Powered By Blogger

Rabu, 30 Maret 2022

Sejarah Kopi "SEPEDA" Kuliner khas kutoarjo yang melegenda yang kini mempunyai dua Merk yaitu kopi muntu dan kopi pit

Foto. Mbah Bejo adi sentosa/Siem Tiang Bok bersama istri, peirintis dan pelopor"kopi sepeda" Siem Tiang Bok yang terkenal dengan nama Mbah Bejolahir pada tahun 1898 dan wafat pada tahun 1979 .

Kopi Sepeda adalah Kopi Khas kutoarjo, Bagi masyarakat Purworejo khususnya Kota Kutoarjo, menyebut Kopi Sepeda tentu tak asing. Kopi Sepeda di awali Tahun 1920 dan dirintis, dan dipelopori oleh Siem Tiang Bok yang terkenal dengan nama Mbah Bejo yang lahir pada tahun 1898 dan wafat pada tahun 1979 dalam usia 81 tahun. di tahun 1920 Kabupaten Kutoarjo masih eksis, yang lalu karena krisis ekonomi Dunia Kabupaten Kutoarjo di tahun 1933 dihapus serta resmi digabungkan dengan kabupaten Purworejo tahun 1934. Kopi Sepeda mulai terkenal di tahun 1935.

Kopi Sepeda didirikan Bejo Adi Sentosa (Siem Tiang Bok) Kakek Bejo-sapaan Bejo Adi Sentosa, yang sudah mengawali warung kopinya dengan mengendarai sepeda sampai pesisir pantai hingga Desa Karangduwur di Kecamatan Kemiri.

Dulu Kopi Sepeda sudah ada semenjak tahun 1920 lalu di tahun 1950 nambah satu merk lagi yaitu Kopi Muntu atas prakarsa dan ide putra mbah bejo yang bernama Pak Simananda, tentunya atas persetujuan Mbah Bejo akan tapi setelah menjalankan dengan dua (2) Merk malah menjadi keteteran setelah itu di tahun 1990an diputuskan memilih satu (1) merk saja, Dan Merk Kopi Muntu yang dipilih oleh Pak Simananda yang tak lain putra kandung mbah bejo.

 
Foto. kopi Muntu, kuliner khas kutoarjo

Sekarang buyut atau generasi ke 4 Kakek Bejo yang bernama Jesicca Trianto karena Kecintaannya akan kopi serta ingin meneruskan usaha leluhurnya membuat Jessi-sapaan akrab Jesicca menekuni bisnis tersebut meski dia sudah menyelesaikan pendidikan Strata 2 (S2) di Universitas Harvard Amerika serikat, tapi beliau ingin mengembangkan kuliner dari leluhurnya itu dengan nama "kopi Pit" yang menjadi heritage dan Legacy bagi keluarga besarnya yaitu keluarga besar mbah bejo, Warisan usaha keluarga ini bukan tanpa sebab. Suatu ketika, Jessica ditelpon Kakek Sim untuk diminta pulang Ke jawa lebih tepatnya Kutoarjo. Saat itu Mbak Jessi minta syarat kepada sang kakek Sim untuk meneruskan usaha kopi keluarga mereka. 

 
Foto. Mbak Jesica (tengah) bersama ayah ibunya ( Deddy Trianto dan Novi Simananda) serta kakek neneknya yaitu Kakek Simananda

 Sekitar tahun 2017 anak pasangan dari Novi Simananda binti Simanda bin Mbah Bejo adi Sentosa alias Siem Tiang Bok dan Deddy Trianto ini pun akhirnya kembali ke Kutoarjo untuk meneruskan usaha Kopi sang kakek yang dengan merk "Sepeda' dan mengganti namanya menjadi "Kopi Pit", menurut mbak Jesicca orang Jawa lebih enak mengucapkan kata Pit daripada Sepeda. Di tangan Jessi, kopi racikan  tersebut pun dikembangkan. Diantaranya kopi kemasan sachet dengan cita rasa kopi tubruk yang bisa dinikmati kapan saja. Racikan yang diolah itu merupakan resep Kopi bubuk tradisional dari warisan leluhur beliau yaitu Kakek Bejo.

