Powered By Blogger

Sabtu, 31 Juli 2021

K.H.R. Imam Puro asli dari Desa Tepus Ex Kabupaten Kutoarjo.

 

 
Foto. Makam Mbah Imam Puro di bukit "Ngemplak Giger Menjangan" Candi Baledono Purworejo.

 K.H.R. Imam Puro asli dari Desa Tepus Kutoarjo.

K.H.R. Imam Pura atau biasa disebut Mbah Imam Puro bernama kecil Khasan Benawi, seorang keturunan ke-8 dari Joko Umbaran yang merupakan kerabat dekat Sultan Agung Hanyokrokusumo, Raja Mataram Islam.

Mbah Imam Puro mempunyai Guru Ngaji pertama bernama Kromo Joyo seorang Kaum di desa Tepus Kutoarjo.

Mbah Imam Puro berasal dari Desa Tepus Kutoarjo, yang pada masa mbah imam puro, Tepus adalah wilayah eks Kabupaten Kutoarjo.
Yang sekarang menjadi desa Tepus wetan dan Tepus kulon kecamatan Kutoarjo kabupaten Purworejo Jawa tengah.

Setelah berguru ngaji ke kaum desa Tepus kromo Joyo beliau juga berguru Ngaji ke Mbah Kyai Rofingi Loning.
Setelah belajar agama Islam dari berbagai guru, juga belajar tarekat satoriyah di Mbah rofingi loning beliau lalu hijrah menetap ke Ngempak Purworejo dan mendirikan Pondok pesantren dan masjid di sana.

K.H.R. Imam Puro merupakan ulama besar tarekat satoriyah di Jawa pada masanya yang punya ribuan santri dan di kenal luas di eks Karesidenan Bagelen.
Pada masa beliau karesidenan bagelen masih ada baru 1 Agustus 1901 karesidenan bagelen di bubarkan oleh Belanda dan di gabungkan dengan karesidenan kedu.

Serta Mbah Imam Puro tidak se-era dengan Pangeran Diponegoro juga tidak terlibat perang Diponegoro.

Mbah imam puro kasareaken ing pereng bukit "Ngemplak Giger Menjangan" Candi Baledono Purworejo.

Ikuti sarasehan dengan tema "Meneladani Mbah Imam Puro" bersama sejarawan UGM jg dosen Sejarah UGM yg punya metode ilmiah dan realistis jg data2 bukti2 sejarah yang kuat tentang Mbah imam Puro serta menghasilkan Hipotesa yang logis bersama Sejarawan Dr. Amat atthoilah M.A.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=316098593324883&id=100047742347380&sfnsn=wiwspwa

 ðŸ”´(LIVE) Puncak Gebyar Syawalan Ke- 1 GP Ansor Baledono 30 mei 2021

SARASEHAN
"Meneladani Mbah Imam Poero"

Bersama :
- Dr. Achmad Athoillah, MA
  Sejarawan Islam Abad 19 & Alumni Doktoral Sejarah FIB UGM
- KH. Ahmad Hamid AK, S.Pd.I
  Ketua Bani Imam Poero & Ketua MUI Kab. Purworejo
- M. Hidayatulloh ( Mbah Doyok )
  Moderator

Jumat, 30 Juli 2021

Gerakan Umar Mahdi di Kabupaten Semawung(Kutoarjo) Tahun 1817

 

 
Gambar. Peta Perang Diponegoro buatan Mayor Stuart menantu Jenderal de Kock tahun 1825-1830, terliat peta kelurahan kutoarjo yang dulu disebut "Sneppoe"

Rencana kegiatan Umar Mahdi atau Ratu adil di Kabupaten Semawung Tahun 1817

Sesudah Perang Diponegoro tahun 1825-1830, Kabupaten Semawung berubah nama menjadi kabupaten Kutoarjo serta ibukota dipindah dari semawung daleman ke selatan bukit gunung tugel yang disebut "Sneppo", sekarang Sneppo terkenal dengan sebutan kutoarjo. kemelut sosial ekonomi yang makin parah di jawa tengah selatan mengakibatkan meningkatnya kekacauan di pedesaan.

sangat berbeda dengan pemerintahan inggris selama empat tahun terakhir, dengan sedikitnya peristiwa penting yang mengusik ketenangan pedesaan jawa, masa pasca 1816 diwarnai dengan timbulnya sejumlah gerakan Ratu adil dan pemberontakan yang dipimpin oleh kalangan atas di kedu pada februari 1822.

pada januari 1817, apa yang disebut peristiwa syekh rahman alias umar mahdi terjadi di bagelen timur, dinamakan menurut panggilan seorang penduduk daerah kekuasaan yogya di desa sambiroto, kabupaten nanggulan, kulon progo (Dumont 1931 : 321), yang kemudian menjadi satu di antara daerah pertahanan Diponegoro dan sejumlah pendukung utamanya selama perang jawa dan yang disebut-sebut dalam ramalan ratu adil jawa sebagai sebuah keraton baru akan didirikan (Sumber : dK 158 "Lyst der personen welke zich als muitelingen hebben opgeworpen"(Daftar orang yang bergabung kepada pemberontak) (dengan anotasi H.M. de Kock), Magelang, 12 -1829. selain Diponegoro sendiri dan seorang putranya, daftar itu mencantumkan nama-nama tokoh di pihak Diponegoro yang berlindung di Sambiroto pada beberapa masa selama perang jawa sebagai berikut : Pangeran Joyokusumo (Ngabei) dan putranya Raden Mas Sadikin (Pangeran Joyokusumo II), Pangeran Adinegoro, Pangeran Purboyo, dan Pangeran Suryadi (putra-putra Hamengkubuwono III), Pangeran Notodipuro dan Pangeran Suryodipurp (putra-putra Hamengkubuwono II), Kyai mojo, kyai hasan besari, Haji Badarudin, dan seseorang bernama "Kyai Guru" (mungkin Muhammad pekih ibrahim madyokusumo ataupun Tuan guru loning), juga 14 bupati kekuasaan jogja.). orang ini syekh rahman menyandang gelar Raden Mas Umar Mahdi dan mencanangkan dirinya sebagai Ratu Adil mendatang. ia menarik perhatian para penguasa yogya tatkala mengundang ke suatu pertemuan sekitar lima puluh pengikutnya, termasuk empat orang perempuan, lengkap bersenjatakan tombak, pedang pendek, dan keris. pertemuan itu agaknya diadakan di desa Sneppo (Senepo) dekat Tanggung di Kabupaten Semawung (di Tahun 1831 senepo tepat sebelah timur kabupaten Purworejo, purworejo baru ada di tahun 1831) pada 2 Januari 1817. semua yang hadir dilaporkan menggunakan jubah putih dan sorban aneka warna (Sumber : Dj.Br. 60, D.W. Pinket van Haak (Yogyakarta) kepada H.G. Nahuys van Burgst (Semarang), 9-1-1817; UBL, BPL 616 Port. 5 pt. 7, D.W. Pinket van Haak (yogyakarta) kepala komisaris jenderal (Batavia), 10-1-1817, termasuk terjemahan laporan bahasa jawa oleh ibnu iman, pejabat agama (pengulu) untuk seorang bupati daerah kekuasaaan yogya yaitu Kabupaten Tanggung, Mas Ngabehi Sumotirto pada 11 Sapar, Be, 1744 J (31-12-1816), Yang diterjemahkan oleh J.W. Winter. ada juga referensi/rujukan pendek pada peristiwa ini dalam "Tijdschrift van Nederlandsch Indie 23 (1861): 298. Senepo juga disebut "Sneppo" dalam laporan ini yang sesui dengan peta perang jawa yang dibuat oleh Mayor Stuarts menantu jenderal de Kock yang di dalam peta tertulis "Sneppo").

