Powered By Blogger

Sabtu, 26 Juni 2021

Kota Kutoarjo dan Kota Purworejo adalah dua Kota Besar di Kabupaten Purworejo


Kota Kutoarjo harus mendapatkan Perhatian dari Pemerintah dan Masyarakat untuk meningkatkan Pembangunan Sarana prasarana, Fasilitas, juga Kualitas Pelayanan Jasa menjadi Kota Modern dan Smart City yang selalu berpijak kepada Pancasila dan UUD 45 sehingga memiliki semangat spritual yang transdental yang tidak meninggalkan akar sejarah, seni budaya, dan kearifan lokal sehingga menjadi masyarakat yang madani dan egaliter serta siap menghadapi perubahan peradaban zaman serta derasnya revolusi industri. Semoga harapan kita bersama, harapan masyarakat, pembangunan kota Kutoarjo juga dilakukan secara Masif, ter-setruktur, tepat guna, juga agresif.

Kota Kutoarjo dan Kota Purworejo adalah Kota Hirarki I di Kabupaten Purworejo

Hirarki adalah struktur atau tingkatan Pelayanan dari pelayanan tingkat terendah hingga tingkat tinggi dinilai berdasarkan ketersediaan jenis dan jumlah pelayanan (Sumber : Djojodipuro, 1992: 134-136; Carter, 1972: 60-67 year 1971: 152-156). Jarak Tempuh antara Kota Kutoarjo dan Kota Purworejo adalah 12 KM.

Dalam Pembangunan Kota Kutoarjo sangat erat sekali berhubungan dengan Sejarah, Seni, dan Budaya juga kuliner khasnya, maka mengangkat dan melestarikan Sejarah, Seni, Budaya, pertanian, identitas, juga Kuliner khasnya sangat perlu dan penting untuk menemukan kesadaran juga jatidiri sehingga kita menemukan Semangat, kebanggaan, Start, dan Finish atau Maksud Tujuan beserta visi misinya.

 

 
Foto. Markas Komando Brimob Polri Kompi 4 Batylon C Pelopor Yang bermarkas di Kota Kutoarjo, yang selalu memberikan pengayoman, keamanan, keselamatan, dan Ketertiban bagi masyarakat dan pengunjung di Kota Kutoarjo dan sekitarnya

Kota adalah Pusat Pelayanan yang terletak di dalam Kawasan Perkotaan menjadi tempat Central aktivitas masyarakat, baik untuk jual beli, jasa, perdagangan kesehatan, pendidikan, serta fasilitas yang terjangkau dan memadai seperti Pusat Pemerintahan, Pasar, Sekolah, Rumah Sakit, Masjid, Gereja, Kelenteng, Perguruan Tinggi, Stasiun Kereta Api, Terminal, Alun-alun, Bank, Swalayan dan sebagainya, Kota terbentuk sebagai kawasan paling dinamis dan menjadi denyut Nadi perekenomian dan perkembangan suatu wilayah. berbagai fasilitas pelayanan yang lebih lengkap, memadai dan bervariasi menjadikan daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk mencari jasa dan menjual jasanya atau dagangannya bahkan bisa di jadikan pusat rekreasi dan wisata kuliner .

adanya Pusat Kota yang mengalami kegagalan dalam perkembanganya disebabkan oleh banyak posisi daerah Hinterland/penyuplai kebutuhan dan jasa-nya yang justru terserap masuk ke dalam wilayah pusat yang lebih besar, yang mengakibatkan daerah tersebut mengalami perkembangan yang stagnan atau bahkan mengalami kemunduran dalam pembangunannya, sehingga menyebabakan kesenjangan antara wilayah, dan ini terjadi antara dua kota yaitu Kota Kutoarjo dan Kota Purworejo.

adanya kesenjangan tersebut bisa dibuktikan oleh perbedaan tingkat pendapatan Penduduk dan pertumbuhan perekomian penduduk kedua kota tersebut akhir-akhir ini.

Kedua Kota tersebut memiliki Hirarki perkotaan dan pembangunan yang sama dan menonjol dari Pusat pelayanan Kota Kutoarjo dan Kota Purworejo, sedangkan keduanya memiliki Sejarah yang berbeda serta Peran yang berbeda dalam pengembangan wilayah Kabupaten Purworejo.

 

Foto. Stasiun Kutoarjo, Stasiun Kutoarjo Sudah ada semenjak Tahun 1887 Di Era Bupati Kutoarjo Pangeran Purbo Atdmodjo. Stasiun ini Salah satu Nadi perekonomian Mayarakat Kutoarjo dan sekitarnya. Stasiun ini berimbas positif bagi ribuan masyarakat, sehingga Kutoarjo tidak menjadi kota mati tapi kota yang berkembang, maju, serta Makmur

Kota Kutoarjo sebelum tahun 1934 Adalah Ibukota Kabupaten (Regentschp) Kutoarjo Dengan Bupati Pertamanya K.R.A. Notto Negoro Sawonggaling Kaping II, yang selanjutnya dilanjutkan menantu beliau R.M.T. Soerokoesomo sampai tahun 1860 (Sumber : Regenering Almanak Nederlandsch-Indie Tahun 1858-1859). 

Sebelum Tahun 1830 Kabupaten Kutoarjo Bernama Kabupaten Semawung dengan Bupatinya R.M.T. Bantjik Kertonegoro Sawonggaling Kaping I. Di Era Bupati Kutoarjo yang terakhir K.R.A.A. Poerboehadiekoesomoe Kabupaten Kutoarjo meliputi beberapa Distrik/Kawedanan yang sekarang terdiri dari Kecamatan Pituruh, Kecamatan Kemiri, Kecamatan Bruno, Kecamatan Butuh, Kecamatan Kutoarjo, Kecamatan Grabag, Kecamatan Ngombol, Kecamatan Purwodadi.

Kota Purworejo sendiri adalah Pusat Ibukota Kabupaten Purworejo semenjak tahun 1831 sampai sekarang dengan Bupati Perdananya K.R.A. Tjokronegoro Kaping I, Purworejo sendiri juga pernah menjadi Pusat ibukota Karesidenan Bagelen, dimana tempat tinggal dan kantor Residen Bagelen sekarang berfungsi menjadi Kantor Bupati Purworejo, juga Purworejo pernah dijadikan salah satu Pusat Militer oleh belanda, terbukti dengan adanya Bangunan Markas Militer Kedungkebo.

Kabupaten Kutoarjo dilebur dengan Kabupaten Purworejo Pada 1 Januari 1934 (Sumber : Linck, 1935:1) disebabkan karena Resesi Dunia, setelah itu Kutoarjo turun statusnya sebagai ibukota Kawedanan, kawedanan bersama karesidenan sudah dihapuskan melalui Perpres No. 22 Tahun 1963 tentang penghapusan Karesidenan dan kawedanan tertanggal 25 oktober 1963. Kawedanan berubah menjadi Pembantu Bupati berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974. Posisi Wedana di beberapa tempat masih di isi oleh pejabat yang disebut "Pembantu Bupati" yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan, wilayah kerjanya disebut wilayah pembantu Kabupaten Di era Presiden Gusdur Pembantu Bupati di hapus. sehingga Kutoarjo semenjak Tahun 1963 turun statusnya menjadi Ibukota Kecamatan.

 "Djakarta, 15 Nopember (Ant.). Presiden Rep. Indonesia dengan peraturannja no. 22/1963 telah menentukan bahwa mulai tanggal 25 oktober 1963 jang lalu semua karesidenan dan kawedanan jang setingkat dengan nama apapun djuga, di seluruh wilalayah indonesia dinjatakan hapus. pelaksanan penghapusan jang harus selesai selambat-lambatnya pada achir tahun 1965..."(Sumber : Koran Sinar Harapan tanggal 15 November 1963)


Foto. Rumah Sakit Maerdi Oesodo Koetoardjo

Sekarang Peran Kota Purworejo sebagai Ibukota Kabupaten sedangkan Kota Kutoarjo sebagai Ibukota Kecamatan Kutoarjo dari Kabupaten Purworejo.

mungkin di masa lalu saat Kota kutoarjo menjadi pusat kabupaten kutoarjo, kota kutoarjo pertumbuhan ekonominya sangat ramai, terbukti banyak industri tenun, pecah belah, batik didukung di era Bupati Pangeran Purboatdmodjo tata kelola air dan irigasi lancar, banyak rawa-rawa yang dirubah menjadi sawah-sawah dan desa sehingga pertanian di kabupaten kutoarjo sangat maju, terbukti sampai sekarang kecamatan grabag, kecamatan ngombol, kecamatan butuh dan Pituruh menjadi salah satu lumbung padi jawa tengah bahkan mungkin Nasional.

