Powered By Blogger

Jumat, 05 Juni 2020

K.H. Muhammad Kastubo Perintis Pengadilan Agama

KYAI MUHAMMAD KASTUBO MASJID AL IZHAR KUTOARJO PERINTIS PENGADILAN AGAMA

Kyai tambeh adalah Anak K.H. Muhammad Kastubo salah satu imam masjid Al Izhar kutoarjo juga ulama di kauman Kutoarjo yang asal usulnya dari alang-alang Ombo tepatnya sekarang adalah desa giri Gondo kecamatan pituruh kabupaten Purworejo.


Masjid Al-Izhaar Kutoarjo dibangun era Bupati Kutoarjo ke-2 R.M.A. Soerokusumo diatas tanah wakaf K.H. Muhammad Kastubo bin Kyai Nur Muhammad alang-alang Ombo pituruh bin Kyai Zamzami Ponorogo.
Tahun 1887 masjid jamik Kutoarjo dipugar oleh Bupati kutoarjo ke-4 Pangeran Poerbo Atdmodjo lengkap dengan kantor pengadilan agama atau pengulu .
Awal mulanya pembangunan masjid agung Al Izhar kutoarjo kontruksi bangunan adalah pindahan dari kabupaten Ambal, serta empat (4) Soko guru masjid Jami'Al Izhar Kutoarjo berasal dari tempat tinggal kyai kastubo yaitu Alang Alang ombo girigondo pituruh.
K.H. Muhammad Kastubo merupakan seorang penghulu yang berada di Kabupaten Semawung(Kutoarjo).
Sejak secara resmi Belanda mengangkat K.H. Muhammad Kastubo sebagai penghulu pada era setelah kekalahan diponegoro di bulan maret 1830,dan Bupati Perdana Kutoarjo adalah K.R.A Notto Negoro/Sawunggaling kaping II. masalah pernikahan dapat terlayani bagi warga masyarakat Kutoarjo yang masih berdiri sendiri sebagai Kabupaten.
Untuk urusan perceraian juga sudah ada pejabat yang menangani lalu Muncullah pengadilan agama kabupaten kutoarjo cikal bakal Pengadilan Agama kabupaten Purworejo. Dalam sejarah di era K.H. Abu Bakar, keturunan dari K.H. Muhammad Kastubo,

Foto. Inkripsi Pigura berhuruf arab pegon saat pemugaran Masjid Jami' Al Izhar Eks Kabupaten Kutoarjo ditahun 1887 oleh Bupati Kutoarjo ke-4 Pangeran Purboatdmodjo. yang artinya "9 september 1887 sampun mongso ketigo 16 dina".

Foto, Lukisan Putra K.H. Kastubo yang bernama "Kyai Tambeh Imam Syuhodo"
 
di masjid Al Izhar kutoarjo sudah berlaku tatacara perceraian pasangan suami isteri secara sah, baik segi agama maupun pemerintahan.
Makam K.H. Muhammad Kastubo berdekatan dengan makam ayahnya Kyai Nur Muhammad ada di desa Alang Alang Ombo giri Gondo pituruh.


Silsilah Kyai Nur Muhammad Alang-Alang Ambo penyebar agama Islam di Bagelen bagian tengah khususnya alang-alang Ombo pituruh dan sekitarnya adalah sebagai berikut :

R. Rahmat/Sunan Ampel
           I
R. Qosim/Sunan Drajat
           I
Kyai Agung Lamongan
           I
Kyai Agung Suryo Ngalam
           I
Kyai Agung Muhammad Ilyas
           I
Kyai Zamzani Ponorogo
           I
Kyai Nur Muhammad alang-alang Ombo
          I
Kyai Muhammad Kastubo
          I
Kyai Tambeh Imam Syuhada

Kyai Nur Muhammad Alang-alang Ombo memiliki dua istri yaitu : salah satunya R.Ay. Halimah binti R.M.Said (Pangeran Samber Nyawa) K.G.P.H Mangkunegara I.
Istri kedua belum diketahui namanya namun menurut riwayat bersal dari Keraton Yogyakarta.