sebelum pertemuan sang umar mahdi telah menulis surat kepada seorang pejabat Kawedanan di Tanggung, suatu daerah kekuasaan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (Sumber  : Karanganjar 1931 :6). yang meminta dia mendirikan tempat penginapan dan tempat pertemuan atau Paseban. Umar mahdi memanggil hatinya dengan gelar "Tumenggung", mahdi meminta pejabat tersebut menghadiri pertemuan dengan membawa serta sebanyak mungkin pengikutnya, yang semuanya menunggang kuda (Sumber : AN. Geheim Besluit van den Commissarissen General, 21-1-1817 no. 1, Umar Mahdi(Sambiroto) kepada Mas Tumenggung (sic) Sumotirto (Tanggung), t.t (31-12-1816). Menurut karanganjar 1931:6, ada empat pejabat kasultanan ngayogyakarta Hadiningrat di bagelen timur sebelum perang jawa yang diberi hak menggunakan gelar tumnenggung ada empat dan sumotirto tidak termasuk diantara mereka, mereka adalah : 1. Raden Tumenggung Sawonggaling sebagai Bupati Kabupaten Semawung  dengan luas 8.000 cacah, 2.Raden Tumenggung Tirtonegoro bupati kabupaten Tanggung, dengan luas 6.000 cacah, dan 3. para bupati batusapi dan bapangan (masing-masing 3.000 cacah, 4. selain itu ada daerah kekuasaan kasunanan surakarta hadiningrat yaitu kabupaten kutowinangun dengan bupatinya Raden Tumenggung Arung Binang (paduka tombak merah) dengan luas wilayah 6.000 cacah).

Menurut karanganjar 1931:6, ada empat pejabat Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat di Bagelen timur sebelum perang jawa yang diberi hak menggunakan gelar Tumenggung dan sumotirto tidak termasuk diantara mereka, mereka adalah :

  1. Raden Tumenggung Sawonggaling sebagai Bupati Kabupaten Semawung  dengan luas 8.000 cacah,
  2. Raden Tumenggung Tirtonegoro Bupati kabupaten Tanggung, dengan luas 6.000 cacah,
  3. Bupati batusapi luas 3.000 cacah dan,
  4. Bapangan luas 3.000 cacah.  selain itu ada daerah kekuasaan Kasunanan Surakarta Hadiningrat yaitu Kabupaten Kutowinangun dengan bupatinya Raden Tumenggung Arung Binang (paduka tombak merah) dengan luas wilayah 6.000 cacah.

sepuluh panji putih, yang dirujuk dalam laporan itu sebagai umbul-umbul dikibarkan di masjid setempat. lalu sang Umar mahdi/ Syekh rahman menyatakan kepada  para pendukungnya bahwa Raden Tumenggung Sawunggaling Bupati Semawung diminta untuk melepaskan Jabatannya sebagai Bupati. 

hari penetapan  Syech Rahman menjadi umar mahdi ada dalam kalender jawa 18 sapar 1744 J (Kamis, 9 Januari 1817) ditetapkan tatkala ia menyatakan diri sebagai Ratu Adil dan semua penduduk bagelen baik jawa maupun tionghoa akan ditundukkan (Sumber : UBL., BPL, 616 Port. 5 pt. 7, Mas Ngabehi Sumotirto(tanggung) kepada Mas Ngabehi Kertorejo(Surakarta), t.t, (? januari 1817); Dj. Br, 40, J.D. Kruseman (Yogyakarta) Kepada Secretaris van Staat (Sekneg, Batavia), 9-1-1817).

Namun kemudian suatu laporan Pejabat Asisten-Residen yogyakarta, J.D. Krusemen (menjabat 1816-1817), menyiratkan bahwa umar mahdi mengeluarkan sejumlah perintah menakutkan kepada pengikutnya. perintah-perintah ini dimaksudkan untuk membuat para pengikutnya bergerak menuju pusat pertenunan kampung Tionghoa Jono (sekarang desa jono, kecamatan bayan, kabupaten purworejo) dimana disana terdapat sejumlah penduduk tionghoa yang bekerja sebagai saudagar dan pedagang kain. semua "Tionghoa kaya" jono harus dibunuh.

para pengikut Umar mahdi kemudian harus maju melalui pegunungan menoreh magelang dan dari sana lalu menemui Sultan Hamengkubuwono untuk turun tahta (Sumber : UBL, BPL 616 Port. 5 pt. 11 J.D. Kruseman (Yogyakarta) kepada Secretaris van Staat (Sekneg Batavia), 14-1-1817.)

dalam suatu laporan pribadi yang diserahkan oleh seorang pejabat agama setempat di Tanggung yang telah bertemu Syekh rahman alias Umar mahdi/ratu adil. Umar mahdi digambarkan telah mencanangkan diri sendiri sebagai seorang prajurit Sultan Turki Usmani, yang disebut Sultan Rum (Sumber : UBL, BPL 616 Port. 5 pt. 7, laporan Ibnu Iman (Tanggung), t.t. (? januari 1817) dimana mahdi digambarkan sebagai seorang prajurit Sultan Turki Usmani, tentang pandangan masyarakat jawa terhadap Raja Turki usmani/sultan Rum).

dia mengumumkan bahwa Sultan Turki telah menyuruhnya menjaga sambiroto karena sultan sendiri akan tiba disana didampingi oleh syekh saydina muhammad, syekh rahman waliyullah (alias umar mahdi), dan tiga puluh syekh lain lagi, semua datang dari negeri arab. tujuan sultan itu adalah mengangkat syekh rahman waliyullah (umar mahdi) sebagai Ratu adil penguasa jawa yang baru. yang akan dilakukan pada bulan jawa sapar (22 Desember 1816-20 januari 1817). (Sumber : inilah bulan tatkala "Raja Mekah" diharapkan muncul di jawa pada 1788, Ricklefs 1974a:93.)

Syekh rahman alias umar mahdi akan dibantu oleh seorang diantara wali islam di jawa yaitu Sunan bonang yang akan menjadikan dirinya sendiri sebagai "marsekal tempur" di semarang. seorang lagi pengikut Sultan Usmani yaitu "Umar Moyo" akan bertindak serupa di kedu. dua orang tersebut yaitu syekh rahman dan umar moyo akan bantu menyucikan jawa. pengumuman juga dikirim ke Raja-raja jawa terdahulu yang isinya sebagai berikut :

"perintah dari aku ratu adil kepada tuan haji idris yang mermerintahkan semua haji dibawah kekuasaannya dikumpulkan dan diberitahukan bahwa mereka yang pernah tinggal di mekah harus kembali kesana dan demikian juga dengan mereka yang tinggal di medinah. karena yang emas harus kembali menjadi emas, dan yang perak menjadi perak".(Sumber : AN, Geheim Besluit van den Commissarissen General, 21-1-1817 no. 1 yang disebut Haji Idris tampaknya ialah kepala para haji keraton kasultanan ngayogyakarta hadiningrat  dibawah kekuasaan Sri Sultan Hamengkubuwono II.).