Kabupaten Koetoardjo dihapuskan pada tahun 1933. Amar surat penghapusan itu tercantum dalam Lembaran Negara Hindia Belanda No.310 Tahun 1933. Alasan penghapusannya adalah kebijakan penghematan (bezuiniging beleid) pasca resesi dunia pada 1930. Dalam catatan sejarah dulu kutoarjo merupakan pusat pemerintahan kabupaten, karena krisis Depresi Besar (juga dikenal sebagai krisis malaise) (bahasa Inggris: Great Depression) adalah sebuah peristiwa menurunnya tingkat ekonomi yang terjadi secara dramatis di seluruh dunia yang terjadi mulai tahun 1929 dan berlangsung selama sekitar 10 tahunan.
Depresi ekonomi tahun 1929 merupakan peristiwa kompleks yang tidak hanya berdampak pada perekonomian Hindia Belanda di Nusantara (Indonesia). Dalam hal ini, relasi antara pemerintah kolonial dan rakyat menjadi menarik ketika pemerintah berusaha mengatasi masalah dengan kebijakan campur tangan. Depresi ekonomi yang dipicu oleh faktor eksternal dan diperparah oleh faktor internal karena kelebihan produksi berdampak pada merosotnya perekonomian Hindia Belanda. Dampak tersebut menghantam bidang usaha yang digerakan oleh bangsa Eropa dan bumiputra/pribumi. Penghematan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial dan perusahaan swasta menimbulkan peningkatan pengangguran, kemiskinan, dan kriminalitas. Sikap diskriminatif pemerintah kolonial pun menjadi salah satu faktor pemicu respon keras bumiputra. Puncaknya  yaitu melakukan gerakan protes melalui serikat buruh dan organisasi pergerakan. Krisis kepercayaan rakyat terhadap pemerintah kolonial belanda muncul karena ketidakmampuan pemerintah kolonial mengatasi masalah selama masa depresi ekonomi secara proporsional.

Depresi dimulai dengan peristiwa Selasa Hitam, yaitu peristiwa jatuhnya bursa saham New York pada tanggal 24 Oktober dan mencapai puncak terparahnya pada 29 Oktober 1929, Depresi ini menghancurkan ekonomi baik negara industri maupun negara berkembang. Volume perdagangan internasional berkurang drastis, begitu pula dengan pendapatan perseorangan, pendapatan pajak, harga, dan keuntungan.
Kota-kota besar di seluruh dunia terpukul, terutama kota yang pendapatannya bergantung pada industri berat. Kegiatan pembangunan gedung-gedung terhenti. Wilayah pedesaan yang hidup dari hasil pertanian juga tak luput terkena dampaknya karena harga produk pertanian turun 40% hingga 60%. Begitu pula dengan sektor primer lain seperti pertambangan dan perhutanan.

Untuk menanggulangi hal tersebut, pemerintah Amerika Serikat sampai melegalkan Sin Industry (industri hitam seperti, miras, narkoba, judi, dan prostitusi) di Las Vegas sejak tahun 1930-an bahkan sampai sekarang.
Antara 1939 dan 1944, banyak orang mendapat pekerjaan kembali karena Perang Dunia II, dan Depresi Besar pun berakhir.
Di Jawa untuk meminimalisir pengeluaran keuangan pemerintah Hindia Belanda banyak menggabungkan kabupaten-kabupaten ke kabupaten yang punya history atau andil dalam mendukung penumpasan pengikut-pengikut Pangeran Diponegoro, salah satunya kabupaten Kutoarjo yang dihapus setelah wafatnya Bupati Kutoarjo K.R.A.A Purbohadiekoesomoe di bulan April 1933, setelah itu tahun 1934 pihak kolonial belanda resmi meleburkan kutoarjo kedalam wilayah Kabupaten purworejo dan status kutoarjo turun statusnya menjadi ibukota kawedanan.

Kabupaten Kutoarjo saat itu memiliki luas 566 Km2 dengan penduduk 279.750 jiwa sementar luas Kabupaten Purworejo 513 km2 dengan penduduk 281.000 jiwa. 

Kabupaten Kutoarjo belum pernah menjadi Kadipaten, banyak orang belum bisa membedakan definisi kabupaten dan definisi kadipaten, Kadipaten biasanya merujuk pada suatu wilayah bawahan yang tunduk pada suatu kerajaan dan menjadi tempat kedudukan bagi seorang adipati. Pembagian wilayah ini umum dilakukan ketika di Indonesia masih berdiri kerajaan-kerajaan dan kolonial. Pada zaman dulu, jabatan adipati dari kadipten biasanya diisi oleh orang yang berstatus sebagai putra mahkota, yang salah satu tugas utamanya adalah menunjukkan kepada raja maupun rakyatnya bahwa ia mampu memertahankan kerajaan dari musuh-musuhnya. Wilayah kadipaten meliputi beberapa kabupaten yang menjadi bawahan kerajaan tersebut. Di Indonesia saat ini contohnya, dikenal adanya wilayah Kadipaten Mangkunegaran di Surakarta dan Kadipaten Pakualaman di Yogyakarta.

Setelah kabupaten Kutoarjo di lebur dengan Kabupaten Purworejo, dalam perkembanganya sampai sekarang kedua kota itu memiliki peran berbeda, Kota Kutoarjo sekarang menjadi ibukota Kecamatan sedangkan Kota Purworejo menjadi Ibukota Kabupaten, ini menjadikan Peluang Kota Purworejo dalam mendukung pertumbuhan dan pembangunan sarana-prasarana besar-besaran, serta meningkatnya kwalitas Pelayanan di Kota Purworejo, yang mengakibatkan segala aliran aktivitas lebih tertarik menuju Kota Purworejo ke timbang ke Kota Kutoarjo, Peleburan Kabupaten Kutoarjo dengan Kabupaten Purworejo sangat berpengaruh pada keseimbangan Spasial antara dua kota tersebut, terjadi akibat adanya kecenderungan masyarakat (termasuk hinterland/penyuplai kebutuhan dan jasa kota Kutoarjo) lebih memilih Kota Purworejo dalam melakukan segala aktivitasnya.
 

 
Foto. Mapolsek Kecamatan Kutoarjo di Jln Pangeran Diponegoro, No. 183 Kelurahan Kutoarjo, Kecamatan  Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah 54212

Konsentrasi aktivitas di Kota Purworejo dapat dibuktikkan dengan laju pertumbuhan kepadatan penduduk tinggi yaitu 45.795 jiwa pada tahun 1997 menjadi 46.308 jiwa pada tahun 2003 dengan kenaikan 513 jiwa selama 5 tahun atau 106 jiwa/tahun, sedangkan Kota kutoarjo mengalami penurunan jumlah penduduk sebesar 221 jiwa dimana jumlah penduduk tahun 1997 sebesar 27.033 menjadi 26.812 jiwa pada tahun 2003 (Sumber : BPS, 1997-2003).

 

Foto. Garasi Utama P.O. Sumber Alam di Kutoarjo

Kecamatan Kutoarjo adalah Kecamatan Paling kecil di Kabupaten Purworejo, dengan pendekatan Riset melalui Metode Analisis, Gravitasi, Skalogram Guttman, Indeks Sentralis, Pembobotan, dan Pendekatan Kualitatif meliputi Metode Analisis Deskriptif Kualitatif dan SWOT Hasil analisis yang didapat adalah perkembangan masyarakat dalam menggunakan Pusat Pelayanan di kedua Kota ini berkembang di Sektor Jasa,

Pusat Pelayanan Kota Purworejo berkembang di sektor Jasa Pelayanan Publik seperti surat-menyurat, admistrasi, hukum, kelembanggaan, pendidikan, dan kesehatan, karena hampir dipastikan kantor dinas pemerintah Kabupaten di seluruh Indonesia berada di Ibukota Kabupaten Seperti Kantor dan Rumah Dinas Bupati, Kantor-kantor Dinas, Kejaksaan, Polres, Kodim, Rumah Sakit Besar, Perguruan Tinggi dan sebagainya.

Sedangkan Pusat Pelayanan Kota Kutoarjo berkembang di Sektor Jasa Pertanian, Peternakan Hortikultura, dan sektor Jasa yang mendukung Pelayanan Transportasi, adanya Stasiun Kutoarjo dan Perusahaan PO. Sumber Alam sangat menguntungkan sekali bagi Perekonomian Ribuan Masyarakat Kota Kutoarjo dan sekitarnya.

Peternakan banyak tersebar di kutoarjo dan desa-desa hiterland-nya yang meliputi kecamatan kemiri, kecamatan pituruh, kecamatan bruno, kecamatan butuh, kecamatan grabag yang meliputi peternakan ayam potong, burung puyuh, burung perkutut, burung murai batu, kambing, sapi, tambak udang, dan sebagainya.

 
Foto salah satu peternakan yaitu peternakan tambak udang di pantai kertojayan kecamatan grabag

Kota Kutoarjo disebut juga dengan kota Hortikultura, hortikultura berasal dari bahasa latin yaitu hortus dan cultura/colere dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. kemudian hortikultura digunakan secara lebih luas bukan hanya untuk budidaya di kebun, istilah hortikultura digunakan pada jenis tanaman yang dibudayakan. pusat hortikultura di kota kutoarjo tersebar di beberapa desa hiterlandnya yang terletak di sisi utara kota kutoarjo contohnya desa karangduwur kecamatan kemiri, desa rejowinangun kecamatan kemiri, desa rebug kecamatan kemiri, desa tursino kecamatan kutoarjo dan lain sebagainya.

