Jalur kereta api
pertama dengan jalur yang lebih sempit dibangun oleh NIS antara Batavia
(sekarang Jakarta) dan Buitenzorg (sekarang Bogor). Pembangunan kereta api di
Jawa kemudian berjalan sangat cepat dan pada tahun 1888 dua jaringan terpisah
telah dibuat. Jaringan Jawa Tengah dan Jawa Timur menghubungkan kota Semarang,
Solo, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang. Jaringan Jawa Barat menghubungkan
Batavia dengan Buitenzorg, Sukabumi, Bandoeng (sekarang Bandung), Bekasi dan
Tandjoeng Priok (sekarang Tanjung Priok, pelabuhan Jakarta). Selain itu, ada
jalur pendek di Tegal di Jawa Tengah, tidak terhubung ke jalur lain. Tidak semua jalur
di atas dibangun oleh NIS. Pemerintah liberal Belanda sebenarnya menginginkan
perusahaan swasta untuk membangun kereta api, tetapi karena masalah keuangan di
NIS dan kepentingan strategis kereta api, pemerintah memutuskan untuk membangun
kereta api itu sendiri. Kereta api dibangun mulai 1876 dan seterusnya dengan
nama Staatspoor en Tramwegen Nederlandsch-Indie (SS).
Untuk melayani
kebutuhan pengiriman hasil bumi (Sumber daya alam) dari Indonesia, maka Pemerintah Kolonial
Belanda sejak tahun 1876 telah membangun berbagai jaringan kereta api, dengan
muara akhir pada pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya.
Semarang meskipun strategis, tetapi tidak ada pelabuhannya untuk barang,
sehingga barang dikirim ke Batavia atau Soerabaja (Sumber:GEDENKBOEK der Staatsspoor en Tramwegen in Nederlandsch Indie
(1875-1925), Buku Kenang-kenangan kereta api dan trem di Hindia Belanda untuk
masa laporan tahun 1875-1925, oleh S.A. Reitsma (Redaktur), Dinas Informasi
Topografi Hindia Belanda - Jatinegara 1925)
Sumber : Koran Bataviasch Handelsbla,
Tertanggal 16 Juli 1887
“De feesteljjke
opening der Staatsspoorweglijn van Djocja naar Poerworedjo en van
laatstgenoemde plaata naar Tjilatjap heeft voor zoover het eerste gedeelte van
die lijn betreft, plaats gehad.
Z.E de Gouverneur-
Generaal ia heden morgen te 7.30 uur van Djocja vertrokken; is de stations
Patoekan, Roewoeloe, Sedaijoe, Sontolo en Kali Menoer voorbij gestoomd en te
Wates aangekomen te 8 22 uur.
Van die plaats
vertrok men weder 6 minister later; Kedoendang door tot Wodjo, zjjn de de
grenshalte tusschen de residentien Djocjakarta en Bagelen.
Te 9.2 nur van
Wodjo vertrokken, zjjn de stations Djenar en Moentelan gepasseerd en kwam de
trein te 9.40 uur te Koetoardjo, de 10.15 uur te Poerworedjo aan.
Op deze plaata
bljjft Z. E. tot Maandag aanstaande, op welken dag de ljjn
Poerworedjo-Tjilatjap zal worden ge- opend. De loop van den feesttrein is op
dien dag vastgesteld als volgt:
Poerworedjo Vertrek 7.0 uur
Koetoeardjo
Aankomst 7.20 Vertrek 7.21
Keboemen Aankomst
8.9 Vertrek 8.15
Karang-Anjar
Aankomst 8.88 Vertrek 8.89
Gombong Aankomst
8.53 Vertrek 8.54
Idjoe Aankomst 9.7
Vertrek 9.17
Kemradjen Aankomst
9.43 Vertrek 9.49
Maos Aankomst 10.28
Vertrek 10.30
Tjilatjap Aankomst 11.5
Hieronder volgen eenige
bizonderheden omtrent den aanleg van de lijn Djocjacarta-Tjilatjap, door het
gereed komen waarvan de sedert 1875 gebouwde staatsspoorwegen op Java eene
lengte ran 865 kilometers hebben verkregen, waaraan besteed is een bedrag van
ongeveer Æ’ 67.835 000.