Tidak lama sesudah pertemuan itu, syekh rahman alias Umar Mahdi dipenjarakan bersama 36 pengikutnya. setelah diperiksa oleh pejabat residen yogya, syekh rahman alias umar mahdi dinyatakan tidak bisa bicara Arab hanya bisa berbahasa jawa dengan logat jogja yang kental (Sumber : UBL, BPL 616 Port. 5 pt. 11, J.D. Kruseman (yogyakarta) kepada Secretaris van Staat (sekneg Batavia), 14-1-1817.), semula dijatuhi hukuman mati, keputusan itu kemudian diubah menjadi pengasingan untuk seumur hidup mengingat "Kegilaan-nya". para pengikutnya di hukum cambuk.

 By. Ndandung Kumolo Adi

Sumber :

  • Dumont 1931 : 321
  • dK 158 "Lyst der personen welke zich als muitelingen hebben opgeworpen"(Daftar orang yang bergabung kepada pemberontak) (dengan anotasi H.M. de Kock), Magelang, 12 -1829. selain Diponegoro sendiri dan seorang putranya, daftar itu mencantumkan nama-nama tokoh di pihak Diponegoro yang berlindung di Sambiroto pada beberapa masa selama perang jawa sebagai berikut : Pangeran Joyokusumo (Ngabei) dan putranya Raden Mas Sadikin (Pangeran Menurut karanganjar 1931:6, ada empat pejabat kasultanan ngayogyakarta Hadiningrat di bagelen timur sebelum perang jawa yang diberi hak menggunakan gelar tumnenggung ada empat dan sumotirto tidak termasuk diantara mereka, mereka adalah : 1. Raden Tumenggung Sawonggaling sebagai Bupati Kabupaten Semawung  dengan luas 8.000 cacah, 2.Raden Tumenggung Tirtonegoro bupati kabupaten Tanggung, dengan luas 6.000 cacah, dan 3. para bupati batusapi dan bapangan (masing-masing 3.000 cacah, 4. selain itu ada daerah kekuasaan kasunanan surakarta hadiningrat yaitu kabupaten kutowinangun dengan bupatinya Radeb Tumenggung Arung Binang (paduka tombak merah) dengan luas wilayah 6.000 cacahJoyokusumo II), Pangeran Adinegoro, Pangeran Purboyo, dan Pangeran Suryadi (putra-putra Hamengkubuwono III), Pangeran Notodipuro dan Pangeran Suryodipurp (putra-putra Hamengkubuwono II), Kyai mojo, kyai hasan besari, Haji Badarudin, dan seseorang bernama "Kyai Guru" (mungkin Muhammad pekih ibrahim madyokusumo ataupun Tuan guru loning), juga 14 bupati kekuasaan jogja.).
  • Dj.Br. 60, D.W. Pinket van Haak (Yogyakarta) kepada H.G. Nahuys van Burgst (Semarang), 9-1-1817; UBL, BPL 616 Port. 5 pt. 7, D.W. Pinket van Haak (yogyakarta) kepala komisaris jenderal (Batavia), 10-1-1817, termasuk terjemahan laporan bahasa jawa oleh ibnu iman, pejabat agama (pengulu) untuk seorang bupati daerah kekuasaaan yogya yaitu Kabupaten Tanggung, Mas Ngabehi Sumotirto pada 11 Sapar, Be, 1744 J (31-12-1816), Yang diterjemahkan oleh J.W. Winter pendek pada peristiwa ini dalam "Tijdschrift van Nederlandsch Indie 23 (1861): 298. Senepo juga disebut "Sneppo" dalam laporan ini yang sesui dengan peta perang jawa yang dibuat oleh Mayor Stuarts menantu jenderal de Kock yang di dalam peta tertulis "Sneppo"
  • Karanganjar 1931 :6
  • AN. Geheim Besluit van den Commissarissen General, 21-1-1817 no. 1, Umar Mahdi(Sambiroto) kepada Mas Tumenggung (sic) Sumotirto (Tanggung), t.t (31-12-1816). 
  • Menurut karanganjar 1931:6, ada empat pejabat kasultanan ngayogyakarta Hadiningrat di bagelen timur sebelum perang jawa yang diberi hak menggunakan gelar tumnenggung ada empat dan sumotirto tidak termasuk diantara mereka, mereka adalah : 1. Raden Tumenggung Sawonggaling sebagai Bupati Kabupaten Semawung  dengan luas 8.000 cacah, 2.Raden Tumenggung Tirtonegoro bupati kabupaten Tanggung, dengan luas 6.000 cacah, dan 3. para bupati batusapi dan bapangan (masing-masing 3.000 cacah, 4. selain itu ada daerah kekuasaan kasunanan surakarta hadiningrat yaitu kabupaten kutowinangun dengan bupatinya Radeb Tumenggung Arung Binang (paduka tombak merah) dengan luas wilayah 6.000 cacah.
  • UBL., BPL, 616 Port. 5 pt. 7, Mas Ngabehi Sumotirto(tanggung) kepada Mas Ngabehi Kertorejo(Surakarta), t.t, (? januari 1817); Dj. Br, 40, J.D. Kruseman (Yogyakarta) Kepada Secretaris van Staat (Sekneg, Batavia), 9-1-1817).
  • UBL, BPL 616 Port. 5 pt. 7, laporan Ibnu Iman (Tanggung), t.t. (? januari 1817) dimana mahdi digambarkan sebagai seorang prajurit Sultan Turki Usmani, tentang pandangan masyarakat jawa terhadap Raja Turki usmani/sultan Rum.
  • inilah bulan tatkala "Raja Mekah" diharapkan muncul di jawa pada 1788, Ricklefs 1974a:93.).
  • AN, Geheim Besluit van den Commissarissen General, 21-1-1817 no. 1 yang disebut Haji Idris tampaknya ialah kepala para haji keraton kasultanan ngayogyakarta hadiningrat  dibawah kekuasaan Sri Sultan Hamengkubuwono II.
  • UBL, BPL 616 Port. 5 pt. 11, J.D. Kruseman (yogyakarta) kepada Secretaris van Staat (sekneg Batavia), 14-1-1817
  • Peter carey : Kuasa Ramalan. Hlmn. 564, 565, 566, 567.

Rabu, 14 Juli 2021

Stasiun Koetoardjo Jawa Tengah

 

Foto. Stasiun Kereta Api Kutoarjo, stasiun kebanggaan masyarakat kutoarjo

Stasiun Besar Kutoarjo adalah stasiun Besar tipe A Kebanggan masyarakat Kota Kutoarjo, Provinsi  Jawa Tengah, Stasiun Kutoarjo Beralamat di Jalan Merpati Kutoarjo Nomer 1, Kelurahan Semawung Daleman, Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah, Kode Pos : 54212. Stasiun Kutoarjo termasuk dalam Daerah Operasi (DAOPS) V Purwokerto, dengan ketinggian +16 m diatas permukaan laut yang terletak di Km 478+845, stasiun kutoarjo berkode 2040, singkatan stasiun kutoarjo adalah KTA. Stasiun Kutoarjo Salah satu aset kota Kutoarjo yang menguntungkan dan memberikan dampak nyata juga signifikan baik langsung maupun tidak langsung bagi denyut nadi Per-ekonomian ribuan masyarakat Kota Kutoarjo dan sekitarnya. 

Stasiun Kereta Api Kutoarjo ada semenjak era Bupati Koetoardjo Pangeran Adipati Purboatdmodjo Tahun 1887, yang menjabat Bupati dari Tahun 1870-1915. di sekitar stasiun kutoarjo banyak sekali bangunan-bangunan era kolonial sebagai perumahan para pegawai kereta api.  

