Powered By Blogger

Minggu, 26 Maret 2023

GAYA KERAJAAN ISLAM TERBESAR DAN TERKUAT DI DUNIA YAITU TURKI UTSMANI MEMPENGARUHI BUDAYA, POLITIK, KASUSTRAAN, DAN PEMBERONTAKAN DI NUSANTARA KHUSUSNYA JAWA

 


GAYA KERAJAAN ISLAM TERBESAR DAN TERKUAT DI DUNIA YAITU TURKI UTSMANI MEMPENGARUHI BUDAYA, POLITIK, KASUSTRAAN, DAN PEMBERONTAKAN DI NUSANTARA KHUSUSNYA JAWA

Jawa telah lama menyadur cerita tentang Kekaisaran Ottoman/Kesultanan Ottoman/Kesultanan Turki/Kekaisaran Utsmaniyah atau Turki Utsmani adalah kekaisaran lintas benua yang didirikan oleh suku-suku Turki di bawah pimpinan Osman Bey di barat laut Anatolia pada tahun 1299. Setelah tahun 1354, Utsmaniyah melintasi Eropa dan memulai penaklukkan Balkan, mengubah negara Utsmaniyah yang hanya berupa kadipaten kecil menjadi negara lintas benua. Utsmani mengakhiri riwayat Kekaisaran Romawi Timur seiring penaklukan Konstantinopel oleh Mehmed II tahun 1453.
Kekaisaran Ottoman atau Turki Utsmani di Jawa terkenal disebut dengan negeri Ngerum/Rum/Turki dalam kesusastraannya.
Kisah-kisah di dalamnya banyak menceritakan tentang kehebatan tokoh dan penguasa dari negeri Turki Utsmaniyah itu. Sebut saja cerita Wayang Menak Amir Hamza dengan tokoh Umar Moyo dan Umar Mahdi, dongeng Aji Saka, atau ramalan-ramalan Jayabaya yang menuturkan Sultan Turki Utsmaniyah akan menata pemukiman dan peradaban Jawa.
Bahkan, Serat Centini yang ditulis pada 1813 buku ke IV menyebutkan bahwa Tanah Jawa akan dibebaskan seorang keturunan Erucokro (Ratu Adil) dari Rum/Turki.
Kerajaan-Kerajaan di Jawa juga menginginkan legitimasi kekuasaannya juga penobatan Raja dari Sultan Turki Utsmani, makanya banyak simbol-simbol Turki Utsmani di Kerajaan-Kerajaan Jawa.

Kisah-kisah dalam kesusastraan jawa juga mengilhami beberapa pemberontakan di Jawa, dengan menggunakan simbol-simbol Utsmaniyah sebagai basis legitimasinya.
Pangeran Diponegoro bukan satu-satunya tokoh perlawanan Jawa yang menggunakan simbol dan identitas Utsmaniyah, bahkan nama “Pengeran Diponegoro” dan sebutan “Erucokro” yang disandangnya pun sudah pernah digunakan oleh tokoh perlawanan Jawa pada abad sebelumnya.