De aanleg van den
Spoorweg werd bevolen bjj de Wet van 20 Juli 1884, afgekondigd bjj Staatsblad
no. 110”
Terjemahan Indonesia adalah sebagai berikut :
“Pembukaan Jalur
Kereta Api Meriah dari Djocja ke Purworedjo dan yang terakhir menuju Tjilatjap
tengah berlangsung,sejauh menyangkut bagian pertama dari jalur tersebut. Z.E.
Gubernur Jenderal meninggalkan Djocja pukul 7:30 pagi ini; stasiun Patukan,
Roewulu, Sedaijoe, Sontolo dan Kali Menoer telah lewat dan tiba di Wates pada
pukul 8:22 malam. Sementara 6 pembantu lainnya kemudian berangkat dari tempat
itu; Kedoendang ke Wodjo, batas perhentian antara tempat tinggal Djocjakarta
dan Bagelen.
Berangkat jam 9.2
pagi dari Wodjo, stasiun Djenar dan Moentelan lewat dan kereta tiba jam 9.40
pagi di Koetoardjo, dan jam 10.15 pagi di Purworedjo.
Di lokasi ini Z.E.
akan tetap sampai Senin, pada hari mana Purworedjo-Tjilatjap akan dibuka.
Perjalanan kereta pesta ditentukan pada hari itu sebagai berikut:
Poerworedjo
Keberangkatan 7,0 jam (berangkat)
Koetoeardjo 7.20
(datang) 7.21 (berangkat)
Keboemen 8.9
(datang) 8.15 (berangkat)
Karang-Anjar 8.88
(datang) 8.89 (berangkat)
Gombong 8.53
(datang) 8.54 (tiba)
Idjoe 9.7 (datang)
9.17 (berangkat)
Kemradjen 9,44
(datang) 9,49 (berangkat)
Maos 10.28 (datang)
10.30 (berangkat)
Tjilatjap 11.5
(datang)
Di bawah ini adalah
beberapa perincian pembangunan jalur Djocjacarta-Tjilatjap, karena penyelesaian
yang dibangun kereta api negara sejak 1875 di Jawa telah memperoleh jalur
sepanjang 865 kilometer, yang telah menghabiskan biaya sekitar 67.835.000
florin.
Pembangunan Kereta
Api diperintahkan oleh Undang-Undang 20 Juli 1884, tetapkan oleh Lembaran
Negara No. 110”
Koran Bataviasch
Handelsblad bertanggal 16 Juli 1887 diatas mengabartkan bahwa pada Tanggal 16 Juli 1887 adalah tanggal
dimana "Pembukaan Resmi" Jalur Kereta Api Negara dari Yokyakarta ke
Purworejo dan terakhir ke Cilacap oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Otto
van Rees, Kereta berangka pukul 7.30 pagi dari Yogyakarta dengan tujuan
Kutoarjo, Di dalam kereta tersebut, terdapat gubernur jenderal Otto van Rees
beserta rombongannya. Kereta sampai di Kutoarjo pada 9.40 pagi dan dilanjutkan
dengan perjalanan menuju Purworejo yang tiba di sana pada pukul 10.15 pagi.
Sumber: Officieele Reisgids der Staatsspoorwegen Op Java, en
van de Partikuliere Spoor en Tramwegen
Jadwal perjalanan kereta api jurusan
Purworejo menuju Kutoarjo tahun 1891. Rangkaian kereta yang dijalankan adalah
kereta campuran yaitu sebuah lokomotif uap yang menarik kereta penumpang dan
gerbong barang, Di sini tidak tertera halte lain di sepanjang jalur Purworejo-Kutoarjo karena saat itu
halte-halte tersebut belum dibangun.
Dalam sehari ada 5 kali perjalanan
dari Stasiun Purworejo menuju Stasiun Kutoarjo sbb :
1. Kereta no. 16, berangkat pukul
06.00 sampai tujuan pukul 06.20 (20 menit).
2. Kereta no. 18, berangkat pukul
08.22 sampai tujuan pukul 08.44 (22 menit).
3. Kereta no. 20, berangkat pukul
10.05 sampai tujuan pukul 10.25 (20 menit).
