Powered By Blogger

Selasa, 23 Juni 2020

MUSYAWARAH atau DISKUSI

MUSYAWARAH atau DISKUSI

Salah satu ciri orang ber-ilmu adalah musyarawah ataupun ngopi-ngopi(ngolah pikir) atau berdiskusi dengan menyamakan frekuensi, definisi, dan pemetaan dimensi, juga disiplin ilmu nya, serta memahami karakter yg diajak berdiskusi atau ngopi-ngopi (ngolah pikir)

Musyawarah atau diskusi atau ngolah pikir  harus berpikir dengan akal sehat, jernih, logis, masuk akal.
Tapi jika diskusi berpikir masih ada Ego, Pengultusan dan emosi maka akan menjadi pembenaran dan menjustifikasi orang lain atas nama kebenaran, Negara, Agama, dan Tuhan.
Maka dalam musyawarah atau ngolah pikir(ngopi2) atau berdiskusi lepaskanlah Ego, pengultusan, dan emosi yang berlebihan yang menguasai pikiran bawah sadar.

Bermusyawarah dan Berdiskusilah atau mengedepankan akal sehat, kecerdasan, logika, data-data, bukti-bukti primer, Bukti-bukti Sekunder serta fakta yang akurat, maka inilah diskusi yang saling menguatkan.
Karena dari jiwa yang suci, murni, dan damai, membuat akal sehat dan logika bisa bekerja dengan baik.

Tetapi jika tidak berjiwa suci, murni, dan damai maka akan bercampur dengan Ego, emosi negatif, dan yang dimusyawarahkan dan didiskusikan tidak menyentuh intinya atau hakekatnya atau esensinya, karena tiap-tiap pribadi hanya menunjukkan pembenaran bukan kebenaran dan kebijaksanaan.

Dan diskusi juga bisa diperbincangkan dengan komonitasnya seperti sejarah dengan komonitasnya, pedagang pasar dengan komonitasnya, psikologi dgn komonitasnya, consciousness dengan komonitasnya, bengkel motor dengan komonitasnya, petani dengan komonitasnya, ulama dengan komonitasnya, politik dengan komonitasnya..dan seterusnya.
Coba petani diskusi atau ngolah pikir(ngopi2) dengan tukang bengkel ya gak bakalan nyambung...

Jadi sebelum diskusi atau ngopi2 sama siapa saja(petani, pedagang, politikus, sejarawan, psikologi, consciousness, dsbnya) yang penting samakan dulu frekuensinya, visinya, defenisinya, dimensinya, pemikiran nya, pemahamannya.... serta pahami karakter teman diskusi/musyawarah.

DI DALAM Musyawarah atau diskusi dan NGOPI2 (Ngolah pikir)/diskusi diperlukan kemampuan memandang keseluruhan yg lebih utuh akan segala sesuatu

Di dalam berdiskusi sebenarnya tidak ada yang salah, hanya perbedaan sudut pandang/frekuensi saja dan ini dipengaruhi oleh kesadaran, kecerdasan, wawasan, pengetahuan, pengalaman, latarbelakang, karakter seseorang.

kesadaran murni adalah tentang kemampuan memandang keseluruhan..
Orang yg melampaui pasti mengetahui sudut pandang yg dilampaui..
Masalah dalam diskusi bukan hanya menyamakan sudut pandang atau frekuensi, tapi bagaimana seseorang dalam diskusi bisa membawa pada kesadaran yg lebih utuh akan segala sesuatu..
Maka harus dicari esensi nya atau hakekatnya juga disamakan frekwensi nya dengan akal sehat, logis, data-data, bukti-bukti primer, bukti-bukti sekunder, ilmiah dan sebagainya agar satu pandangan, satu frekuensi, satu visi, mampu memandang keseluruhan, serta Kesadaran yang lebih utuh akan segala sesuatu

Contoh atau misal ketika C mampu menyesuaikan pada sudut pandang A dan B, hal itu tidak membawa manfaat lebih jika C tidak mampu menyajikan cara agar A dan B lah yg justru harus bisa memandang sebagaimana C, yaitu pada dimensi yg lebih luas..

Dan menjadi semakin masalah ketika ada populasi yg timpang akan perspektif ini..
Misal yg memandang seperti A ada 1 juta orang.. Yg memandang seperti B ada 20 juta orang, dan yg memandang seperti C hanya ada 10 orang..

