungguh lebih kompleks dan rumit bagaikan kapal ditengah badai dengan ombak setinggi pohon kelapa, di dalam rumah tangga ada dua kepala yang akan tinggal satu atap serta dua keluarga, Keduanya membawa masa lalu masing-masing, membawa karakter, dan pola pikir alias mindset juga kebiasaan hidup yang berbeda-beda.

Rumit??... Atau menjadi takut untuk menikah karena membaca tulisan ini?...
Saya sebenarnya tidak bermaksud menakuti dan menikah memang tidak semenakutkan itu selagi kita dan pasangan sudah sama-sama siap lahir batin dengan niat ibadah.
Dan pernikahan itu sakral broww...
Dalam pernikahan tentu saja ada bahagia, suka dan duka tidak melulu prihatin atau menyedihkan.

Namun lupakan jika keinginan menikah hanya sebagai sebuah nafsu, pelampiasan karena telah menyerah dengan beban-beban kehidupan yang melelahkan dan menguras emosi.
Menikahlah untuk ibadah.

Dan termasuk tulisan-tulisan ku ini apakah sudah murni ibadah atau hanya sekedar pencitraan, sok bijak, sok suci, sok sejarawan, sok pinter, iseng-iseng, dan sebagainya terserah anda yang menilai...

Yang pasti niatku hanya aku dan Tuhan yang tahu. Serta yang berhak menilai adalah Tuhan

Ayo kita murnikan niat untuk ibadah kepada Allah SWT.

Nka
Selamat Siang..
02 Juni 2020 pukul 12. 36 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kutoarjo

Desa Tursino Kutoarjo di dalam kanccah perang jawa juga tercatat di Babad Kedungkebo Pupuh XXIX Dhandanggula bait syair nomor 23-56 karya Ngabehi Reksodiwiryo alias Kyai Adipati Tjokrojoyo alias R.A.A. Tjokronegoro I Bupati Pertama Purworejo

  Di Dalam Babad Kedungkebo Pupuh XXIX Dhandanggula bait syair nomor 23-56 karya Ngabehi Reksodiwiryo alias Kyai Adipati Tjokrojoyo alias R....

Kutoarjo