4. Kereta no. 22, berangkat pukul
13.54 sampai tujuan pukul 14.14 (20 menit).
5. Kereta no. 24, berangkat pukul
15.20 sampai tujuan pukul 15.40 (20 menit).
Foto. Stasiun Kutoarjo bila dilihat dari arsitektur bangunan
dan ketuaan, stasiun kutoarjo lebih tua dari stasiun purworejo. stasiun
kutoarjo adalah salah satu cagar budaya kota kutoarjo, sayang ada sedikit
perubahan-perubahan dan penambahan sehingga tidak terlihat tua dan eksotis semoga masyarakat dan PT KAI memperhatikan UU Cagar Budaya.
Sumber
: Pemberitahuan dari sebuah koran belanda
Tahun 1931 tentang Kereta Api Negara
STAATSSPOORWEGEN
BELANGRIJKE VERLAGING
van vrachtprijzen voor het vervoer
van diverse artikelen met ingang van 15 juli 1931.
van CHERIBON naar het lijnvak
GOMBONG KEBOEMEN-KOETOARDJO - POERWOREDJO
en van TJILATJAP en TJILATJAPHAVEN
naar het lijnvak PREMBOEN-KOETOARDJO - POERWOREDJO.
Vrachtprijzen per 1000 K.G.
|
Oud
|
Nieuw
|
Buitenlandsche thee van CHERIBON
naar POERWOREDJO
|
f 24.20
|
F 11.50
|
Buitenlandsche meel van TJILATJAP
naar KOETOARDJO
|
f 12.80
|
f 9.50
|
Provisien en dranken van CHERIBON
naar POERWOREDJO
|
f 23.40
|
f 11.50
|
Koopmansgoederen en kramerijen van
TJILATJAP naar KOETOARDJO
|
f 14
|
f 9.50
|
Ook de vrachtprijzen voor de
artikelen Portlandeement, dakijzer, goeniezakken, hars, manufacturen enz,
worden belangrijk verlaagd. voorts heeft aanzienlijke vrachtverlaging van
SUIKER van CHERIBON naar KRAWANG en TJIANDJOER Inlichtingen verstrekken de
inspectiebureau's en de stationschefs
VLUG - VEILIG - GOEDKOOP
Terjemahan :
KERETA API NEGARA
PENURUNAN YANG SIGNIFIKAN
dalam tarif angkutan untuk
pengangkutan berbagai barang yang berlaku mulai tanggal 15 Juli 1931.
dari cheribon ke seksi jalur GOMBONG
KEBOEMEN-KOETOARDJO - POERWOREDJO
dan dari TJILATJAP dan
TJILATJAPHAVEN ke seksi jalur PREMBOEN-KOETOARDJO - POERWOREDJO
Tarif pengiriman per 1000 K.G.
|
Lama
|
Baru
|
Teh asing dari CHERIBON ke
POERWOREDJO
|
f 24.20
|
F 11.50
|
Tepung asing dari TJILATJAP ke
KOETOARDJO
|
f 12.80
|
f 9.50
|
Bekal dan minuman dari CHERIBON
sampai POERWOREDJO
|
f 23.40
|
f 11.50
|
Toko barang dagangan dan kerajinan
dari TJILATJAP sampai KOETOARDJO
|
f 14
|
f 9.50
|
tarif pengangkutan untuk
barang-barang elemen Portland, besi atap, karung goenie, resin, gorden, dll.
juga berkurang secara signifikan. selanjutnya, pengurangan signifikan
pengiriman GULA dari CHERIBON ke KRAWANG dan TJIANDJOER Informasi disediakan
oleh Biro Inspeksi dan Kepala stasiun.
CEPAT - AMAN - MURAH
Sumber : Koran Aid de preangerbode Dinsdag 26 September
1950.
Gambar. Peta Rel Kereta Api Jawa dan Madura
Tahun 1913
Foto
Bung Karno saat pidato di Stasiun Kutoarjo, stasiun kebanggaan masyarakat
kutoarjo.
Hasil
jepretan nya eyangnya Mas Agus jerapah dari kelurahan Katerban kutoarjo.
Sejarah membuktikan kalau Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno pernah berkunjung ke Kutoarjo dan Pituruh.