Kyai Nur Muhammad alang-alang Ombo menuntut ilmu kepada Syekh 'Abdul Muhyi Pamijahan Taikmalaya Jawa Barat dan pulang membawa ajaran Thoriqoh Syathoriyah dan dikembangkan di daerah Jawa Tengah. Pondok pesantren Alang-alang Ombo menurut kaian dan penelitian Sejarawan NU dari UGM Gus atok alias Dr. Ahmat Athoilah MA adalah pondok pesantren tarekat Syatoriyah terbesar di jawa setelah pamijahan tasikmalaya.

Kyai Nur Muhammad memiliki 4 orang putra yaitu :
1. Kyai Muhammad Kastubo sebagai penerus di Alang-Alang Ombo
2. Kyai Muhammad Thohir bemukim di wilayah Medan (belum diketahui sejarahnya)
3. Kyai Nawawi bermukim di daerah Aceh (belum diketahui sejarahnya)
4. Kyai Santri bermukim di daerah Bogor (belum diketahui sejarahnya)

Kyai Muhammad Kastubo juga menuntut Ilmu di Pamijahan Tasikmalaya Jawa Barat sehingga bisa melanjutkan perjuangan Ayahnya yaitu merawat dan mengembangkan ajaran Thoriqoh Syathariyah, dan jika ditelusuri lebih jauh ternyata banyak Ulama-ulama di Daerah Jawa Tengah banyak yang merupakan keturunan dari Kyai Kastubo, di dalam buku riset dan kajian Peter Carey berjudul "Kuasa Ramalan", K.H. Kastubo masuk dalam daftar ulama-ulama di Jawa yang menjadi pengikut Pangeran Diponegoro.

Kyai Muhammad Kastuba mempunyai 6 orang Putra/Putri yaitu :
1. Kyai Syuhada' (mukim di Kauman Kutoarjo)
2. Kyai Naseh (mukim di Alang-Alang Ombo)
3. Kyai Syu'aib (mukim di Alang-Alang Ombo)
4. Kyai Hasan Sayidi
5. Kyai Hasan Muhibat (mukim di Karanganyar Kebumen)
6. Kyai Mahbub (mukim di Ngasinan Banyumas)

Kyai Mahbub bin Kyai Muhammad Kastubo sangat terkenal di Banyumas
makam Kyai Mahbub ramai di ziarahi di Banyumas, karena masyarakat meyakini bahwa beliau adalah seorang waliyullah pembawa ajaran islam ke daerah Ngasinan dan sekitarnya yang berasal dari Alang Alang Ombo pituruh bagelen.
Dan sampai sekarang makam Mbah Mahbub banyak di datangi peziarah dari bermacam penjuru. Menurut masyarakat disana, dulu semasa muda KH Habib Lutfi Bin yahya pekalongan sering bersiarah ke makam mbah Mahbub mengikuti Gurunya KH Abdul Malik Kedung paruk.


Alhamdulliah Masjid Al Izhar kutoarjo Berdasarkan ketuaan bangunan maupun sisi historis lainnya, dimasukkan ke dalam benda cagar budaya tidak bergerak dengan nomor inventarisasi: 11-06/Pwr/TB/27

By. Nka
Sumber referensi :

  1. Ahli waris
  2. Kades Giri Gondo Lurahe Alang Alang Ombo 
  3. Peter Carey "Kuasa Ramalan"
  4. Buku Bupati Kepala Daerah dan Ketua DPRD 1830 - 2000.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kutoarjo

Desa Tursino Kutoarjo di dalam kanccah perang jawa juga tercatat di Babad Kedungkebo Pupuh XXIX Dhandanggula bait syair nomor 23-56 karya Ngabehi Reksodiwiryo alias Kyai Adipati Tjokrojoyo alias R.A.A. Tjokronegoro I Bupati Pertama Purworejo

  Di Dalam Babad Kedungkebo Pupuh XXIX Dhandanggula bait syair nomor 23-56 karya Ngabehi Reksodiwiryo alias Kyai Adipati Tjokrojoyo alias R....

Kutoarjo