Musyawarah (diskusi)

hindari perdebatan dan hidupkan musyawarah.

Kalau perbincangan atau dialog sudah mengarah pada debat kusir sebaiknya jeda dulu. Refresh dulu kesadarannya yg tertarik dengan Ego dan nafsu.
Kalah jadi abu menang jadi arang. 
Perdebatan akan  mencegah seseorang memiliki rumah di surga (simbolik dan faktual) sekalipun benar.

Keminter atau sok pinter biasanya diajak Musyawarah, ngoborol2 dan diskusi untuk menemukan realitaa titik temu tidak mau.
Tapi bagi orang EGOIS dan Apatis jg karena sesuatu hal misalnya takut dagangannya gak laku, atau merasa tersaingi... dibelakang akan menjudge orang lain keminter atau sok pinter tanpa berani membetulkan atau ngoborol2, atau diskusi.. dia lebih suka nyinyir di belakang nah ini orang tergolong Egois dan apatis

"Kebodohan itu merusak, tapi KEMINTER itu lebih merusak"

Kebodohan itu sifat.
Keminter itu sikap.

Keminter itu sok tahu, tidak bijaksana juga termasuk merasa dirinya paling baik paling benar serta egois, fanatik, merasa yg lainnya salah, merasa yg lainnya sesat dan kafir, merasa surga adalah milik nya.
Keminter itu Apatis
Keminter susah menerima pencerahan.

kalo kebodohan yg baik adalah dia emang bodoh tapi menyadari dan tidak sombong, bijaksana, tidak egois, mau terus bertumbuh serta belajar juga open mind

Ilustrasi alias Gambaran nya seperti ini :  misalnya IQ ku rendah, ini termasuk bodoh.
tapi aku gak sombong, open mind, gak egois, gak apatis, gak fanatik mau terus belajar, bertumbuh, dan berubah.
ini lebih baik daripada aku cerdas, IQ tinggi. tapi sombong, keminter, egois, tidak open mind, fanatik, keras kepala, susah menerima pendapat orang lain, susah memahami orang lain, maunya menangnya sendiri masa bodoh dengan pendapat dan masukkan orang lain inilah yg disebut keminter.

Jika dalam sebuah dialog, diskusi, masih terjadi perbedaan pandangan, dipastikan dialog tersebut belum menemukan titik temu yang menyelesaikan persoalan. Sahabat pasti seringkali nonton ILC bukan ? Mengapa di setiap dialog selalu lebih banyak pro dan kontra, dan masing masing pihak dominan merasa benar dari pihak lainnya ? Ujung ujung dialog malah tak pernah menemukan kebenaran bersama, yang ada pembenaran tiap tiap individu atau kelompok.

Ya, karena sebenarnya setiap orang berfikir masih melekat dengan ego masing masing. Ego tersebut juga terhubung dengan emosi tertentu, nilai nilai (pemikiran )tertentu, kepercayaan tertentu. Sehingga setiap orang sebenarnya sedang mempertontonkan siapa dirinya, bukan berfokus kepada apanyang seharusnya sebagai sebuah solusi bersama.

Orang orang yang sudah melampaui ego, emosi, pemikiran, pengultusan, dan kepercayaan tertentu, atau orang orang yang mengalami pencerahan, dalam berdiskusi akan berfokus kepada kebenaran bersama, bukan aku atau kamu, tetapi KITA.

Musyawarah adalah peninggalan Luhur para leluhur kita, ayo budayakan Musyawarah untuk mufakat.

23 Juni 2020
By. Nka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kutoarjo

Desa Tursino Kutoarjo di dalam kanccah perang jawa juga tercatat di Babad Kedungkebo Pupuh XXIX Dhandanggula bait syair nomor 23-56 karya Ngabehi Reksodiwiryo alias Kyai Adipati Tjokrojoyo alias R.A.A. Tjokronegoro I Bupati Pertama Purworejo

  Di Dalam Babad Kedungkebo Pupuh XXIX Dhandanggula bait syair nomor 23-56 karya Ngabehi Reksodiwiryo alias Kyai Adipati Tjokrojoyo alias R....

Kutoarjo