 
Foto. SAC Sumber Adventure Centre Kutoarjo, wahana Rekreasi, Adventure, Waterpark yang terletak Di Desa Andong, Kecamatan Butuh.
 
Kedua Kota pusat pelayanan di Kabupaten Purworejo yaitu Kota Kutoarjo dan Kota Purworejo rata-rata mampu menjangkau Kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Purworejo sejauh 6,125 - 10, 693 Km, dan Nilai interaksi paling kuat adalah dimiliki Pusat Pelayanan Kota Kutoarjo.

untuk memaksimalkan Pelayanan Jasa di kota Kutoarjo, Pemerintah dan masyarakat harus membangun Infrastruktur dan Sarana prasarana juga Kualitas pelayanan di Kota Kutoarjo terutama di pengembangan di bidang Jasa Pelayanan Transportasi, Perdagangan, Peternakan, Hortikultura, dan Pertanian juga di tambah dengan mendirikan Bangunan Home Stay, Hotel, Pabrik, Swalayan, Perguruan Tinggi, sehingga sangat di harapkan ada masyarkat atau orang yang menanamkan Investasi Modalnya di wilayah Kota Kutoarjo dan sekitarnya untuk membangun Hotel, Perguruan Tinggi, atau Pabrik yang sangat berdampak Positif bagi Ribuan Masyarakat Kota Kutoarjo dan sekitarnya. 

 

 
Foto. Kampus Politehnik Sawunggalih Aji Kutoarjo

Struktur Hirarki ( Hirarki adalah struktur atau tingkatan Pelayanan dari Pelayanan tingkat terendah hingga Tingkat Tinggi dinilai berdasarkan ketersediaan Jenis dan Jumlah Pelayanan (Sumber : Djojodipuro, 1992: 134-136; Carter, 1972: 60-67 year 1971: 152-156)  Kabupaten Purworejo adalah sebagai berikut :

1. Hirarki I    : Purworejo dan Kutoarjo

2. Hirarki II   : Pituruh, Bagelen dan Purwodadi

3. Hirarki III  : Butuh, Bayan, Grabag, Banyuurip, Bener

4. Hirarki IV  : Bruno, Ngombol, Kemiri, Gebang, dan Loano

Berdasarkan Struktur Hirarki diatas terdapat dua kota Hirarki I yaitu Kota Kutoarjo dan Kota Purworejo dimana kedua kota tersebut sangat Menonjol dalam Pertumbuhan wilayahnya dan memiliki Peran Utama dan Penting dalam memicu perkembangan Kabupaten Purworejo, peran penting itu dibuktikan dengan distribusi Pendapatan Daerah terhadap Kabupaten Purworejo (Sumber : BPS : 2003. PDRB Kecamatan se Kabupaten Purworejo dan RTRW Kabupaten Purworejo th. 2003, Bappenas) dan fungsi Pusat Pelayanan Perkotaan yang mampu melayani Masyarakat Regional (Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo No. 6 Tahun 2005).

                Dari Dasar Struktur Hirarki diatas, maka diarahkan kepada penentuan Fungsi Pusat-pusat Pengembangan, dapat dilihat dari Tabel dibawah ini :

No.

Kecamatan

Hirarki

Pusat Pelayanan Sosial

Sektor Ekonomi

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

L

M

N

O

1

Purworejo

I

*

*

*

*

*

*

*

*

*

 

 

 

 

 

 

2

Kutoarjo

I

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

 

 

 

 

 

3

Pituruh

II

 

 

*

 

*

*

 

 

 

*

 

 

*

*

 

4

Bagelen

II

 

 

*

 

*

*

*

 

 

*

 

 

*

*

*

5

Purwodadi

II

 

 

*

 

*

*

 

 

 

 

*

*

*

 

*

6

Butuh

III

 

 

*

 

 

*

 

 

 

*

 

 

 

 

 

7

Grabag

III

 

 

*

 

*

*

 

 

 

*

*

*

*

 

 

8

Banyuurip

III

 

 

*

 

 

*

 

 

 

*

 

 

 

 

 

9

Bener

III

 

 

*

 

*

*

 

 

 

 

 

 

 

 

 

10

Bayan

III

 

 

*

 

 

*

 

 

*

*

 

 

 

 

 

11

Gebang

IV

 

 

*

 

 

*

 

 

*

 

*

 

 

 

 

12

Ngombol

IV

 

 

*

 

 

*

 

 

 

*

 

*

 

 

 

13

Kaligesing

IV

 

 

*

 

 

*

 

 

 

 

*

 

*

*

 

14

Loano

IV

 

 

*

 

 

*

 

 

 

 

*

 

*

*

 

15

Bruno

IV

 

 

*

 

 

*

 

 

 

*

*

 

*

*

 

16

Kemiri

IV

 

 

*

 

 

*

 

 

 

*

 

 

 

*

 

Sumber : RTRW Kabupaten Purworejo th 2003, Bappenas.

Keterangan : 

A : Pusat Pemerintahan Kabupaten, B : Pusat wilayah Pembangunan, C : Pusat Pemerintahan Kecamatan, D : Pelayanan Sosial-ekonomi tingkat Kabupaten, E : Pelayanan Sosial-ekonomi tingkat Kecamatan, F : Pelayanan Sosial-ekonomi tingkat Desa, G : Perdagangan, H : Jasa, I : Industri, J : Pertanian Tanaman Pangan, K : Perkebunan, L : Perikanan, M : Peternakan , N : Kehutanan, O : Pariwisata

 
Foto. Masjid Besar Jami' Al Izhar Kutoarjo            

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Purworejo tahun 2003, menyebutkan bahwa Kabupaten Purworejo dikembangkan berdasarkan sistem fungsional dari masing-masing Daerah/Desa yaitu dengan Pengembangan kawasan Agropolitan sebagai pendekatan pembangunan wilayah. Agropolitan sendiri dapat dikatakan sebagai kota pertanian dengan di dukung oleh sentra pembangunan Pertanian (Agrobisnis), untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini :

 

Kawasan Agropolitan dan Fungsi Kawasan

Kecamatan

Keterangan

 

 

KWA I

(Wilayah Kabupaten Purworejo di era sebelum tahun 1934, kecamatan ngombol dan purwodadi pada waktu itu masuk Ex Kabupaten Kutoarjo)

Purworejo

Pusat Regional/Perdagangan Outlet

Bayan

Pusat Industri Pengolahan

Purwodadi

Sentra Produksi/Pelayanan Produksi

Bener

Sentra Produksi/Pelayanan Produksi

Gebang

Penghasil Bahan Baku

Kaligesing

Penghasil Bahan Baku

Loano

Penghasil Bahan Baku

Banyuurip

Penghasil Bahan Baku

Bagelen

Penghasil Bahan Baku

 

Ngombol

Penghasil Bahan Baku

 

KWA II

(Wilayah Kabupaten Kutoarjo di era sebelum tahun 1934)

Kutoarjo

Pusat Regional/Perdagangan Outlet

Butuh

Pusat Industri Pengolahan

Kemiri

Sentra Produksi/Pelayanan Produksi

Grabag

Sentra Produksi/Pelayanan Produksi

Bruno

Penghasil Bahan Baku

Pituruh

Penghasil Bahan Baku

Sumber : RTRW Kabupaten Purworejo th 2003, Bappenas

 

Foto. Pendopo Ex Kabupaten Kutoarjo

Kota Kutoarjo dan Kota Purworejo adalah dua medan Magnet, tetapi jika pembangunan sarana prasarana juga Kualitas pelayanan hanya di pusatkan di Kota Purworejo maka Magnet Kota Kutoarjo akan redup, ini tugas dan tanggung jawab Masyarakat dan Pemerintah.  Pemerintah pun harus berlaku adil, masyarakat bersama pemerintah juga harus tetap berupaya membangun Kota Kutoarjo baik bangunan, Sarana prasarana, Fasilitas, Kualitas Pelayanan dan Salah satunya adalah dengan  mengangkat Sejarah, Budaya, Kearifan Lokal Kota Kutoarjo dan sekitarnya yang Shahih, Obyektif, terkonfirmasi, dan Real,  juga Ter-Validasi. Sisi kualitas Jiwa atau Spritual dan Humanisme tetep menjadi Pijakan Utama masyarakat Kota Kutoarjo dan sekitarnya sehingga terjadi kehidupan yang Aman, Tertib, Nyaman, Kondusif, Harmonis, Tentram, Sehat santosa dan Sejahtera. Pembangaunan sarana prasana dan fasilitas tanpa di imbangi kualitas jiwa atau spritual masyarakatnya maka akan menjadi chaos atau kacau karena kejahatan akan merajalela, korupsi, prostitusi, perjudian, kriminalitas meningkat.

Semoga pembangunan di Kota Kutoarjo untuk menjadi kota Modern dan Smart City yang dilakukan pemerintah lewat Sumber Dana APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten tidak sekedar Rencana dan Wacana saja, sehingga Sistem Akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan disingkat SAKIP menjadi bagus, sistem ini berhubungan dengan integrasi dari sistem perencanaan, pengangaran, dan sistem pelaporan kinerja pemerintahan yang selaras dengan akuntabilitas keuangan.