Salah satunya di Stasiun KAI Kutoarjo dan Desa Ngandagan Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo.
Harapan nya semoga nanti Pemkab Purworejo memberi perubahan nama Jalan di depan Stasiun KAI Kutoarjo dengan Nama Jalan Ir. Soekarno, yang tentunya dengan dasar dilakukan kajian yang mendalam melalui diskusi dengan menghadirkan sekaligus mendengar masukan dari para pemerhati sejarah, ahli waris pemilik bukti sejarah, tokoh masyarakat, juga para pelaku usaha dan stakeholder lain.
ada sejumlah alasan Historis, filosofis, motivasi, sugesti, dan yuridis mengapa perubahan nama jalan itu perlu dilakukan. Pertama untuk alasan filosofis, pemerintah perlu mengganti nama jalan untuk menghargai dan mengenang jasa para pahlawan Nasional dan mengenang jasa dari para tokoh lokal daerah di Purworejo-Kutoarjo, seperti salah satu pendiri Budi Utomo dar Grabag yaitu DR. dr Moch Soeleiman, juga Nama-nama Bupati Ex Kabupaten Kutoarjo seperti Adipati Sawunggaling, R.M.A. Soerokoesomoe, R.M.T. Pringgo Admodjo, Pangeran Adipati Poerbo Admodjo, K.R.A.A. Poerbo Hadikoesomoe.
Stasiun Kutoarjo Sebagai Pusat Jasa Pelayanan transportasi massal sesuai kepadatan
Penduduk dan Kebutuhan masyarakat juga Kemajuan Peradaban dari masa ke masa harus meng-upgrade untuk meningkatkan Sarana Prasarana dan
Fasilitas Juga Kualitas Pelayanan. Bangunan diperluas dan diperlebar tanpa
merubah bangunan pokok sebagai cagar Budaya, mengingat bangunan Stasiun Kutoarjo
Adalah Bangunan Tua dan Cagar Budaya, Tempat Parkir Harus diperluas, menjaga kebersihan, menjaga ketertiban, menjaga keamanan, menjaga keselamatan, menjaga kenyamanan, ramah tamah, kualitas pelayanan di tingkatkan, dan
sebagainya.
Sedangakan stasiun Purworejo dibuat
untuk mendukung logistik kemiliteran karena kota Purworejo adalah kota
yang relatif baru, didirikan oleh pemerintah penjajah Hindia Belanda
sebagai tangsi militer Belanda atau Garnizun, juga untuk menghubungkan dua kota besar yaitu Kota Kutoarjo dan Kota Purworejo sekalipun pada akhirnya Kabupaten Kutoarjo dan Kabupaten Purworejo digabungkan oleh Belanda pada Tahun 1934. Jalur rel kota kutoarjo dan kota purworejo sangat pendek hanya sekitar 11 km, Pada tahun 1980-an jalur ini sempat dinonaktifkan lalu jalur ini kembali diaktifkan terbatas pada tahun 1990-an untuk mendukung operasi kereta api penumpang di jalur utama lintas selatan. Pada bulan November 2010, jalur kereta api ini sepenuhnya dinonaktifkan dan stasiun Purworejo ditutup.
Kode Stasiun
|
Nama Stasiun
|
Singkatan
|
Alamat
|
Letak
|
Ketinggian
|
Status
|
2040
|
Kutoarjo
|
KTA
|
Jln. Stasiun Kutoarjo 1 Semawung Daleman, Kutoarjo, Jawa Tengah 54212
|
Km 478+845
|
+16 m
|
Beroperasi
|
|
Besole
|
BRS
|
|
Km 2+493
|
|
Tidak Beroperasi
|
2053
|
Batoh
|
BOH
|
|
3+906
|
|
Tidak Beroperasi
|
2052
|
Grantung
|
GRA
|
|
Km 5+907
|
|
Tidak Beroperasi
|
2051
|
Kenteng
|
KTG
|
|
Km 8+467
|
|
Tidak Beroperasi
|
2050
|
Purworejo
|
PWR
|
Jln. Mayjen Sutoyo, Kota Purworejo
|
Km 11+668
|
+63 m
|
Tidak Beroperasi
|