Kabupaten Koetoardjo dihapuskan pada tahun 1933. Amar surat penghapusan itu tercantum dalam Lembaran Negara Hindia Belanda No.310 Tahun 1933, Alasan penghapusannya adalah kebijakan penghematan (bezuiniging beleid) pasca resesi dunia pada 1930. Dalam catatan sejarah dulu kutoarjo merupakan pusat pemerintahan kabupaten, karena krisis Depresi Besar (juga dikenal sebagai krisis malaise) (bahasa Inggris: Great Depression) adalah sebuah peristiwa menurunnya tingkat ekonomi yang terjadi secara dramatis di seluruh Dunia yang terjadi mulai tahun 1929 dan berlangsung selama sekitar 10 tahunan. Kabupaten Kutoarjo Digabungkan dengan Kabupaten Purworejo pada 1 Januari 1934 (Sumber : Linck, 1935:1) setelah Bupati Kutoarjo yang terakhir K.R.A.A. Purbohadikoesomoe Wafat 2 April 1933 (Sumber:Koran Het Niuews Van Den Dag" Voor nederlandsch-Indie terbit hari senin tanggal 3 April tahun 1933). Terhitung dari kekalahan Pangeran Diponegoro di Bulan Maret 1830, Bupati Perdana Kabupaten Kutoarjo adalah K.R.A. Notto Negoro Sawonggaling Kaping II (Sumber : Regenering Almanak Nederlandsch-Indisch Tahun 1831). Mungkin bila Kota Kutoarjo tidak ada Stasiun Kutoarjo, Kota Kutoarjo menjadi kota yang kurang berkembang.

Bagi yang peka dan cerdas Transportasi memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang aktivitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi masyarakat serta merupakan urat nadi dalam pembangunan ekonomi suatu daerah, kota, dan negara. Oleh karena itu keberhasilan pembangunan dibidang ekonomi harus ditunjang dengan pengembangan sistim transportasi yang baik, nyaman, tertib, cepat, berkesinambungan, dan terkoneksi sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
keberadaan Terminal besar, Stasiun Besar, Bandara, juga pelabuhan logikanya sangat mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar.
Dengan akses transportasi dan jalan yang baik sehingga mudah mendapatkan kebutuhan, suplay dan mengirim barang atau kebutuhan pun mudah dikirim dan didapatkan serta menghemat energi juga pengeluaran serta mempermudah segala hal. masyarakat dari jauh akan berbondong-bondong ke Stasiun, Terminal, bandara juga pelabuhan untuk menggunakan jasa transportasi yang tersedia disitu sehingga Stasiun, Bandara, Pelabuhan, Terminal menjadi salah satu tujuan pusat keramain. para pedagang, tukang ojek, tukang becak, angkutan kecil, ojek online akhirnya menggantungkan hidupnya dari keberadaan eksistensi stasiun, terminal, pelabuhan, dan bandara, ruko-ruko dan minimarket berdiri disitu. lapangangan pekerjan pun terbuka disitu dari security, cleaning servis, tukang parkir dan sebagainya.
Sayangnya fasilitas masyarakat seperti Stasiun, Terminal, Pasar dan sebagainya tidak diperhatikan oleh masyarakat setempat dengan cara ikut berperan dalam menjaga, merawat, dan memelihara.
Kita bisa lihat di Pantai utara jawa/pantura banyak pelabuhan sehingga banyak kotanya yang maju juga UMR nya tinggi.
Di jawa Tengah bagian selatan hanya punya satu pelabuhan yaitu di cilacap itupun sekarang kurang berfungsi. Makanya di zaman belanda, Belanda membangun rel kereta api dari jogja ke pelabuhan cilacap yang melewati Kutoarjo untuk mempermudah mengangkut barang, hasil bumi, sumber daya alam juga logistik militer ke pelabuhan atau dari pelabuhan. biasanya hasil bumi dan sumber daya alam dikirim lewat pelabuhan menggunakan kapal di bawa ke eropa atau negeri belanda untuk kebutuhan dalam negeri belanda juga untuk diperjual-belikan ke pasar eropa.

Coba bayangkan bila akses transportasi sulit, jauh (tidak dekat dengan bandara, pelabuhan, stasiun, terminal), jalan rusak, akses ke pelabuhan/bandara/stasiun/terminal tidak terjangkau alias jauh, maka ongkos menjadi tinggi, menguras tenaga, lambat, barang-barang kebutuhan menjadi mahal karena akses transportasi yang sulit atau untuk mendapatkan sesuatu harus pergi jauh.
Dengan adanya akses transportasi, Stasiun, Terminal, bandara, bahkan pelabuhan akan menunjang sektor pariwisata dan pertanian.

Pelabuhan, Bandara, Stasiun kereta api, terminal bus, pasar, pusat keramaian, gedung sekolahan, gedung rumah sakit mempermudah masyarakat dalam usahanya untuk mencapai kesejahteraan (kemakmuran suatu keadaan dimana manusia dapat memenuhi kebutuhannya, baik barang maupun jasa). Sedangkan, Lalulintas dan Angkutan Jalan diselanggarakan untuk terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa.
UU No 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ "tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang dimaksud dengan Lalu Lintas adalah gerak kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan." 
Dengan demikian pengertian ekonomi transportasi merupakan kajian tentang peran dan fungsi transportasi dalam menunjang aktivitas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup guna terwujudnya kehitudap masyarakat yang adil makmur.

Transportasi memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat dan merupakan urat nadi dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu keberhasilan pembangunan dibidang ekonomi harus ditunjang dengan pengembangan sistem transportasi yang baik, nyaman, tertib dan terkoneksi sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.

Manfaat transportasi secara ekonomi meliputi :

1. Membantu Perpindahan Arus Manusia dan Barang ke Berbagai Wilayah. Dukungan transportasi yang baik menjadikan kehidupan perekonomian suatu daerah, kota, bahkan, negara lebih optimal karena seluruh kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Dukungan transportasi dapat membuat manusia berpindah dengan cepat dari satu tempat ke tempat lain. Berbagai urusan mendasar dapat diselesaikan dengan cepat, termasuk dengan penyelesaian barang yang didistribusikan dengan cepat ke seluruh wilayah dan menjaga stabilitas harga barang. sehingga, kebutuhan masyarakat disemua daerah dapat terpenuhi dengan baik.

2. Transportasi Menunjang Perkembangan Pembangunan. Ketika transportasi mampu mengirimkan manusia dan barang ke berbagai wilayah maka kedua unsur tersebut (manusia dan barang) dapat membantu pembangunnan di wilayah yang terjangkau. Barang yang dikirimkan juga termasuk materi pembangunan infrastruktur. Semakin maju dan mudahnya akses transportasi maka akan mudah mendukung pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah.