 Gambar. Peta Pembagian Kawasan Argopolitan Kabupaten Purworejo Tahun 2003 :

Sumber : Data Administrasi Kabupaten Purworejo Tahun 2005 Badan Informasi Geospasial (BIG) Dan RTRW Kabupaten Purworejo Tahun 2003. 

 

 
Foto. Gereja Santo Yohanes Rosul Kutoarjo


Kekuatan Magnet Kota Aktif

Pemicu Magnet Kota Redup

Pembangunan Sarana Prasarana dan perawatan

Kurangnya Sarana Prasarana dan perawatan

Kualitas Pelayanan yang tinggi

Kualitas pelayanan yang rendah

Keindahan

Keindahan berkurang

Kenyamanan

Kenyamanan  berkurang

Ketertiban

Ketertiban berkurang

Keamanan

Keamanan berkurang

Banyaknya Industri-industri

Bekurangnya Industri-industri

Bertumbuhnya hotel dan Swalayan

Berkurangnya hotel dan swalayan

Banyaknya Pelayanan Jasa

Berkurangnya pelayanan jasa

Mendapatkan Perhatian dari Pemerintah

Tidak mendapatkan perhatian pemerintah

Kesadaran/SDM Masyarakat yang tinggi

Kesadaran/SDM masyarakat yang rendah

Fasilitas yang memadai

Fasilitas yang kurang memadai

Bila Magnet Sebuah kota aktif maka dipastikan banyak potensi-potensi yang menarik Pihak Swasta ataupun Investor menanamkan Modalnya, entah itu mendirikan Hotel, Losmen, Home Stay, Sekolah, Bank, Pabrik, Swalayan dan sebagainya, serta Hinterland atau penyuplai kebutuhan dan jasa Kota Kutoarjo tetap bertahan di Kota Kutoarjo. Keberadaan Stasiun besar, terminal, bandara, pelabuhan, perusahaan besar, pasar besar, gedung-gedung sekolah, kampus-kampus, rumah sakit besar, PDAM, masyarakat yang sadar wisata dan sebagainya sangatlah menguntungkan juga bisa untuk diperhitungkan.

 Faktor Daya tarik Magnet masyarakat melakukan mobilitas ada 7 yaitu :

  1. Potensi Ekonomi (Pasar, Bank, Industri, dan Koperasi)
  2. Potensi Sosial (Fasilitas pendidikan, Fasilitas Kesehatan, Fasilitas Agama, Fasilitas Olahraga, universitas, terminal bus, pasar, swalayan, Rumah sakit standar nasional gedung olahraga standar nasional, gedung kesenian standart nasional, gedung perpustakaan standar nasional, Stasiun kereta api standart internasional, dan Fasilitas Wisata, Hiburan, Kuliner, dan Bersantai Ria bersama Keluarga atau Sahabat)
  3. Potensi Kelengkapan Utilitas,
  4. Potensi Transportasi ( Jalan yang bagus, tebal, lebar, nyaman, mudah di akses dan Sarana Pengangkut yang memadai serta mudah di dapatkan seperti Sepeda Motor, Mobil, Angkutan, Bus, Ojek online, kereta api, pesawat terbang dan sebagainya).
  5. Potensi keamanan
  6. Potensai Ketertiban
  7. Potensi kebersihan/keindahan
Foto. Beberapa Kuliner Khas Kota Kutoarjo

Tabel Parameter Potensi Ekonomi Kota Kutoarjo dan Kota Purworejo tahun 2013 :

No

Kecamatan

Keuangan

Industri

Pasar

Koperasi

Bank

Kecil

Sedang

Besar

Tradisional

Induk

Swalayan

1

Purworejo

37

10

47

4

0

8

1

5

2

Kutoarjo

18

14

24

3

0

4

1

2

3

Pituruh

2

2

4

2

0

9

0

0

4

Bagelen

3

5

8

0

0

8

0

0

5

Purwodadi

4

4

5

0

0

5

0

0

6

Butuh

4

3

3

0

0

5

0

0

7

Grabag

3

2

12

0

0

5

0

0

8

Banyuurip

9

5

16

4

1

7

0

0

9

Bener

3

2

5

1

0

6

0

0

10

Bayan

5

2

22

2

2

6

0

0

11

Gebang

3

2

11

0

1

1

0

0

12

Ngombol

3

1

2

1

0

6

0

0

13

Kaligesing

2

1

7

0

0

2

0

0

14

Loano

2

4

15

3

0

4

0

0

15

Bruno

2

1

2

0

0

5

0

0

16

Kemiri

3

4

8

0

0

6

0

0

Sumber : BPS Kabupaten Purworejo 2013

 

 
Foto. Kantor Cabang BRI Kutoarjo

 Tabel Parameter Potensi sosial Kota Kutoarjo dan Kota Purworejo :

No

Kecamatan

Pendidikan

Kesehatan

Sarana Prasarana

SD

SMP

SMA

PT

Puskesmas Pembantu

Puskesmas

RS Bersalin

RS

Terminal

Stasiun

1

Purworejo

42

5

2

5

4

3

3

3

1

0

2

Kutoarjo

39

5

1

1

4

3

1

3

1

1

3

Pituruh

40

2

1

0

5

2

0

0

0

0

4

Bagelen

24

2

0

0

8

2

0

0

0

0

5

Purwodadi

30

2

2

0

3

2

0

1

0

1

6

Butuh

32

2

1

0

4

2

0

0

0

1

7

Grabag

37

4

1

0

2

1

1

0

0

0

8

Banyuurip

30

4

1

0

6

2

0

1

1

0

9

Bener

31

2

0

0

5

1

0

0

0

0

10

Bayan

28

2

0

0

3

1

0

0

0

0

11

Gebang

30

2

0

1

2

1

1

0

0

0

12

Ngombol

27

2

0

0

4

1

0

0

0

0

13

Kaligesing

30

2

0

0

4

1

0

0

0

0

14

Loano

24

2

1

0

2

1

0

0

0

0

15

Bruno

28

2

0

0

3

1

0

0

0

0

16

Kemiri

46

3

1

0

4

2

2

0

0

0

Sumber : BPS Kabupaten Purworejo 2013

 

 
Foto. Terminal Kutoarjo
 
  Tabel Parameter Kemudahan Transportasi Kota Kutoarjo dan Kota Purworejo :

No

Kecamatan

Kendaraan

Jalan (km)

Motor

Mobil

Angkot ke Purworejo

Angkot Ke Kutoarjo

Bus

Lokal

Koleltor

Arteri

1

Purworejo

17824

840

-

114

212

55.406

0

8.437

2

Kutoarjo

10037

495

114

-

250

41.611

0

3.393

3

Pituruh

5906

86

0

31

5

61.355

0

0

4

Bagelen

6064

250

60

0

6

10.988

0

7.952

5

Purwodadi

6407

208

90

8

3

49.45

0

3.275

6

Butuh

5813

87

8

31

4

31.552

0

6.765

7

Grabag

3586

284

8

61

9

46.108

0

0

8

Banyuurip

6864

415

228

122

0

58.649

0

12.422

9

Bener

5466

40

60

0

0

35.588

0

9.576

10

Bayan

7201

470

117

143

8

33.292

0

4.508

11

Gebang

5514

45

44

31

1

35.269

0

0

12

Ngombol

4919

132

43

21

0

37.909

0

0

13

Kaligesing

2236

160

34

0

0

28.874

0

0

14

Loano

4413

186

86

0

0

16.733

0

8.346

15

Bruno

3698

21

0

20

0

22.497

0

0

16

Kemiri

7875

279

14

59

0

32.634

0

0

Sumber : BPS Kabupaten Purworejo 2013 dan Samsat Kabupaten Purworejo 2013

Kemudahan sarana dan prasarana Transportasi  menjadi tolak ukur dan penilaian distribusi serta mobilitas penduduk di dukung jalan yang baik, aman juga nyaman. 

Diharapkan Pemerintah memperluas, memperbaiki, dan merawat akses jalan-jalan di kota Kutoarjo sehingga Para pengendara bus, mobil, truk, sepeda motor dan sebagainya menjadi aman dan nyaman, serta lancar perjalanannya tanpa halangan apapun.

 

 
Foto. Kantor Pegadaian Kutoarjo

Tabel Jumlah Penduduk Kota Kutoarjo dan Kota Purworejo Tahun 2013 :

No

Kecamatan

Jumlah Penduduk

1

Purworejo

84467

2

Kutoarjo

59266

3

Pituruh

46522

4

Bagelen

29248

5

Purwodadi

37120

6

Butuh

39515

7

Grabag

43433

8

Banyuurip

40738

9

Bener

49256

10

Bayan

46496

11

Gebang

40577

12

Ngombol

31358

13

Kaligesing

29651

14

Loano

35192

15

Bruno

44086

16

Kemiri

51558

Sumber : BPS Purworejo Tahun 2013

 Penduduk merupakan faktor yang sangat penting dalam menghitung pergerakan penduduk. semakin besar penduduk suatu wilayah maka akan semakin besar pula kemungkinan terjadi mobilitas penduduk, selain itu dipengaruhi oleh potensi daerah tujuan maupun potensi daerah asal, semakin besar potensi antara daerah tujuan dengan daerah asal, maka akan semakin besar pula kesempatan untuk terjadi mobilitas penduduk. sebagai ibukota kabupaten Kota Purworejo merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak di ikuti kecamatan Kutoarjo, hal ini membuktikan bahwa kedua kota tersebut merupakan pusat kegiatan, aktivitas, dan pusat kota di kabupaten Purworejo.