pada januari 1817, apa yang disebut peristiwa syekh rahman alias umar mahdi terjadi di bagelen timur, dinamakan menurut panggilan seorang penduduk daerah kekuasaan yogya di desa sambiroto, kabupaten nanggulan, kulon progo (Dumont 1931 : 321),
orang ini syekh rahman menyandang gelar Raden Mas Umar Mahdi dan mencanangkan dirinya sebagai Ratu Adil mendatang. ia menarik perhatian para penguasa yogya tatkala mengundang ke suatu pertemuan sekitar lima puluh pengikutnya, termasuk empat orang perempuan, lengkap bersenjatakan tombak, pedang pendek, dan keris. pertemuan itu agaknya diadakan di desa Sneppo (Senepo) dekat Tanggung di Kabupaten Semawung (di Tahun 1831 senepo tepat sebelah barat kabupaten Purworejo, purworejo baru ada di tahun 1831) pada 2 Januari 1817. semua yang hadir dilaporkan menggunakan jubah putih dan sorban aneka warna (Sumber : Dj.Br. 60, D.W. Pinket van Haak (Yogyakarta) kepada H.G. Nahuys van Burgst (Semarang), 9-1-1817; UBL, BPL 616 Port. 5 pt. 7, D.W. Pinket van Haak (yogyakarta) kepala komisaris jenderal (Batavia), 10-1-1817, termasuk terjemahan laporan bahasa jawa oleh ibnu iman, pejabat agama (pengulu) untuk seorang bupati daerah kekuasaaan yogya yaitu Kabupaten Tanggung, Mas Ngabehi Sumotirto pada 11 Sapar, Be, 1744 J (31-12-1816), Yang diterjemahkan oleh J.W. Winter. ada juga referensi/rujukan pendek pada peristiwa ini dalam "Tijdschrift van Nederlandsch Indie 23 (1861): 298. Senepo juga disebut "Sneppo" dalam laporan ini yang sesui dengan peta perang jawa yang dibuat oleh Mayor Stuarts menantu jenderal de Kock yang di dalam peta tertulis "Sneppo").

sebelum pertemuan sang umar mahdi telah menulis surat kepada seorang pejabat Kawedanan di Tanggung, suatu daerah kekuasaan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (Sumber  : Karanganjar 1931 :6). yang meminta dia mendirikan tempat penginapan dan tempat pertemuan atau Paseban. Umar mahdi memanggil hatinya dengan gelar "Tumenggung", mahdi meminta pejabat tersebut menghadiri pertemuan dengan membawa serta sebanyak mungkin pengikutnya, yang semuanya menunggang kuda (Sumber : AN. Geheim Besluit van den Commissarissen General, 21-1-1817 no. 1, Umar Mahdi(Sambiroto) kepada Mas Tumenggung (sic) Sumotirto (Tanggung), t.t (31-12-1816). Menurut karanganjar 1931:6, ada empat pejabat kasultanan ngayogyakarta Hadiningrat di bagelen timur sebelum perang jawa yang diberi hak menggunakan gelar tumnenggung ada empat dan sumotirto tidak termasuk diantara mereka, mereka adalah : 1. Raden Tumenggung Sawonggaling sebagai Bupati Kabupaten Semawung  dengan luas 8.000 cacah, 2.Raden Tumenggung Tirtonegoro bupati kabupaten Tanggung, dengan luas 6.000 cacah, dan 3. para bupati batusapi dan bapangan (masing-masing 3.000 cacah, 4. selain itu ada daerah kekuasaan kasunanan surakarta hadiningrat yaitu kabupaten kutowinangun dengan bupatinya Raden Tumenggung Arung Binang (paduka tombak merah) dengan luas wilayah 6.000 cacah).

Menurut karanganjar 1931:6, ada empat pejabat Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat di Bagelen timur sebelum perang jawa yang diberi hak menggunakan gelar Tumenggung dan sumotirto tidak termasuk diantara mereka, mereka adalah :

Raden Tumenggung Sawonggaling sebagai Bupati Kabupaten Semawung  dengan luas 8.000 cacah,
Raden Tumenggung Tirtonegoro Bupati kabupaten Tanggung, dengan luas 6.000 cacah,
Bupati batusapi luas 3.000 cacah dan,
Bapangan luas 3.000 cacah.  selain itu ada daerah kekuasaan Kasunanan Surakarta Hadiningrat yaitu Kabupaten Kutowinangun dengan bupatinya Raden Tumenggung Arung Binang (paduka tombak merah) dengan luas wilayah 6.000 cacah.
sepuluh panji putih, yang dirujuk dalam laporan itu sebagai umbul-umbul dikibarkan di masjid setempat. lalu sang Umar mahdi/ Syekh rahman menyatakan kepada  para pendukungnya bahwa Raden Tumenggung Sawunggaling Bupati Semawung diminta untuk melepaskan Jabatannya sebagai Bupati.

