Powered By Blogger

Senin, 25 November 2019

ERA DISRUPTION

ERA DISRUPSI

Disrupsi dalam bahasa Indonesia artinya kekacauan atau Keadaan yang terpecah-belah, sedangkan disruptif berarti yang mengacau, mengacaukan, atau yang memecah-belah keadaan yang sudah kondusif.

Sebelum adanya internet, Orde Baru seakan-akan dapat berlangsung selamanya untuk mengantarkan kehidupan bangsa Indonesia ke masa depan yang lebih maju. Ternyata dengan masuknya intenet di Indonesia sejak awal 1990-an seperti IndoNet tahun 1998 Orba hancur.

Belum sempat kita menyikapi keadaan pasca runtuhnya Orba, telepon genggam berkembang dengan pesat di tahun 2000an seolah-olah telekomunikasi dengan telepon genggam dapat digunakan sebagai sarana untuk menyatukan, mem-perkuat, dan memajukan Indonesia.
Tak berapa lama dengan tersebarnya telepon genggam dan penggunaan internet di masyarakat, generasi muda malah mendapatkan kemudahan untuk menyebarkan, memaparkan, dan menikmati video porno yang dulunya harus diperoleh dengan sembunyi-sembunyi dari tempat-tempat penyewaan kaset, vcd.

Tidak berapa lama dari keadaan tersebut, smartphone (ponsel cerdas) dari Nokia masuk ke Indonesia pada 2005. Lalu, Android mulai digunakan pada 2008, dan diselingi dengan munculnya blackberry alias BB pada 2004an dan dominasinya runtuh pada tahun 2015. Sejak itu FB, Instagram, WA (WhatsApp Mesenger) yang merupakan aplikasi pesan lintas platform mulai menguasai media sosial di Indonesia. Dengan WA kita dapat mengirim pesan, foto, video, audio, lokasi, dan kontak dengan mudah. Akibatnya, setiap hari kita kebanjiran berita yang tidak kita ketahui kebenarannya alias bisa jadi berita hoax.

Generasi milenial yang dipatok lahir 1990an, yang ditandai dengan tumbuhnya internet di dunia, dihadapkan pada perubahan keadaan yang sangat cepat. Mereka belum sempat untuk hidup mapan pada suatu keadaan, datang gelombang baru yang sulit diantisipasi akibatnya. Mereka belum sempat mem-bangun bisnis yang sesuai dengan trend atau kecenderungan pertumbuhannya, muncul arus baru yang mengacaukan bisnis yang ditekuninya.

Dalam situasi disrupsi, Agama ternyata tidak mampu memberikan solusi bagi umat manusia. Secara faktual, ayat-ayat kitab suci justru dijadikan alat untuk kejahatan dan menyerang pihak lain.
Agama dijadikan pembenaran untuk menyerang dan menghancurkan pihak lain yang tidak sekeyakinan. Akibatnya, generasi milenial yang belum sempat mencerna apa yang sebenarnya terjadi dalam hidup ini, menjadi korban kebiadaban manusia generasi pendahulunya yg belum ber-spritual alias ber-kesadaran. Akibat perang telah menghancurkan masa depan mereka.

Semoga pemerintah bangsa ini sadar dan menyadari hal ini, dan tidak hanya untuk berburu kekuasaan tetapi melupakan masa depan generasi penerus bangsa. Bila generasi penerus bangsa ini diabaikan, maka jangan berharap Indonesia menjadi Garuda Perkasa yg lebih besar daripada Garuda gagah perkasa seperti zaman sebelum bangsa Portugis Belanda Inggris masuk Nusantara

KERIS DIAKUI DUNIA


Dunia melalui The United Nation Educational, scientifie and Cultural Organizationa disingkat UNESCO
hereby proclaim(dengan ini menyatakan)
the Indonesian keris (keris Indonesia) masterpiece (hasil karya)
of the oral and ingtangible (dari lisan dan tidak berwujud)
heritage of humanity (warisan dari kemanusiaan)
Paris 25 November 2005
Koichiro Matsuura
Director General/direktur jenderal
Keris sebagai hasil karya warisan budaya leluhur Nusantara, dengan ini membuktikan keluhurannya diakui Dunia.
25 November 2019

Kutoarjo

Desa Tursino Kutoarjo di dalam kanccah perang jawa juga tercatat di Babad Kedungkebo Pupuh XXIX Dhandanggula bait syair nomor 23-56 karya Ngabehi Reksodiwiryo alias Kyai Adipati Tjokrojoyo alias R.A.A. Tjokronegoro I Bupati Pertama Purworejo

  Di Dalam Babad Kedungkebo Pupuh XXIX Dhandanggula bait syair nomor 23-56 karya Ngabehi Reksodiwiryo alias Kyai Adipati Tjokrojoyo alias R....

Kutoarjo