Sejarah berdirinya stasiun Kutoarjo dimulai dari pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Yogyakarta-Cilacap, Setelah melalui berbagai lobi, muswarah, perencanaan dan perhitungan, maka Staatspoorwegen memulai pembangunan jalur kereta yang terbentang dari Cilacap hingga Yogyakarta pada tahun 1884 (Sumber : Staatsblad (lembaran negara) No. 110, 20 Juli 1884)

Sejarah berdirinya Stasiun Kutoarjo tidak terlepas dari pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Yogyakarta-Cilacap dimana di cilacap ada pelabuhan terbesar di jawa bagian selatan sehingga dengan adanya jalur kereta api dari jogja sampai cilacap akan lebih terkoneksi sehingga mempermudah mengangkut barang-barang ke pelabuhan yang akan diangkut ke kapal dan di bawa ke negeri belanda atau ke pasar eropa, selain itu logistik militer dan perlengkapan lainya dari belanda yang akan di kirim ke jawa akan mudah dikirim dengan cepat, selain itu pelayanan jasa transmigrasi juga ber-Haji bagi orang islam bisa lewat pelabuhan cilacap. jalur kereta pertama kali dirintis perusahaan swasata Nederlandsch Indisch Spoorweg Maatschappij  yang menghubungkan Semarang dengan Yogyakarta sejak tahun 1863. Sesudah itu, pemerintah kolonial berharap agar seluruh Pulau Jawa juga dapat dilewati oleh jalur kereta. Namun dengan kegagalan yang menimpa Nederlandsch Indisch Spoorweg Maatschappij di masa awal, pemerintah kolonial mengambil alih kepentingan pembangunan jalur kereta dengan melahirkan jawatan kereta Staatspoorwegen ( SS ).  Staatspoorwegen akhirnya melirik hubungan Yogyakarta dengan kota-kota di pantai selatan Jawa seperti Kutoarjo, Gombong, dan Cilacap, apalagi cilacap menjadi satu-satunya pelabuhan besar di pesisir selatan Jawa belum digarap oleh N.I.S.M. di Gombong dan di dekat kutoarjo yaitu Purworejo terdapat garnisun militer penting yang tentunya membutuhkun logistik militer yang harus terkoneksi dengan pelabuhan. Karena itulah, Staatspoorwegen yang saat itu di bawah H.G. Derx meresmikan jalur kereta yang terbentang dari Cilacap hingga Yogyakarta pada 20 Juli 1887 yang melewati kutoarjo. Pembangunannya diborong oleh Burgerlijke Openbare Werken. Sekalipun jalur kereta api Kutoarjo ke Purworejo telah ada di tahun 1887, namun bangunan Stasiun Purworejo baru dibangun pada tahun 1901. Dperkirakan Bentuk bangunan Stasiun Kutoarjo sama dengan stasiun purworejo tapi karena perkembangan zaman bangunan aslinya hilang. 

 

Gambar. Peta Rel Kereta Api Jawa dan Madura Tahun 1888, terlihat di tahun itu Kutoarjo sudah dilewati

Perincian pembangunan jalur Djocjacarta-Tjilatjap, karena penyelesaian yang dibangun kereta api negara sejak 1875 di Jawa telah memperoleh jalur sepanjang 865 kilometer, yang telah menghabiskan biaya sekitar 67.835.000 florin. Pembangunan Kereta Api diperintahkan oleh Undang-Undang 20 Juli 1884, ditetapkan oleh Lembaran Negara No. 110.(Sumber : Koran Bataviasch Handelsbla, Tertanggal 16 Juli 1887)

Jika dihitung dari mulai pembangunan 20 juli 1884 sampai peresmian tanggal 16 juli 1887, maka pembangunan selesai dalam waktu waktu Kurang-lebih 3 Tahunan.

                                                          Foto Pelabuhan Cilacap di Era Kolonial

Tanggal 17 Juni 1864, Gubernur Jenderal Mr. L. A. J. W. Baron. Sloet van Beele membuka jalur kereta api pertama di Jawa, yang saat itu merupakan bagian dari Hindia Belanda.

Jalur ini milik Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda), dan jalur pertama yang beroperasi adalah antara Semarang dan Tanggung, dibuka pada 10 Agustus 1867 yang berjarak 26 km dengan lebar jalur 1.435 mm (lebar jalur SS - Staatsspoorwegen adalah 1.067 mm atau yang sekarang dipakai), atas permintaan Raja Willem I untuk keperluan militer di Semarang maupun hasil bumi ke Gudang Semarang (Sumber:History of Railways in Indonesia-http://keretapi.tripod.com/history.html )

Jalur pertama ini dibuka pada tahun 1867, dan pada tahun 1870 jalur kereta api telah diperpanjang hingga 110 kilometer, sehingga memungkinkan untuk melakukan perjalanan dari Semarang ke Solo. Namun NIS menderita kerugian besar dan membutuhkan dukungan pemerintah untuk menyelesaikan perawatan primer, hingga Yogyakarta. Sementara itu, dihitung bahwa akan lebih murah untuk tidak membangun jalur kereta api dengan jalur normal (lebar 143,5 cm), tetapi dengan jalur sempit 106,7 sentimeter. Kemudian dinyatakan dalam undang-undang bahwa jalur kereta api seharusnya hanya dibangun di jalur pengukur itu. 

 

 Stasiun Kutoarjo adalahy Bangunan Cagar Budaya yang harus dipertahankan ke-Orginilitasnya, sehingga bila ada pengembangan dan perluasan pihak PT. KAI Persero wajib lapor dinas Pariwisata dan Kebudayaan ataupun Cagar Budaya

Jalur kereta api pertama dengan jalur yang lebih sempit dibangun oleh NIS antara Batavia (sekarang Jakarta) dan Buitenzorg (sekarang Bogor). Pembangunan kereta api di Jawa kemudian berjalan sangat cepat dan pada tahun 1888 dua jaringan terpisah telah dibuat. Jaringan Jawa Tengah dan Jawa Timur menghubungkan kota Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang. Jaringan Jawa Barat menghubungkan Batavia dengan Buitenzorg, Sukabumi, Bandoeng (sekarang Bandung), Bekasi dan Tandjoeng Priok (sekarang Tanjung Priok, pelabuhan Jakarta). Selain itu, ada jalur pendek di Tegal di Jawa Tengah, tidak terhubung ke jalur lain. Tidak semua jalur di atas dibangun oleh NIS. Pemerintah liberal Belanda sebenarnya menginginkan perusahaan swasta untuk membangun kereta api, tetapi karena masalah keuangan di NIS dan kepentingan strategis kereta api, pemerintah memutuskan untuk membangun kereta api itu sendiri. Kereta api dibangun mulai 1876 dan seterusnya dengan nama Staatspoor en Tramwegen Nederlandsch-Indie (SS).

Untuk melayani kebutuhan pengiriman hasil bumi (Sumber daya alam) dari Indonesia, maka Pemerintah Kolonial Belanda sejak tahun 1876 telah membangun berbagai jaringan kereta api, dengan muara akhir pada pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya. Semarang meskipun strategis, tetapi tidak ada pelabuhannya untuk barang, sehingga barang dikirim ke Batavia atau Soerabaja (Sumber:GEDENKBOEK der Staatsspoor en Tramwegen in Nederlandsch Indie (1875-1925), Buku Kenang-kenangan kereta api dan trem di Hindia Belanda untuk masa laporan tahun 1875-1925, oleh S.A. Reitsma (Redaktur), Dinas Informasi Topografi Hindia Belanda - Jatinegara 1925)

 

Sumber : Koran Bataviasch Handelsbla, Tertanggal 16 Juli 1887

“De feesteljjke opening der Staatsspoorweglijn van Djocja naar Poerworedjo en van laatstgenoemde plaata naar Tjilatjap heeft voor zoover het eerste gedeelte van die lijn betreft, plaats gehad.

Z.E de Gouverneur- Generaal ia heden morgen te 7.30 uur van Djocja vertrokken; is de stations Patoekan, Roewoeloe, Sedaijoe, Sontolo en Kali Menoer voorbij gestoomd en te Wates aangekomen te 8 22 uur.

Van die plaats vertrok men weder 6 minister later; Kedoendang door tot Wodjo, zjjn de de grenshalte tusschen de residentien Djocjakarta en Bagelen.

Te 9.2 nur van Wodjo vertrokken, zjjn de stations Djenar en Moentelan gepasseerd en kwam de trein te 9.40 uur te Koetoardjo, de 10.15 uur te Poerworedjo aan.