hari penetapan  Syech Rahman menjadi umar mahdi ada dalam kalender jawa 18 sapar 1744 J (Kamis, 9 Januari 1817) ditetapkan tatkala ia menyatakan diri sebagai Ratu Adil dan semua penduduk bagelen baik jawa maupun tionghoa akan ditundukkan (Sumber : UBL., BPL, 616 Port. 5 pt. 7, Mas Ngabehi Sumotirto(tanggung) kepada Mas Ngabehi Kertorejo(Surakarta), t.t, (? januari 1817); Dj. Br, 40, J.D. Kruseman (Yogyakarta) Kepada Secretaris van Staat (Sekneg, Batavia), 9-1-1817).

Namun kemudian suatu laporan Pejabat Asisten-Residen yogyakarta, J.D. Krusemen (menjabat 1816-1817), menyiratkan bahwa umar mahdi mengeluarkan sejumlah perintah menakutkan kepada pengikutnya. perintah-perintah ini dimaksudkan untuk membuat para pengikutnya bergerak menuju pusat pertenunan kampung Tionghoa Jono (sekarang desa jono, kecamatan bayan, kabupaten purworejo) dimana disana terdapat sejumlah penduduk tionghoa yang bekerja sebagai saudagar dan pedagang kain. semua "Tionghoa kaya" jono harus dibunuh.

para pengikut Umar mahdi kemudian harus maju melalui pegunungan menoreh magelang dan dari sana lalu menemui Sultan Hamengkubuwono untuk turun tahta (Sumber : UBL, BPL 616 Port. 5 pt. 11 J.D. Kruseman (Yogyakarta) kepada Secretaris van Staat (Sekneg Batavia), 14-1-1817.)

dalam suatu laporan pribadi yang diserahkan oleh seorang pejabat agama setempat di Tanggung yang telah bertemu Syekh rahman alias Umar mahdi/ratu adil. Umar mahdi digambarkan telah mencanangkan diri sendiri sebagai seorang prajurit Sultan Turki Usmani, yang disebut Sultan Rum (Sumber : UBL, BPL 616 Port. 5 pt. 7, laporan Ibnu Iman (Tanggung), t.t. (? januari 1817) dimana mahdi digambarkan sebagai seorang prajurit Sultan Turki Usmani, tentang pandangan masyarakat jawa terhadap Raja Turki usmani/sultan Rum).

dia mengumumkan bahwa Sultan Turki telah menyuruhnya menjaga sambiroto karena sultan sendiri akan tiba disana didampingi oleh syekh saydina muhammad, syekh rahman waliyullah (alias umar mahdi), dan tiga puluh syekh lain lagi, semua datang dari negeri arab. tujuan sultan itu adalah mengangkat syekh rahman waliyullah (umar mahdi) sebagai Ratu adil penguasa jawa yang baru. yang akan dilakukan pada bulan jawa sapar (22 Desember 1816-20 januari 1817). (Sumber : inilah bulan tatkala "Raja Mekah" diharapkan muncul di jawa pada 1788, Ricklefs 1974a:93.)

Syekh rahman alias umar mahdi akan dibantu oleh seorang diantara wali islam di jawa yaitu Sunan bonang yang akan menjadikan dirinya sendiri sebagai "marsekal tempur" di semarang. seorang lagi pengikut Sultan Usmani yaitu "Umar Moyo" akan bertindak serupa di kedu. dua orang tersebut yaitu syekh rahman dan umar moyo akan bantu menyucikan jawa. pengumuman juga dikirim ke Raja-raja jawa terdahulu yang isinya sebagai berikut :

"perintah dari aku ratu adil kepada tuan haji idris yang mermerintahkan semua haji dibawah kekuasaannya dikumpulkan dan diberitahukan bahwa mereka yang pernah tinggal di mekah harus kembali kesana dan demikian juga dengan mereka yang tinggal di medinah. karena yang emas harus kembali menjadi emas, dan yang perak menjadi perak".(Sumber : AN, Geheim Besluit van den Commissarissen General, 21-1-1817 no. 1 yang disebut Haji Idris tampaknya ialah kepala para haji keraton kasultanan ngayogyakarta hadiningrat  dibawah kekuasaan Sri Sultan Hamengkubuwono II.).