 

 
Foto. Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo 

Purworejo dan Kutoarjo bisa dianalogikan Washington DC dan New York dimana Kutoarjo (New York) mempunyai geliat dan kehidupan ekonomi yang lebih ramai ketimbang ibu kotanya Purworejo (Washington DC).

Sekalipun pembangunan Fasilitas sarana prasarana besar-besaran terjadi di pusat ibu kota yaitu Kota Purworejo semenjak masa kolonial Belanda sampai sekarang.

 

Foto. Pasar Kutoarjo

Di masa kolonial Belanda Kota Purworejo pernah menjadi Pusat Kota Kabupaten dan Pusat Kota Karesidenan Bagelen dimana kantor Residen Bagelen sekarang berfungsi sebagai kantor Bupati Purworejo.

Kutoarjo di masa kolonial belanda adalah kota industri banyak pengrajin Tenun, Batik, Pecah belah, salah satu penhasil Kain tenun adalah desa jono dimasa sebelum perang Diponegoro, Lebih-lebih di era Bupati Pangeran Adipati Purboatmodjo(Pangeran Sepuh) Sang ahli Tata kelola air dan Tehnik Bangunan Bendung, Kota Kutoarjo di Tahun Era beliau lebih di untungkan dengan memiliki Stasiun Besar Kutoarjo dimana belanda membangun rel kereta api dari yogyakarta ke pelabuhan cilacap supaya lebih mudah, efesien, hemat, juga efektif untuk mobilitas dan mengangkut hasil tani atau sumber daya alam ke pelabuhan cilacap lalu dibawa oleh kapal ke belanda dan eropa untuk kebutuhan dalam negeri belanda serta diperjualbelikan ke negara-negara eropa.

 
Tapi mulai sekarang Mau gak mau Kota Kutoarjo harus Selalu berbenah dan membangun berbagai Sarana Prasarana juga fasilitas yang memadai serta meningkatkan Mutu Kualitas Pelayanan, Alun-alun diperindah dengan segala Fasilitas serta Sarana Prasarananya, Gedung Olahraga dibangun, tempat Wisata di bangun dan dipugar, Jalan Raya diperlebar, Terminal diperluas, dan sebagainya,  Kualitas Jiwa atau Spritual tetap menadi pedoman dan pijakan dalam pembangunan Kota Kutoarjo sehingga harapan Generasi Tua atau Leluhur Pendiri Kota yang memberi Nama "Kutoarjo" yang artinya Kota yang Nyaman, aman, indah, makmur, dan sejahtera tercapai. kesejahteran, kenyaman, keamanan, kedamaian masyarakat Kota Kutoarjo dan sekitarnya terjamin.
 
 
Gambar. Bupati Kutoarjo ke-4 Pangeran Adipati Poerbo Atmodjo(Pangeran Sepuh), Seorang Enviromentalis Pertama Pribumi/Indonesia

Suatu Kota dapat dilihat dari hubungan "Diorama Kota" dengan Sejarah Masa Lalunya seperti yang diungkapkan oleh Kevin Lynch dalam bukunya berjudul Good City Form dengan kata lain, kota sebagai suatu "diorama" yang terpampang di dalam Museum Sejarah dan didalamnya terdapat rentetan peristiwa yang merefleksikan kesan-kesan tertentu seperti halnya Kota Lama Kutoarjo yang merupakan Bagian Sejarah dari Kota Kutoarjo yang mempunyai Citra visual fisik yang menyajikan kemegahan Arsitektur Indies (Jawa-Belanda/eropa) di masa lalu, cagar budaya sebagai warisan budaya bersifat kebendaan berupa benda cagar budaya, bangunan cagar budaya dan kawasan cagar budaya, situs cagar budaya, di darat dan di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan kebudayaan melalui proses penetapan, hal tersebut berdasarkan Pasal 1 ayat (1) UU No. 11 Tahun 2010 tentang cagar budaya. dalam hal ini, cagar budaya merupakan warisan kebudayaan materil yaitu perwujudan budaya sebagai hasil cipta, rasa, dan karsa manusia yang bisa digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan serta melangsungkan hidupnya dan untuk hidup dengan baik. adapun kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah kebutuhan hidup mendasar, sosial, psikologis (Sumber : warindah, 2004 : 150-152).

 

 
Foto. Kantor Pos Kutoarjo

Bangunan-bangunan Cagar Budaya Kota Kutoarjo diantaranya adalah Rumah dan Pendopo Kabupaten Kutorjo yang sekarang berfungsi menjadi Rumah Dinas Wakil Bupati Purworejo, Kantor dan Pendopo Kepatihan Kutoarjo yang sekarang berfungsi menjadi kantor kecamatan Kutoarjo, Masjid Jami' Al Izhar Kota Kutoarjo, Rumah Sakit Maerdi Oesodo, Penyembelihan Hewan Kutoarjo, Rumah Ndalem Ondercolektur Kabupaten Kutoarjo, Hotel Kencana, Bangunan Contreleur Kabupaten Kutoarjo yang sekarang di Mako Brimob Kutoarjo, Stasiun Kutoarjo, Pecinan Kutoarjo, Perumahan Pegawai Kereta Api di dekat stasiun kutoarjo, Kompleks Makam Bupati-Bupati Kutoarjo di Semawung, Kaliwatu, dan Loano, Lingga dan yoni di komplek makam Bupati Kutoarjo di kaliwatu, makam Mbah Kyai Cumantoko, Kerkof Gunung Tugel Kutoarjo, Makam dan Masjid Tuan Guru Loning, Makam dan Masjid Kyai Nur Muhaamad Alang-alang Ombo, Bangunan kolonial yang sekarang berfungsi menjadi Hotel Puri Mandiri, Makam Tionghoa di desa Jono, Makam Basah Djojo Sundargo di Lengis Grabag, Bangunan Jembatan, Bangunan Bendung-Bendung, Sluis-sluis dan sebagainya.

 

 
Foto. Kantor dan Pendopo Kecamatan Kutoarjo

Pasal 56 UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya: "Setiap orang dapat berperan serta melakukan perlindungan cagar budaya".

Berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 itu, pemerintah mempunyai kewajiban melaksanakan kebijakan untuk memajukan kebudayaan secara utuh untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sehubungan dengan itu, seluruh hasil karya bangsa Indonesia, baik pada masa lalu, masa kini, maupun yang akan datang, perlu dimanfaatkan sebagai modal pembangunan. Sebagai karya warisan budaya masa lalu, Cagar Budaya menjadi penting perannya untuk dipertahankan keberadaannya.

 

Weefsters te Koetoardjo (Penenun di Koetoardjo) KITLV 5602

Foto. Para perempuan yang bekerja sebagai Penenun di Kutoarjo.

hasil tenun berupa kain Mori yang dijual sampai ke luar daerah sebagai bahan baku membuat batik tulis.

dibandingkan dengan Purworejo, Perekonomian Kutoarjo saat itu  jauh lebih maju

foto. https//:kitlv.nl/

 

Foto. Salah satu motif Batik Ex Kabupaten Kutoarjo yaitu "Melati Secontong" menurut penggiat dan pengamat batik, batik kutoarjo memiliki ciri khas tersendiri yaitu Bironan dengan tehnik dikerok.

  Prioritas Pembangunan Kota Kutoarjo menjadi Kota Modern dan Smart City  berdasarkan Kriteria :

1. Memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian sasaran-sasaran pembangunan sesuai tema pembangunan.

2. Memiliki sasaran-sasaran dan indikator kinerja yang terukur sehingga langsung dapat dirasakan manfaatnya

3. Mendesak dan Penting untuk segera dilaksanakan, merupakan tanggung jawab dan tugas pemerintah untuk melaksanakan.

4. Realistis untuk dilaksanakan dan diselesaikan dalam kurun waktu satu tahun.

 
Foto. Gedung SMK Sawunggalih Kutoarjo

Perkembangan suatu desa, kota atau daerah/kawasan tergantung pada apa yang dimiliki daerah/kawasan tersebut untuk ditawarkan kepada para pengunjung, penanam modal, dan wisatawan. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari peranan para masyarakat, pemangku kepentingn, instansi pemerintah, pengelola kawasan wisata.  berhasilnya suatu kota hingga tercapainya kawasan bisnis, perdagangan, industri, pelayanan jasa, pusat pendidikan, pusat kesehatan, pusat seni budaya dan wisata sangat bergantung pada 3 hal yaitu atraksi (attraction), mudah dicapai (accessibility), dan fasilitas (amenities). :
A. Atraksi (Atraksi)
Atraksi yaitu sesuatu yang dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dilihat dan dinikmati. Kawasan y
ang mendukung, udara yang sejuk, dan puluhan sumber air bersih yang jernih, didukung tempat aktivitas yang nyaman dan aman untuk seluruh pengunjung. Dalam waktu tertentu diadakan basar, festival, pentas seni, pertunjukan musik, car free day, pameran, lomba olahraga, upacara/ritual agama dan tradisional seperti arak-arakan khotmil kuran, sadranan, grebek, dan sedekah bumi.