Op deze plaata bljjft Z. E. tot Maandag aanstaande, op welken dag de ljjn Poerworedjo-Tjilatjap zal worden ge- opend. De loop van den feesttrein is op dien dag vastgesteld als volgt:

 Poerworedjo Vertrek 7.0 uur

Koetoeardjo Aankomst 7.20 Vertrek 7.21

Keboemen Aankomst 8.9 Vertrek 8.15

Karang-Anjar Aankomst 8.88 Vertrek 8.89 

Gombong Aankomst 8.53 Vertrek 8.54

Idjoe Aankomst 9.7 Vertrek 9.17

Kemradjen Aankomst 9.43 Vertrek 9.49

Maos Aankomst 10.28 Vertrek 10.30

Tjilatjap  Aankomst 11.5

Hieronder volgen eenige bizonderheden omtrent den aanleg van de lijn Djocjacarta-Tjilatjap, door het gereed komen waarvan de sedert 1875 gebouwde staatsspoorwegen op Java eene lengte ran 865 kilometers hebben verkregen, waaraan besteed is een bedrag van ongeveer Æ’ 67.835 000.

De aanleg van den Spoorweg werd bevolen bjj de Wet van 20 Juli 1884, afgekondigd bjj Staatsblad no. 110”

Terjemahan Indonesia adalah sebagai berikut :

“Pembukaan Jalur Kereta Api Meriah dari Djocja ke Purworedjo dan yang terakhir menuju Tjilatjap tengah berlangsung,sejauh menyangkut bagian pertama dari jalur tersebut. Z.E. Gubernur Jenderal meninggalkan Djocja pukul 7:30 pagi ini; stasiun Patukan, Roewulu, Sedaijoe, Sontolo dan Kali Menoer telah lewat dan tiba di Wates pada pukul 8:22 malam. Sementara 6 pembantu lainnya kemudian berangkat dari tempat itu; Kedoendang ke Wodjo, batas perhentian antara tempat tinggal Djocjakarta dan Bagelen.

Berangkat jam 9.2 pagi dari Wodjo, stasiun Djenar dan Moentelan lewat dan kereta tiba jam 9.40 pagi di Koetoardjo, dan jam 10.15 pagi di Purworedjo.

Di lokasi ini Z.E. akan tetap sampai Senin, pada hari mana Purworedjo-Tjilatjap akan dibuka. Perjalanan kereta pesta ditentukan pada hari itu sebagai berikut:

Poerworedjo Keberangkatan 7,0 jam (berangkat)

Koetoeardjo 7.20 (datang) 7.21 (berangkat)

Keboemen 8.9 (datang) 8.15 (berangkat)

Karang-Anjar 8.88 (datang) 8.89 (berangkat)

Gombong 8.53 (datang) 8.54 (tiba)

Idjoe 9.7 (datang) 9.17 (berangkat)

Kemradjen 9,44 (datang) 9,49 (berangkat)

Maos 10.28 (datang) 10.30 (berangkat)

Tjilatjap 11.5 (datang)

Di bawah ini adalah beberapa perincian pembangunan jalur Djocjacarta-Tjilatjap, karena penyelesaian yang dibangun kereta api negara sejak 1875 di Jawa telah memperoleh jalur sepanjang 865 kilometer, yang telah menghabiskan biaya sekitar 67.835.000 florin.

Pembangunan Kereta Api diperintahkan oleh Undang-Undang 20 Juli 1884, tetapkan oleh Lembaran Negara No. 110”

Koran Bataviasch Handelsblad bertanggal 16 Juli 1887 diatas mengabartkan bahwa pada Tanggal 16 Juli 1887 adalah tanggal dimana "Pembukaan Resmi" Jalur Kereta Api Negara dari Yokyakarta ke Purworejo dan terakhir ke Cilacap oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Otto van Rees, Kereta berangka pukul 7.30 pagi dari Yogyakarta dengan tujuan Kutoarjo, Di dalam kereta tersebut, terdapat gubernur jenderal Otto van Rees beserta rombongannya. Kereta sampai di Kutoarjo pada 9.40 pagi dan dilanjutkan dengan perjalanan menuju Purworejo yang tiba di sana pada pukul 10.15 pagi. 

Sumber: Officieele Reisgids der Staatsspoorwegen Op Java, en van de Partikuliere Spoor en Tramwegen

Jadwal perjalanan kereta api jurusan Purworejo menuju Kutoarjo tahun 1891. Rangkaian kereta yang dijalankan adalah kereta campuran yaitu sebuah lokomotif uap yang menarik kereta penumpang dan gerbong barang, Di sini tidak tertera halte lain di sepanjang jalur  Purworejo-Kutoarjo karena saat itu halte-halte tersebut belum dibangun.

Dalam sehari ada 5 kali perjalanan dari Stasiun Purworejo menuju Stasiun Kutoarjo sbb :

1. Kereta no. 16, berangkat pukul 06.00 sampai tujuan pukul 06.20 (20 menit).

2. Kereta no. 18, berangkat pukul 08.22 sampai tujuan pukul 08.44 (22 menit).

3. Kereta no. 20, berangkat pukul 10.05 sampai tujuan pukul 10.25 (20 menit).

4. Kereta no. 22, berangkat pukul 13.54 sampai tujuan pukul 14.14 (20 menit).

5. Kereta no. 24, berangkat pukul 15.20 sampai tujuan pukul 15.40 (20 menit).

Foto. Stasiun Kutoarjo bila dilihat dari arsitektur bangunan dan ketuaan, stasiun kutoarjo lebih tua dari stasiun purworejo. stasiun kutoarjo adalah salah satu cagar budaya kota kutoarjo, sayang ada sedikit perubahan-perubahan dan penambahan sehingga tidak terlihat tua dan eksotis semoga masyarakat dan PT KAI memperhatikan UU Cagar Budaya.

Sumber : Pemberitahuan dari sebuah koran belanda Tahun 1931 tentang Kereta Api Negara

STAATSSPOORWEGEN

 BELANGRIJKE VERLAGING

van vrachtprijzen voor het vervoer van diverse artikelen met ingang van 15 juli 1931.

van CHERIBON naar het lijnvak GOMBONG KEBOEMEN-KOETOARDJO - POERWOREDJO

en van TJILATJAP en TJILATJAPHAVEN naar het lijnvak PREMBOEN-KOETOARDJO - POERWOREDJO.

Vrachtprijzen per 1000 K.G.

 

Oud

Nieuw

Buitenlandsche thee van CHERIBON naar POERWOREDJO

f 24.20

F 11.50

Buitenlandsche meel van TJILATJAP naar KOETOARDJO

f 12.80

f 9.50

Provisien en dranken van CHERIBON naar POERWOREDJO

f 23.40

f 11.50

Koopmansgoederen en kramerijen van TJILATJAP naar KOETOARDJO

f 14

f 9.50

Ook de vrachtprijzen voor de artikelen Portlandeement, dakijzer, goeniezakken, hars, manufacturen enz, worden belangrijk verlaagd. voorts heeft aanzienlijke vrachtverlaging van SUIKER van CHERIBON naar KRAWANG en TJIANDJOER Inlichtingen verstrekken de inspectiebureau's en de stationschefs

VLUG - VEILIG - GOEDKOOP

Terjemahan :

KERETA API NEGARA

PENURUNAN YANG SIGNIFIKAN

dalam tarif angkutan untuk pengangkutan berbagai barang yang berlaku mulai tanggal 15 Juli 1931.

dari cheribon ke seksi jalur GOMBONG KEBOEMEN-KOETOARDJO - POERWOREDJO

dan dari TJILATJAP dan TJILATJAPHAVEN ke seksi jalur PREMBOEN-KOETOARDJO - POERWOREDJO

Tarif pengiriman per 1000 K.G.