Tidak lama sesudah pertemuan itu, syekh rahman alias Umar Mahdi dipenjarakan bersama 36 pengikutnya. setelah diperiksa oleh pejabat residen yogya, syekh rahman alias umar mahdi dinyatakan tidak bisa bicara Arab hanya bisa berbahasa jawa dengan logat jogja yang kental (Sumber : UBL, BPL 616 Port. 5 pt. 11, J.D. Kruseman (yogyakarta) kepada Secretaris van Staat (sekneg Batavia), 14-1-1817.), semula dijatuhi hukuman mati, keputusan itu kemudian diubah menjadi pengasingan untuk seumur hidup mengingat "Kegilaan-nya". para pengikutnya di hukum cambuk.

pemberontakan di Senepo (Kutoarjo) dan Bagelen Timur yang dipimpin oleh tokoh bernama Raden Umar Mahdi, nama yang sama dengan tokoh dalam cerita Menak Amir Hamza. Umar Mahdi mengaku sebagai calon Ratu Adil (Erucokro) dan seorang prajurit sultan Utsmaniyah. Dia mengaku diperintahkan untuk menjaga Sambiroto, Nanggulan Kulon Progo yang akan digunakan sultan Utsmaniyah untuk menahbiskan dirinya sebagai penguasa Jawa diiringi Syekh Saidina Muhammad, Syekh Rahman Waliyullah (nama Umar Mahdi sendiri), dan tiga puluh syekh lainnya dari negeri Arab. Umar Mahdi juga mengaku akan didampingi oleh seorang wali abad ke-15, yaitu Sunan Bonang dan seorang pengikut sultan Utsmani bernama Umar Moyo, nama yang sama dengan tokoh cerita Menak Amir Hamza.

Dua tahun setelah pemberontakan Umar Mahdi, terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Kiai Sidul Aku, seorang guru agama dari Gresik. Pemberontakan terjadi di Ketonggo Madiun (masuk wilayah Kesultanan Yogyakarta), tempat yang diyakini orang Jawa saat itu sebagai basis Ratu Adil Jawa yang akan membangun kekuasaan. Kemunculan didukung penduduk Japan (Mojokerto), Rowo (Tulung Agung), da Malang.

Kiai Sidul juga menyebut mendapat perintah dari Sultan Utsmani dengan gelar Jenderal dari Atas Angin yang bersemayam di Rum. Penobatan sang Jenderal dari Rum ini rencananya akan dilakukan di Malang dengan target untuk menyerang Surabaya, Bangil, dan Pasuruan demi mengusir orang-orang Eropa dan Tionghoa.

Setelah pemberontakan Umar Mahdi dan Kiai Sidul Aku, ada pemberontakan Kiai Imam Sampurno di Lodaya Srengat Kediri dan tokoh yang menyebut dirinya sebagai Sunan Waliyullah di Madiun. Mereka juga menyebut dirinya sebagai Ratu Adil atau Erucokro Tanah Jawa. Bahkan sebelum pemberontakan para tokoh Jawa abad ke-18 tersebut di atas, terjadi pemberontakan pada 1718-1723 yang dipimpin oleh tokoh bernama Pangeran Diponegoro dari Surakarta yang juga menggunakan gelar “Erucokro.”

Pangeran Diponegoro abad-17 tersebut diceritakan menghilang di Lumajang saat pertempuran dianggap tidak menguntungkan dan dia dikabarkan akan kembali untuk menuntaskan tugasnya sebagai Ratu Adil Tanah Jawa. Ricklefs, seperti dikutip oleh Carey mengatakan bahwa Pangeran Diponegoro tidak menghilang tapi tertangkap pada 1723 dan diasingkan di Tanjung Harapan.