B. Aksesibilitas (Aksesibilitas)
Aktivitas pel
ayanan jasa, bisnis, industri, perdagangan, pendidikan, kesehatan, dan pariwisata sangat tergantung pada transportasi, letak geografis, letak strategis, dan komunikasi karena faktor jarak dan waktu yang sangat mempengaruhi keinginan seseorang untuk melakukan perjalanan dagang, bisnis, pendidikan,wisata. Hal yang terpenting dalam aksesibilitas adalah transportasi, maksudnya yaitu frekuensi penggunaan, kecepatan yang dimilikinya dapat mengakibatkan jarak seolah-olah menjadi dekat. Kawasan pelayanan jasa, perdagangan, pendidikan, kesehatan, industri, dan Wisata ini aksesnya sangat mudah dijangkau, bagi wisatawan dari jakarta yang berangkat naik Kereat api jurusan Kutoarjo, turun di Stasiun Kutoarjo, dilanjutkan bus Trans Jateng menuju ke wisata Borobudur. atau Bagi pengunjung dan wisatawan yng turun ke bndr internsionl yogykarta bisa langsung naik kereta jurusan kutoarjo lalu dapat mengakses bus Trans Jateng menuju ke wisata Borobudur. kutoarjo terletak startegis dilewati jalan nasionl dan rel kereta api.


C. Fasilitas (fasilitas)
Fasilitas pel
ayanan jasa, bisnis, perdagangan, pendidikan, bahkan pariwisata tidak akan terpisahkan dari akomodasi jasa kost/kontrak rumah dan perhotelan. bahkan pariwisata tidak akan pernah berkembang tanpa penginapan. Fasilitas wisata merupakan hal-hal penunjang terciptanya kenyamanan wisatawan dan penikmat jasa transportsi untuk dapat mengunjungi suatu daerah tujuan wisata, stasiun kereta api, terminal bus. Fasilitas yang ada didalamnya seperti : kolam renang, pemacing lengkap, kamar mandi, kamar ganti, toilet, dsb serta kebersihan, kerapian selalu terjaga.
diharapakan Pemerintah memberikan fasilitas s
arana prasarana yang baik, berkwalitas, modern dan lengkap terhadap wilayah kutoarjo ini, karena banyak potensi yang dimiliki yang belum digarap secara maksimal.      

Tabel Ekonomi ADH Kota Kutoarjo dan Kota Purworejo konstan 2000 dirinci menurut kecamatan Tahun 2013-2015 :

No

Kecamatan

2013

2014

2015

1

Purworejo

6,01

6,31

5,97

2

Kutoarjo

5,93

6,23

5,91

3

Pituruh

3,99

3,49

5,11

4

Bagelen

4,34

4,90

5,17

5

Purwodadi

4,91

4,68

5,00

6

Butuh

4,14

3,66

5,14

7

Grabag

4,32

5,61

4,97

8

Banyuurip

5,60

5,11

5,37

9

Bener

4,63

4,72

4,88

10

Bayan

5,43

5,02

5,32

11

Gebang

4,24

3,59

4,56

12

Ngombol

4,17

3,54

4,22

13

Kaligesing

4,91

4,95

5,03

14

Loano

4,13

3,84

4,04

15

Bruno

3,44

4,37

4,56

16

Kemiri

4,01

3,64

4,21

Sumber : PDRB Kecamatan, BPS tahun terbit 2016

Terlihat dari tabel diatas Pertumbuhan Ekonomi Kota Kutoarjo dan Kota Purworejo terpaut sangat tipis sekali.

 

 
Foto. SMA Negeri 2 Purworejo di Kota Kutoarjo


Pendapatan Perkapita (Y)

Pertumbuhan Ekonomi (R)

Y<

Y>

R<

Maju dengan pertumbuhan cepat

 (Purworejo, Kutoarjo, Banyuurip)

Berkembang Cepat

(Grabag, Bayan)

R>

Maju tapi tertekan

(Purwodadi)

Kurang Berkembang

(Ngombol, Bagelen, Kaligesing, Butuh, Pituruh, Kemiri, Bruno, Gebang, Loano, Bener)

Sumber : PDRB Kecamatan, BPS Tahun 2016

 

Foto. contoh Industri Pertanian di bidang pembibitan tanaman atau hortikultura di kota kutoarjo sebelah utara yang meliputi wirun, tursino karangrejo, karangduwur, rebug, winong, dan kemiri yang hasilnya akan di kirim ke luar daerah bahkan sampai ke banyuwangi, Bali dan Sulawwesi.
 
 Tiga Dimensi Pembangunan Kota Kutoarjo menjadi kota Modern dan Smar City :

1. Dimensi Pembangunan Manusia dan Masyarakat, dimensi ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat yang meliputi Kecerdasan Intelektual IQ, Kecerdasan Spritual SQ, Kecerdasan Emosional EQ,  Kecerdasan Transenden TQ, sehingga menghasilkan manusia-manusia unggul yang tidak hanya punya kualitas intelektual tinggi tapi juga punya kualitas jiwa atau spritual dengan melalui Pendidikan, hobi membaca/literasi, kesehatan, dan perbaikan gizi serta menghindari Stunting.

2. Dimensi Pembangunan sektor unggulan yaitu sektor kedaulatan pangan, energi, ketenagalistrikkan, kemaritiman, kelautan, pariwisata, dan industri.

3. Dimensi pemerataan dan kewilayahan.

pembangunan bukan untuk kelompok, tapi untuk seluruh masyarakat di seluruh wilayah, oleh karena itu pembangunan harus merata dan dapat menghilangkan kesenjangan yang ada baik kesenjangan antar kelompok, pendapatan, maupun kesenjangan antar wilayah.

 

Dokumentasi di Desa Bedono Karangduwur, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo saat resmi dicanangkan sebagai kampung benih hortikultura pada Rabu 9 November 2022 Pencanangan itu dimulai dengan pemotongan pita sebagai simbol peresmian gapura kampung benih hortikultura dan penandatanganan prasasti oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo
 
Tabel luas wilayah kecamatan di Kabupaten Purworejo Tahun 2010 :

No

Kecamatan

Jumlah Desa

Jarak (km)

Luas Wilayah (km2)

Tinggi Ibukota Kecamatan (m)

1

Purworejo

25

0,5

52,72

63

2

Kutoarjo

27

12

37,59

26

3

Pituruh

49

24

77,42

18

4

Bagelen

17

12,75

63,76

17

5

Purwodadi

40

10

53,96

12

6

Butuh

41

18,5

46,08

10

7

Grabag

32

19,5

64,92

25

8

Banyuurip

27

10,5

45,08

12

9

Bener

28

15,5

94,08

150

10

Bayan

26

11

43,21

19

11

Gebang

25

7,5

71,86

85

12

Ngombol

57

15,25

64,92

25

13

Kaligesing

21

11,5

74,73

200

14

Loano

21

12,25

53,65

150

15

Bruno

18

36

108,43

325

16

Kemiri

40

18

108,43

325

TOTAL

494

 

1.034.81

103482

Sumber : BPS Kabupaten Purworejo Tahun 2010

Foto Seri Komite Pameran Batavia

(Serie van het Comité Batavia Tentoonstelling)

Yang menampilkan Jajaran Boneka yang menggambarkan Sosok Bupati Kutoarjo dan Raden ajoe dan para pengawalnya,

Dalam catatan sejarah dulu kutoarjo merupakan pusat pemerintahan kabupaten , dan sejak tahun 1934 pihak belanda meleburkan kutoarjo kedalam wilayah Kabupaten purworejo , dan status kutoarjo berubah menjadi setingkat diatas kecamatan (kawedanan)

(by. Author; E.M. van de B.V.J.C. Den Haag 1894 No inv: RV-A269-7)

Foto. Pabrik Brood en beschuitbakkerij OEI GWAT SIANG Koetoardjo (Roti dan Roti Kering OEI GWAT SIANG Koetoardjo) Tahun 1931

 

Foto. GEDUNG "SOCIETEIT" atau KAMAR BOLA YANG BERNAMA "TANGGAL PANDRIJO DARMO" KOETOARDJO.
Di era kolonial, tempat sosial dan hiburan khusus orang-orang kulit putih dan Pribumi Priyayi Jawa yang punya kasta dan jabatan Tinggi disebut dengan Societeit atau disingkat "Soos". Di setiap kota ada Gedung societeit yang punya Nama sendiri-sendiri, biasanya kegiatan aktivitas yang dilakukan di "Soos" atau "Societeit" Salah satunya bermain bilyard, tonil, reveu, drama, nyanyi, dan sebagainya.
Societeit "Tanggal Pandrijo Darmo" lalu digunakan sebagai SMEP lalu SMP Negeri 3 Kutoarjo/SMP N 16 Purworejo yang sekarang dirobohkan dan menjadi Shelter Kuliner Kutoarjo .
 