Owner kopi pit mbak Jessi sengaja mengemas kopi retail dengan kualitas kopi giling. Dengan tagline Kopi Pit, kopi tubruk yang tidak bikin ngantuk, dia mengklaim seduhan kopi miliknya tak bikin kembung. mbak Jessi berencana membuka Micro Roostery & Co. Working Space di Kutoarjo. Para tamu bisa melihat cara mengolah kopi hingga menyajikan kopi serta tetap mempertahankan eksisteni Kopi Pit, Mbak Jessicca bahkan sudah mengurus merk dagang Kopi Pit untuk mendapatkan HAKI. Sehingga pada 2018 dia bisa memulai produksi usahanya.

harga Kopi Pit lebih terjangkau  dengan merk lainnya serta Mengambil biji kopi asli Eks Kabupaten Kutoarjo yaitu dari Kecamatan Bruno lebih tepatnya di lereng perbukitan Kecamatan Bruno, Kopi Pit menyediakan varian robusta dan arabika.

Dengan melestarikan Kuliner khas Kutoarjo yaitu kopi sepeda yang ada semenjak tahun 1920 dan diganti nama menjadi  Kopi Pit oleh mbk Jesicca merupakan satu acuan gambaran sejarah atau History kopi di Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo telah turun temurun masih eksis dan melegenda serta selalu ada di hati masyarakatnya hingga saat ini, hingga menjadi kuliner khas kutoarjo. Satu Famili kopi Sepeda tidak hanya Kopi pit tapi juga ada Kopi Muntu yang sudah punya Brand dan eksis mulai tahun 1950. jika orang luar menyebutkan nama kopi muntu atau kopi pit pasti akan tertuju sebuah kota kecil di jawa tengah yaitu "Kutoarjo".

Dulu Merk dan brand Kopi Sepeda sudah ada terlebih dahulu karena nambah satu merk lagi di tahun 1950 yaitu Kopi Muntu oleh Prakarsa dan ide Pak Simananda yang tentunya atas persetujuan Mbah Bejo. tapi setelah dijalankan dengan dua (2) merk menjadi cukup keteteran setelah itu, di tahun 1990an diputuskan memilih satu (1) merk saja. Dan Merk Kopi Muntu yg dipilih oleh Pak Simananda, sekarang kopi muntu dikelola oleh menantu pak simanda yang tak lain suami dari Christine Simananda. Jadi kopi muntu dan kopi pit satu famili dan trah dengan kopi sepeda hanya berbeda merk.

 
Foto. Kopi Pit, kuliner khas kutoarjo

kopi sepeda, kopi muntu, dan kopi pit sudah menjadi kuliner khas kutoarjo serta menjadi legacy juga kebanggaan masyarakat kutoarjo serta identitas masyarakat kutoarjo jawa tengah, semoga selalu lestari serta mempunyai brand di kancah Nasional dan Internasional sehingga bisa mendongkrak dan mem-branding Kota Kutoarjo.

 By. Ndandung Kumolo Adi 

Sumber Referensi :

  • Ahli waris
  • Jesicca Trianto

Kutoarjo

Desa Tursino Kutoarjo di dalam kanccah perang jawa juga tercatat di Babad Kedungkebo Pupuh XXIX Dhandanggula bait syair nomor 23-56 karya Ngabehi Reksodiwiryo alias Kyai Adipati Tjokrojoyo alias R.A.A. Tjokronegoro I Bupati Pertama Purworejo

  Di Dalam Babad Kedungkebo Pupuh XXIX Dhandanggula bait syair nomor 23-56 karya Ngabehi Reksodiwiryo alias Kyai Adipati Tjokrojoyo alias R....

Kutoarjo