Peristiwa-peristiwa pemberontakan sejak abad ke 17,18, sampai abad 19 di Jawa di atas menunjukkan dua kecenderungan dalam membangun dasar legitimasi :
1) penggunaan nama Utsmaniyah/Ngerum/Rum agar nampak disokong dan di legimitasi oleh imperium kerajaan islam terkuat dunia saat itu; dan
2) penggunaan ideologi Ratu Adil/Erucokro untuk mencitrakan para tokoh utamanya sebagai sang Pembebas Tanah Jawa.

Dari sini kita menjadi tahu mengapa Pangeran Diponegoro, tokoh utama perang Jawa di abad 18 tahun 1825-1830 menahbiskan dirinya sebagai Kanjeng Sultan Abdulkhamid Erucokro. Abdul Hamid adalah nama salah satu khalifah Utsmaniyah yang berkuasa pada 1774-1789. Kita juga tahu, mengapa pemimpin perang Jawa itu memilih nama “Pangeran Diponegoro”, nama yang sudah pernah disandang oleh pemimpin pemberontak Jawa abad ke-17 untuk menggantikan nama sebelumnya “Raden Mas Ontowiryo.”
Pangeran Diponegoro mengetahui nama-nama kesatuan tentara Khilafah Utsmaniyah; Turkio, Bulkio, dll yang kemudian menjadi nama pasukan Jawa melawan Belanda.
-----------------------------------

Sumber :