 

Lama

Baru

Teh asing dari CHERIBON ke POERWOREDJO

f 24.20

F 11.50

Tepung asing dari TJILATJAP ke KOETOARDJO

f 12.80

f 9.50

Bekal dan minuman dari CHERIBON sampai POERWOREDJO

f 23.40

f 11.50

Toko barang dagangan dan kerajinan dari TJILATJAP sampai KOETOARDJO

f 14

f 9.50

tarif pengangkutan untuk barang-barang elemen Portland, besi atap, karung goenie, resin, gorden, dll. juga berkurang secara signifikan. selanjutnya, pengurangan signifikan pengiriman GULA dari CHERIBON ke KRAWANG dan TJIANDJOER Informasi disediakan oleh Biro Inspeksi dan Kepala stasiun.

 CEPAT - AMAN - MURAH

Sumber : Koran Aid de preangerbode Dinsdag 26 September 1950.

Gambar. Peta Rel Kereta Api Jawa dan Madura Tahun 1913
 
Ada peristiwa sejarah yang heroik di stasiun kutoarjo saat perang kemerdekaan, Setelah kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 usaha melucuti tentara Jepang banyak terjadi, termasuk di kutoarjo.
Di kutoarjo hampir terjadi insiden besar untung ada bekas perwira menengah PETA . Kejadian pada akhir bulan Oktober 1945 ada kereta api dari barat menuju jogja melewati stasiun Kutoarjo membawa gerbong yang berisi penuh senjata dan peluru. Ratusan Pemuda Kutoarjo membawa bambu runcing berdatangan mengepung kereta api di stasiun Kutoarjo dan meminta tentara Jepang untuk menyerahkan senjatanya, mulanya Jepang tidak mau menyerah akan tetapi dengan dibantu seorang bekas perwira menengah PETA sebagai juru bicaranya kemudian Jepang mau menyerahkan persenjataan nya. Ternyata semangat "Bosido" Yang dimiliki tentara Jepang telah luntur karena kekalahan perang Dunia, semangat bosido adalah semangat pantang menyerah, jika perlu bunuh diri menancapkan bayonet ke perut.
Sroehardoyo ( Kelak menjadi Panglima Kostrad Brigjen TNI  RM Sroehardoyo 1966-1970) bertemu dengan eks Chudanco PETA Sarbini di Stasiun Kutoarjo dan mengutarakan maksudnya karena ia sadar jika menggunakan kekerasan akan menemui kesulitan, Maka Sroehardoyo menggunakan cara Diplomasi yang disetujui Sarbini. Perundingan berjalan lancar
Persenjataan hasil melucuti tentara Jepang di Stasiun kutoarjo adalah modal awal BKR yang kemudian menjadi TKR untuk membentuk satu Resimen TKR di Purworejo dengan persenjataan lengkap dibawah pimpinan Kolonel Mukahar (Bekas Cudanco Peta) .
Selanjutnya tentara Jepang yang dilucuti di kutoarjo ditawan di tangsi Tuk songo Purworejo.
(Sumber :Drs. Iman Pratignyo Dkk. Buku Sejarah Perjuangan Tentara Pelajar  Halaman 11-13 dan Majalah Wira volume 56/No.40/september-oktober 2015 halaman 8)
 
Foto. Depo Sarana Kereta Api Kutoarjo 
 
Stasiun Kutoarjo juga punya Depo Sarana Kutoarjo, Dipo Sarana adalah bengkel perbaikan dan perawatan lokomotif, khususnya kereta api. Pada pengoperasian perkeretaapian Indonesia, khususnya yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia, depo lokomotif tidak hanya merawat lokomotif yang dialokasikan untuk depo tersebut, namun juga merawat lokomotif milik Depo lain. Hampir di setiap daerah operasi, setidaknya ada satu Depo lokomotif induk yang memiliki lokomotif-lokomotif besar.

Dipo Lokomotif Kutoarjo disingkat KTA di Daop V Purwokerto diantarannya adalah Sawunggalih Utama, Kutojaya Utara, Bogowonto, Kutojaya Selatan dan sebagainya
Dipo lokomotif di suatu daerah operasi tidak hanya merawat lokomotif milik dipo tersebut, namun juga merawat lokomotif milik dipo lain. Hampir di setiap daerah operasi, setidaknya berada satu dipo lokomotif induk yang memiliki lokomotif-lokomotif luhur, seperti lokomotif CC201, CC203, bahkan CC204. Tidak hanya lokomotif luhur ataupun baru yang berada. Bahkan beberapa dipo lokomotif memiliki lokomotif langka dan lokomotif tua. Seperti di Dipo Lokomotif Cirebon yang memiliki lokomotif CC200. Tidak hanya lokomotif yang lengkap, tetapi fasilitas-fasilitas penunjang yang lengkap pula, seperti turn table (pemutar rel) yang berfungsi bagi memutar lokomotif. Berada pula dipo lokomotif yang memiliki kereta derek (crane) yang suatu ketika diperlukan jika terjadi PLH (peristiwa luar biasa hebat). Dipo lokomotif ini tersebar di pulau Jawa maupun di pulau Sumatra.

Dipo Lokomotif di Pulau Jawa Dipo-dipo lokomotif luhur yang terdapat di pulau Jawa antara lain :
1. Dipo lokomotif Cipinang CPN Daop I Jakarta.
2. Dipo Lokomotif Jatinegara JNG Daop I Jakarta.
3. Dipo Lokomotif Tanah Abang THB Daop I Jakarta.
4. Dipo Lokomotif Bandung BD Daop II Bandung.
5. Dipo Lokomotif Cirebon CN Daop III Cirebon
6. Dipo Lokomotif Semarang Poncol SMC Daop IV Semarang.
7. Dipo Lokomotif Purwokerto PWT Daop V Purwokerto.
8. Dipo Lokomotif Kutoarjo KTA Daop V Purwokerto.
9. Dipo Lokomotif Yogyakarta YK Daop VI Yogyakarta.
10. Dipo lokasi Solo Balapan SLO Daop VI Yogyakarta.
11. Dipo Lokomotif Madiun MN Daop VII Madiun.
12. Dipo Lokomotif Sidotopo SDT Daop VIII Surabaya.
13. Dipo Lokomotif Malang ML Daop VIII Surabaya.
13. Dipo Lokomotif Jember JR Daop IX Jember.

Dipo Jatinegara salah satu dipo lokomotif tersibuk. Selain wajib mengurus lokomotif sendiri, dipo ini wajib mengurus lokomotif tamu milik dipo lain. Dipo ini berada di Jalan Pisangan Baru Raya No. 1 Jatinegara, Jakarta Timur. Dipo lokomotif ini memiliki lokomotif CC201 dan CC203 bagi meladeni dinasan kereta api barang dan kereta api penumpang.