Foto. Peta Jalan Nasional di Provinsi Jawa Tengah

KOTA KUTOARJO TERLETAK STRATEGIS di Moda Transportasi darat dan dilewati Jalan Nasional.

Fakta Real yang bisa dilihat oleh orang awam juga para ahli pakar, Kota Kutoarjo di kabupaten purworejo provinsi Jawa tengah terletak strategis di Moda transportasi darat dan dilewati jalan Nasional.

Kutoarjo dilewati langsung oleh Jalan Nasional Rute 3 dan jalur kerete api lintas selatan sehingga banyak pengguna jasa kendaraan Pribadi dan umum yang turun di Kutoarjo sebelum melanjutkan perjalanan ke kampung atau daerah tujuan yang dari atau akan ke yogyakarta, Jawa Timur, magelang, semarang, kebumen, purwokerto, bandung, jakarta dan sebagainya.
Selain itu, Stasiun kereta api terbesar di purworejo berada di Kutoarjo. Stasiun KAI Kutoarjo merupakan stasiun besar tipe A yang terletak di Kelurahan Semawung Daleman, Kutoarjo, Stasiun ini melayani naik turun penumpang baik kelas Ekonomi, Ekonomi Plus, Bisnis, Eksekutif dan Komuter, hampir semua kereta api penumpang lintas selatan Jawa berhenti di stasiun ini. Terdapat pula Perusahaan otobus (PO) Sumber Alam di Kutoarjo.
Kutoarjo juga pintu gerbang ke destinasi wisata super prioritas yaitu Borobudur dimana pemprov Jateng sudah menyediakan bus Transjateng Kutoarjo-Borobudur(Magelang) PP yang dikelola oleh Dinas Perhubungan Jawa Tengah.
Kutoarjo juga pintu gerbang ke Bandara Internasional yogyakarta dimana titik central intregrasi dan koneksinya adalah Stasiun KAI Kutoarjo.

Kutoarjo yang terletak di tempat strategis bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat serta mewujudkan Smart city atau kota modern seperti dengan membangun sarana prasarana fasilitas seperti Hotel berbintang 3 atau 5, tempat obyek wisata dalam kota, mall swalayan pusat perbelanjaan, museum, kebun binatang mini, alun-alun Kutoarjo direvitalisasi indah secara masif dan agresif, jalan-jalan diperlebar, universitas di bangun, terminal dibangun lebar juga luas, Pasar Kutoarjo di tata lebih indah, Stadion olahraga, Gedung Olahraga, Gedung kesenian dan sebagainya. Untuk itu dibutuhkan bantuan APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten juga investor swasta untuk menanamkan modalnya di Kutoarjo untuk membangun Hotel, Swalayan, Sekolah Universitas, tempat wisata dalam kota, dan sebagainya

 Moda transportasi darat terdiri dari :

1. JALAN
Moda transportasi jalan merupakan moda yang sangat umum digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kelebihannya, moda ini mempunyai fleksibilitas yang tinggi selama ada dukungan dari jaringan infrastruktur. Moda jalan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu moda kendaraan bermotor dan moda kendaraan tidak bermotor. Pengelompokan lain dari moda jalan terdiri dari moda kendaraan pribadi dan moda kendaraan umum. Selanjutnya moda angkutan umum masih dikelompokan menjadi moda angkutan umum dalam trayek dan moda angkutan umum tidak dalam trayek.

2. KERETA API
Moda transportasi kereta api merupakan moda transportasi rel yang terdiri dari serangkaian kendaraan yang ditarik sepanjang jalur untuk mengangkut orang atau barang. Gaya gerak terjadi dari lokomotif yang terpisah atau motor individu dalam beberapa unit. Bentuk-bentuk modern yang paling umum adalah mesin diesel dan listrik lokomotif, yang disediakan oleh kabel overhead atau rel tambahan dengan sejumlah monorel dan guideways maglev dalam campuran.

3. PIPA
Moda tranportasi pipa umumnya digunakan untuk bahan berbentuk cair atau pun gas, pipa digelar diatas tanah, ditanam pada kedalaman tertentu di tanah atau pun digelar melalui dasar laut. Penggunaan angkutan pipa yang paling besar adalah untuk transportasi minyak mentah, minyak hasil pengolahan (refinery), gas alam ataupun untuk angkutan air  perumahan atau kebutuhan industri.

Moda transportasi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang alat angkut yang digunakan sebagai sarana transportasi untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Pengangkutan berfungsi sebagai sarana penunjang dan dorongan dalam pembangunan (the promoting sector) serta pemberi jasa (the service sector) bagi perkembangan ekonomi.

Moda Transportasi terdiri dari dua kata yaitu kata moda dan transportasi. Moda adalah bentuk atau jenis. Sedangkan transpotasi secara umum adalah suatu kegiatan memindahkan sesuatu (orang atau barang) dari satu tempat ke tempat lain baik dengan atau tanpa sarana. Jadi pengertian dari Moda Transportasi adalah jenis atau bentuk angkutan yang digunakan untuk memindahkan orang dan atau barang dari satu tempat ketempat lain.

Jalan nasional adalah jalan yang dikelola oleh Kementerian PUPR yang meliputi 4 kelompok yakni jalan arteri primer, jalan kolektor primer (penghubung antar-ibu kota provinsi), jalan tol (bebas hambatan), dan jalan strategis nasional.

Jalan nasional ditandai dengan kode K1. Secara kasat mata, masyarakat bisa mengenali status jalan nasional lewat dua cara. Pertama lewat papan penunjuk jalan yang biasanya dipasang di jalan yang mencantumkan status jalan tersebut.

Cara
kedua yakni dengan mengenali jenis marka jalan. Marka jalan ini diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 67 Tahun 2018 tentang Marka Jalan.Ciri jalan nasional adalah terdapat tanda marka membujur berwarna putih dan kuning secara bersamaan. Pengelola jalan nasional adalah Kementerian PUPR lewat Ditjen Bina Marga.

Sementara jalan provinsi adalah jalan yang menghubungkan ibu kota provinsi dengan ibu kota kabupaten/kota, antar ibu kota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
Kewenangan jalan provinsi berada di bawah pemerintah provinsi.
Sedangkan pengertian jalan kabupaten adalah jalan yang menghubungkan ibu kota kabupaten dengan ibu kota kecamatan, antar ibu kota kecamatan, ibu kota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, dan jalan strategis kabupaten.
Kewenangan jalan kabupaten berada di bawah pemerintah kabupaten.
Selan itu, ada pula jalan kota. Jalan kota adalah bagian dari jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, pusat perlayanan dengan persil (perumahan atau perkebunan), antar persil, dan antar pusat pemukiman di kota.
Kewenangan jalan kota berada di bawah pemerintah kota.
Terakhir, terdapat jalan desa. Jalan desa adalah jalan terkecil yang menghubungkan antar kawasan atau antar pemukiman. Kewenangan jalan desa berada di bawah pemerintah desa.
 
 
Sumbu Kosmologi Jawa : "catur gatra manunggal" Laut Selatan - Rumah/Kantor/Pendopo eks Bupati Kutoarjo - Gunung Sindoro.

Dari dulu hingga kini, alun-alun merupakan kawasan rekreasi, hijau, olahraga yang ramai dipenuhi masyarakat yang hendak berlibur melepas capek dan penat. Beragam tempat hiburan dan perbelanjaan tersebar di sekitar kawasan ini.
Di banyak kota, alun-alun selalu menjadi pusat jantung kegiatan publik dan pusat pemerintahan.

alun-alun, selalu bersebelahan dengan masjid, kantor dan rumah bupati atau pemerintahan, pasar Ternyata konsep tersebut merupakan pengaruh dari kebudayaan Jawa. Penataan ruang perkotaan dalam budaya tradisional Jawa dirancang berdasarkan sistem kosmologi. Penempatan alun-alun kota menjadi salah satu elemen dalam konsep tata ruang yang bernama Catur Gatra Manunggal (Empat Unsur Bersatu)

Catur Gatra Tunggal meliputi :

  1. Pendopo, Rumah, dan Kantor ex Bupati Kutoarjo yang sekarang berfungsi menjadi Pendopo, Rumah Dinas, dan Kantor Wakil Bupati Purworejo. Pendopo, Rumah, dan kantor bupati merupakan tempat kediaman Bupati beserta keluarganya dan menjadi simbol pusat kekuasaan ex Kabupaten Kutoarjo.
  2.  Alun-alun sebagai pusat kegiatan masyarakat dan ruang interaksi bersama Bupati. Di tengah alun-alun ada pohon beringin.pohon beringin melambangkan konsep Manunggaling Kawula lan Gusti dan prinsip Hablun min annas dan Hablun min Allah.
  3. Masjid Jami' Al Izhar Kutoarjo Kauman melambangkan aspek religius. Masjid Al Izhar Kauman merupakan tempat ibadah. Secara simbolis Masjid Agung Al Izhar Kutoarjo menunjukkan bahwa Bupati tidak hanya sebagai penguasa pemerintahan (senapati ing ngalaga), tapi juga berperan sebagai Orang Yang tercerahkan dan ber-spritual tinggi yaitu Kholifah atau wakil Tuhan (sayidin panatagama khalifatullah) di dunia yang rahmatan Lil alamin alias Memayu Hayuning Bawono.
  4. Pasar Kutoarjo menyimbolkan pusat perekonomian masyarakat. Pasar merupakan salah satu komponen utama di dalam tata kota lama. Lahirnya pasar seiring dengan keberadaan kabupaten kutoarjo. Pasar yang berada di kota dan menjadi pusat perekonomian.   
 