  • 1. Dumont 1931 : 321
  • 2. dK 158 "Lyst der personen welke zich als muitelingen hebben opgeworpen"(Daftar orang yang bergabung kepada pemberontak) (dengan anotasi H.M. de Kock), Magelang, 12 -1829. selain Diponegoro sendiri dan seorang putranya, daftar itu mencantumkan nama-nama tokoh di pihak Diponegoro yang berlindung di Sambiroto pada beberapa masa selama perang jawa sebagai berikut : Pangeran Joyokusumo (Ngabei) dan putranya Raden Mas Sadikin (Pangeran Menurut karanganjar 1931:6, ada empat pejabat kasultanan ngayogyakarta Hadiningrat di bagelen timur sebelum perang jawa yang diberi hak menggunakan gelar tumnenggung ada empat dan sumotirto tidak termasuk diantara mereka, mereka adalah : 1. Raden Tumenggung Sawonggaling sebagai Bupati Kabupaten Semawung  dengan luas 8.000 cacah, 2.Raden Tumenggung Tirtonegoro bupati kabupaten Tanggung, dengan luas 6.000 cacah, dan 3. para bupati batusapi dan bapangan (masing-masing 3.000 cacah, 4. selain itu ada daerah kekuasaan kasunanan surakarta hadiningrat yaitu kabupaten kutowinangun dengan bupatinya Radeb Tumenggung Arung Binang (paduka tombak merah) dengan luas wilayah 6.000 cacahJoyokusumo II), Pangeran Adinegoro, Pangeran Purboyo, dan Pangeran Suryadi (putra-putra Hamengkubuwono III), Pangeran Notodipuro dan Pangeran Suryodipurp (putra-putra Hamengkubuwono II), Kyai mojo, kyai hasan besari, Haji Badarudin, dan seseorang bernama "Kyai Guru" (mungkin Muhammad pekih ibrahim madyokusumo ataupun Tuan guru loning), juga 14 bupati kekuasaan jogja.).
  • 3. Dj.Br. 60, D.W. Pinket van Haak (Yogyakarta) kepada H.G. Nahuys van Burgst (Semarang), 9-1-1817; UBL, BPL 616 Port. 5 pt. 7, D.W. Pinket van Haak (yogyakarta) kepala komisaris jenderal (Batavia), 10-1-1817, termasuk terjemahan laporan bahasa jawa oleh ibnu iman, pejabat agama (pengulu) untuk seorang bupati daerah kekuasaaan yogya yaitu Kabupaten Tanggung, Mas Ngabehi Sumotirto pada 11 Sapar, Be, 1744 J (31-12-1816), Yang diterjemahkan oleh J.W. Winter pendek pada peristiwa ini dalam "Tijdschrift van Nederlandsch Indie 23 (1861): 298. Senepo juga disebut "Sneppo" dalam laporan ini yang sesui dengan peta perang jawa yang dibuat oleh Mayor Stuarts menantu jenderal de Kock yang di dalam peta tertulis "Sneppo"
  • 4. Karanganjar 1931 :6
  • 5. AN. Geheim Besluit van den Commissarissen General, 21-1-1817 no. 1, Umar Mahdi(Sambiroto) kepada Mas Tumenggung (sic) Sumotirto (Tanggung), t.t (31-12-1816).
  • 6. Menurut karanganjar 1931:6, ada empat pejabat kasultanan ngayogyakarta Hadiningrat di bagelen timur sebelum perang jawa yang diberi hak menggunakan gelar tumnenggung ada empat dan sumotirto tidak termasuk diantara mereka, mereka adalah : 1. Raden Tumenggung Sawonggaling sebagai Bupati Kabupaten Semawung  dengan luas 8.000 cacah, 2.Raden Tumenggung Tirtonegoro bupati kabupaten Tanggung, dengan luas 6.000 cacah, dan 3. para bupati batusapi dan bapangan (masing-masing 3.000 cacah, 4. selain itu ada daerah kekuasaan kasunanan surakarta hadiningrat yaitu kabupaten kutowinangun dengan bupatinya Radeb Tumenggung Arung Binang (paduka tombak merah) dengan luas wilayah 6.000 cacah.
  • 7. UBL., BPL, 616 Port. 5 pt. 7, Mas Ngabehi Sumotirto(tanggung) kepada Mas Ngabehi Kertorejo(Surakarta), t.t, (? januari 1817); Dj. Br, 40, J.D. Kruseman (Yogyakarta) Kepada Secretaris van Staat (Sekneg, Batavia), 9-1-1817).
  • 8. UBL, BPL 616 Port. 5 pt. 7, laporan Ibnu Iman (Tanggung), t.t. (? januari 1817) dimana mahdi digambarkan sebagai seorang prajurit Sultan Turki Usmani, tentang pandangan masyarakat jawa terhadap Raja Turki usmani/sultan Rum.
  • 9. inilah bulan tatkala "Raja Mekah" diharapkan muncul di jawa pada 1788, Ricklefs 1974a:93.).
  • 10. AN, Geheim Besluit van den Commissarissen General, 21-1-1817 no. 1 yang disebut Haji Idris tampaknya ialah kepala para haji keraton kasultanan ngayogyakarta hadiningrat  dibawah kekuasaan Sri Sultan Hamengkubuwono II.
  • 11. UBL, BPL 616 Port. 5 pt. 11, J.D. Kruseman (yogyakarta) kepada Secretaris van Staat (sekneg Batavia), 14-1-1817
  • 12. Peter carey : Kuasa Ramalan. Hlmn. 564, 565, 566, 567.
  • 13. Serat Centini Buku IV.
  • 14. Kerajaan Islam Pertama di Jawa karya De Graaf dan Pigeaud.


By. Nka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kutoarjo

Desa Tursino Kutoarjo di dalam kanccah perang jawa juga tercatat di Babad Kedungkebo Pupuh XXIX Dhandanggula bait syair nomor 23-56 karya Ngabehi Reksodiwiryo alias Kyai Adipati Tjokrojoyo alias R.A.A. Tjokronegoro I Bupati Pertama Purworejo

  Di Dalam Babad Kedungkebo Pupuh XXIX Dhandanggula bait syair nomor 23-56 karya Ngabehi Reksodiwiryo alias Kyai Adipati Tjokrojoyo alias R....

Kutoarjo