Beberapa dipo lokomotif kecil ataupun yang berstatus sub dipo di pulau Jawa antara lain :
1. Dipo Lokomotif Rangkasbitung RK Daop I Jakarta
2. Dipo Lokomotif Cianjur CJ Daop II Bandung
3. Dipo Lokomotif Cibatu CBT Daop II Bandung
4. Dipo Lokomotif Banjar BJR  Daop II Bandung
5. Dipo Lokomotif Tegal TG  Daop IV Semarang
6. Dipo Lokomotif Cepu CU  Daop IV Semarang
7. Dipo Lokomotif Ambarawa ARW  Daop IV Semarang
8. Dipo Lokomotif Cilacap CP  Daop V Purwokerto
9. Dipo Lokomotif Kertosono KTS Daop VII Madiun
10. Dipo Lokomotif Kediri KD Daop VII Madiun
11. Dipo Lokomotif Blitar BL Daop VIII Surabaya
12. Dipo Lokomotif Banyuwangi BW Daop IX Jember
13. Dipo Lokomotif Jombang JG Daop VII Madiun
14. Dipo Lokomotif Jatinegara (JNG)

Foto Bung Karno saat pidato di Stasiun Kutoarjo, stasiun kebanggaan masyarakat kutoarjo.

Hasil jepretan nya eyangnya Mas Agus jerapah dari kelurahan Katerban kutoarjo.

Sejarah membuktikan kalau Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno pernah berkunjung ke Kutoarjo dan Pituruh.
Salah satunya di Stasiun KAI Kutoarjo dan Desa Ngandagan Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo.

Harapan nya semoga nanti Pemkab Purworejo memberi perubahan nama Jalan di depan Stasiun KAI Kutoarjo dengan Nama Jalan Ir. Soekarno, yang tentunya dengan dasar dilakukan kajian yang mendalam melalui  diskusi dengan menghadirkan sekaligus mendengar masukan dari para pemerhati sejarah, ahli waris pemilik bukti sejarah, tokoh masyarakat, juga para pelaku usaha dan stakeholder lain.
ada sejumlah alasan Historis, filosofis, motivasi, sugesti, dan yuridis mengapa perubahan nama jalan itu perlu dilakukan. Pertama untuk alasan filosofis, pemerintah perlu mengganti nama jalan untuk menghargai dan mengenang jasa para pahlawan Nasional dan mengenang jasa dari para tokoh lokal daerah di Purworejo-Kutoarjo, seperti salah satu pendiri Budi Utomo dar Grabag yaitu DR. dr Moch Soeleiman, juga Nama-nama Bupati Ex Kabupaten Kutoarjo seperti Adipati Sawunggaling, R.M.A. Soerokoesomoe, R.M.T. Pringgo Admodjo, Pangeran Adipati Poerbo Admodjo, K.R.A.A. Poerbo Hadikoesomoe.

Stasiun Kutoarjo Sebagai Pusat Jasa Pelayanan transportasi massal sesuai kepadatan Penduduk dan Kebutuhan masyarakat juga Kemajuan Peradaban dari masa ke masa harus meng-upgrade untuk meningkatkan Sarana Prasarana dan Fasilitas Juga Kualitas Pelayanan. Bangunan diperluas dan diperlebar tanpa merubah bangunan pokok sebagai cagar Budaya, mengingat bangunan Stasiun Kutoarjo Adalah Bangunan Tua dan Cagar Budaya, Tempat Parkir Harus diperluas, menjaga kebersihan, menjaga ketertiban, menjaga keamanan, menjaga keselamatan, menjaga kenyamanan, ramah tamah, kualitas pelayanan di tingkatkan, dan sebagainya.

Sedangakan stasiun Purworejo dibuat untuk mendukung logistik kemiliteran karena kota Purworejo adalah kota yang relatif baru, didirikan oleh pemerintah penjajah Hindia Belanda sebagai tangsi militer Belanda atau Garnizun, juga untuk menghubungkan dua kota besar yaitu Kota Kutoarjo dan Kota Purworejo sekalipun pada akhirnya Kabupaten Kutoarjo dan Kabupaten Purworejo digabungkan oleh Belanda pada Tahun 1934. Jalur rel kota kutoarjo dan kota purworejo sangat pendek hanya sekitar 11 km, Pada tahun 1980-an jalur ini sempat dinonaktifkan lalu jalur ini kembali diaktifkan terbatas pada tahun 1990-an untuk mendukung operasi kereta api penumpang di jalur utama lintas selatan. Pada bulan November 2010, jalur kereta api ini sepenuhnya dinonaktifkan dan stasiun Purworejo ditutup.

Kode Stasiun

Nama Stasiun

Singkatan

Alamat

Letak

Ketinggian

Status

2040

Kutoarjo

KTA

Jln. Stasiun Kutoarjo 1 Semawung Daleman, Kutoarjo, Jawa Tengah 54212

Km 478+845

+16 m

Beroperasi

 

Besole

BRS

 

Km 2+493

 

Tidak Beroperasi

2053

Batoh

BOH

 

3+906

 

Tidak Beroperasi

2052

Grantung

GRA

 

Km 5+907

 

Tidak Beroperasi

2051

Kenteng

KTG

 

Km 8+467

 

Tidak Beroperasi

2050

Purworejo

PWR

Jln. Mayjen Sutoyo, Kota Purworejo

Km 11+668

+63 m

Tidak Beroperasi

 
Stasiun Kutoarjo adalah Stasiun Utama, sehingga menjadi Pemberangkatan Awal dan pemberhentian Ujung. Stasiun Kutoarjo memiliki Beberapa Rangkaian Gerbong Kereta Api yaitu Sawunggalih/Sawunggaling, Kutojaya, dan Prambanan Ekspres (Prameks). Stasiun Kutoarjo dikelola oleh PT. KAI Persero.
Demikian tulisan artikel ilmiah saya yang sederhana, dan telah melewati proses kajian dan riset juga mencari data pendukung atau referensi untuk obyektivitas juga validasi

Ditulis Oleh : Ndandung Kumolo Adi, Pencinta dan Pengamat Sejarah, Budaya, dan Heritage Ex Kabupaten Kutoarjo.

Sumber :

  1. Staatsblad (lembaran negara) No. 110, 20 Juli 1884).
  2. Koran Het Niuews Van Den Dag" Voor nederlandsch-Indie terbit hari senin tanggal 3 April tahun 1933.
  3.  Linck, 1935:1
  4. Regenering Almanak Nederlandsch-Indisch Tahun 1831. 
  5. Peta Rel Kereta Api Jawa dan Madura Tahun 1888 dan 1913
  6. Koran Bataviasch Handelsbla, Tertanggal 16 Juli 1887.
  7. History of Railways in Indonesia - http://keretapi.tripod.com/history.html.
  8. GEDENKBOEK der Staatsspoor en Tramwegen in Nederlandsch Indie (1875-1925), Buku Kenang-kenangan kereta api dan trem di Hindia Belanda untuk masa laporan tahun 1875-1925, oleh S.A. Reitsma (Redaktur), Dinas Informasi Topografi Hindia Belanda - Jatinegara 1925.
  9.  Officieele Reisgids der Staatsspoorwegen Op Java, en van de Partikuliere Spoor en Tramwegen.
  10.  Koran Aid de preangerbode Dinsdag 26 September 1950.
  11. Drs. Iman Pratignyo Dkk. Buku Sejarah Perjuangan Tentara Pelajar Halaman 11-13.
  12. Majalah Wira volume 56/No.40/september-oktober 2015 halaman 8

 


Kutoarjo

Desa Tursino Kutoarjo di dalam kanccah perang jawa juga tercatat di Babad Kedungkebo Pupuh XXIX Dhandanggula bait syair nomor 23-56 karya Ngabehi Reksodiwiryo alias Kyai Adipati Tjokrojoyo alias R.A.A. Tjokronegoro I Bupati Pertama Purworejo

  Di Dalam Babad Kedungkebo Pupuh XXIX Dhandanggula bait syair nomor 23-56 karya Ngabehi Reksodiwiryo alias Kyai Adipati Tjokrojoyo alias R....

Kutoarjo