Foto. Seni tari Cingpoling asli dari Desa Kesawen, kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo

Kota Kutoarjo terletak strategis di obyek wisata seperti Pantai dan pegunungan, sehingga akses dan jangkauannya mudah, berbagai kuliner khas Kutoarjo bisa di buru di pasar Kutoarjo seperti kue lompong, clorot, roti Bagelen Kutoarjo 1906, kopi munthu, dawet ireng butuh, es piring, es choan, jenang senepo, gadungan kaligucih, sate Winong dan sebagainya.
Bila ingin ke Pantai tinggal ke arah selatan dari kota Kutoarjo yang berjarak ± 14 Km yang terletak di kecamatan Grabag dan kecamatan Ngombol disana kita menemui Pantai Ketawang Indah berlokasi di Dusun Sengoro Wetan, Desa Ketawangrejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo,
Juga Pantai Jetis di desa Patutrejo kecamatan Grabag kabupaten Purworejo, serta Pantai Pasir Puncu di Desa Keburuhan Kecamatan Ngombol kabupaten Purworejo Pantai-pantai itu berdekatan.
 
Foto. Pantai Jetis dan Pantai ketawang dengan fasilitas sewa kuda dan motor
 
Namun, sebagian orang mengenali pantai Ketawang dengan sebutan Pantai Jetis karena letaknya yang berdekatan. Sebenarnya, kedua pantai ini adalah pantai yang berbeda dengan spot foto yang berbeda pula, fasilitas seperti sewa kuda, sewa motor dan sebagainya juga ada.
Foto. Kali Semame di Desa Wisata Purbayan Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo

Foto. Mercusuar Pantai Ketawang
 
Harga Tiket Masuk Pantai Ketawang
tak perlu budget banyak. Harga tiket masuk Pantai Ketawang hanya Rp 2.000 per satu kendaraan bermotor.Jika para wisatawan ingin menikmati keindahan pantai dari spot menara mercusuar yang ada di Pantai Ketawang diharuskan membayar Rp 5000. Dari menara mercusuar pantai, para wisatawan dapat mengambil spot foto dari ketinggian yang sangat indah.

Rute yang bisa ditempuh menuju Pantai Ketawang Indah yaitu dari kota Kutoarjo lewat selatan stasiun Kutoarjo. Kemudian lurus terus menuju arah pantai melalui Jalan urut sewu atau masyarakat mengenal dengan jalan deandeles.
Setelah sampai di Jalan Deandles maka para pengunjung atau wisatawan akan melihat gapura Pantai Jetis. Kemudian pilih arah jalan belok kanan dalam jarak 100 meter. Kemudian di kiri jalan terdapat gapura Pantai Ketawang,lurus saja wisatawan sudah sampai di lokasi.

 Foto. Curug Muncar, Desa kaliwungu, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo

Bila Pengendara jasa transportasi baik pribadi maupun umum seperti Bus dan Kereta api yang melewati moda tranportasi darat atau melewati jalan nasional di Kutoarjo dan mampir istirahat di kota Kutoarjo juga pengen melepas lelah dengan berwisata kuliner atau wisata alam pegunungan bisa ke kecamatan kemiri yang jaraknya cuma ± 8 Km, atau ke kecamatan Pituruh yang jaraknya sekitar ± 12Km, atau bisa ke Kecamatan Bruno yang jaraknya ± 24 Km, pengunjung wisawatan nanti akan disuguhkan suasana desa dan pegunungan yang asri serta makanan khas pegunungan disana nanti ada hutan-hutan yang sejuk juga curug-curug yang indah, bisa buat berkemah alias camping. Di kecamatan Bruno juga ada rumah bersejarah bekas ibukota provinsi darurat Jawa Tengah masa era konvrontasi dengan belanda setelah kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945.
Jika beruntung pas musim duren di kecamatan kemiri, kecamatan Bruno, dan kecamatan Pituruh banyk banget duren, Jika ingin kuliner sate Winong yang terkenal bisa ke desa Winong kecamatan kemiri.
Di kecamatan butuh juga ada wahana waterbom dengan nama SAC Sumber Adventure Center. 
di desa Langenrejo kecamatan butuh juga ada Gereja karangjoso, sebuah gereja tua yang didirikan oleh pengginjil jawa sekaligus perintis gereja kristen jawa di Indonesia bernama Kyai Sadrach.
ada makam tokoh ulama penyebar Tarekat Syatoriyah seperti KH. Nur Muhamaad alang-alang ombo bersama putranya KH. Kastubo yang juga Pengulu pertama eks Kabupaten Kutoarjo sekaligus penyumbang tanah wakaf Masjid Jami Al Izhar Kutoarjo, didalam buku Peter Carey yang berjudul 'Kuasa Ramalan' KH. Kastubo termasuk didalam daftar ulama-ulama pengikut Pangeran Diponegoro, makam beliau di desa girigondo kecamatan pituruh.
penyebar tarekat Syatoriyah lainnya adalah Tuan Guru Loning, beliau guru dari Mbah Imam puro.


Foto. Curug Jaka tarub Desa Sumogede, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo
 
Pokoknya banyak banget tempat wisata baik wisata alam, wisata sejarah, wisata seni budaya, wisata religi, dan kuliner yang bisa diakses dan  dijangkau dari Kutoarjo.
Pokoknya para pengunjung atau yang lagi perjalanan dari atau ke daerah-daerah tujuan kalau mampir istirahat di kota Kutoarjo dengan masyarakat nya yang ramah tamah dijamin berkesan.

Foto. Wayang kulit Ringgit purwo Gagrak Pacoran Kutoarjo Yasan Ki Kartoguno alias Mbah Gethuk
 
Dr. Moechamad Soelaiman salah satu pendiri "Budi Utomo" yang lahir di desa mutihan(era sekarang di desa grabag kecamatan grabag, kabupaten purworejo) Kabupaten Kutoarjo Hindia Belanda pada tahun 1886
 

Ditulis oleh : Ndandung Kumolo Adi. (Pecinta dan pemerhati sejarah, budaya, juga heritage eks Kabupaten Kutoarjo). Alamat : Perumahan Argopeni Gg. Bromo No. 72 Rt. 06 Rw. 05 Kelurahan Kutoarjo, Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo.


Sumber referensi :
  • Djojodipuro, 1992: 134-136; Carter, 1972: 60-67 year 1971: 152-156
  • Linck, 1935:1
  • BPS, 1997-2003
  • BPS : 2003. PDRB Kecamatan se Kabupaten Purworejo dan RTRW Kabupaten Purworejo th. 2003, Bappenas
  • BPS Kabupaten Purworejo Tahun 2010
  •  Data Administrasi Kabupaten Purworejo Tahun 2005 Badan Informasi Geospasial (BIG) Dan RTRW Kabupaten Purworejo Tahun 2003
  • Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo No. 6 Tahun 2005
  •  BPS Kabupaten Purworejo 2013
  •  PDRB Kecamatan, BPS tahun terbit 2016
  •  BPS Kabupaten Purworejo 2013 dan Samsat Kabupaten Purworejo 2013
  •  Peta Jalan Nasional di Provinsi Jawa Tengah
  • Weefsters te Koetoardjo (Penenun di Koetoardjo) KITLV 5602
  • Regenering Almanak Nederlandsch-Indie Tahun 1858-1859 
  •  Koran Sinar Harapan tanggal 15 November 1963
  • Author; E.M. van de B.V.J.C. Den Haag 1894 No inv: RV-A269-7.

     Ket.NB : Data dari BPS, BIG, Samsat, dan Bappenas tiap tahun berubah silahkan di update sendiri di kantor BPS, Samsat, dan kantor Bappeda Purworejo untuk meng-update dan validasi

Kutoarjo

Desa Tursino Kutoarjo di dalam kanccah perang jawa juga tercatat di Babad Kedungkebo Pupuh XXIX Dhandanggula bait syair nomor 23-56 karya Ngabehi Reksodiwiryo alias Kyai Adipati Tjokrojoyo alias R.A.A. Tjokronegoro I Bupati Pertama Purworejo

  Di Dalam Babad Kedungkebo Pupuh XXIX Dhandanggula bait syair nomor 23-56 karya Ngabehi Reksodiwiryo alias Kyai Adipati Tjokrojoyo alias R....

Kutoarjo