Powered By Blogger

Jumat, 24 April 2020

Masjid Agung Al Izhar Kutoarjo


Masjid kabupaten  Koetoardjo
Sekitar tahun 1890-1917
TM-10016520

Ya, Kutoarjo di masa lampau adalah sebuah kabupaten tersendiri, terpisah dengan kabupaten Purworejo. Dulu kabupaten kutoarjo Sebelum selesai Perang Diponegoro masuk wilayah kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat tapi setelah perang Diponegoro selesai, Belanda minta ganti rugi perang kepada kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat untuk melepaskan wilayah Ngayogyakarta Hadiningrat diluar kota nagari ( ibukota) yg sekarang menjadi DIY, akhrnya bang wetan dan bang kulon lepas dan menjadi kekuasaan kolonial Belanda termasuk kabupaten kutoarjo setelah perang Diponegoro selesai tahun 1830 Kutoarjo menjadi kekuasaan kolonial Belanda. Pada saat itu, Kabupaten Kutoarjo lebih dikenal sebagai kabupaten Semawung. Secara administratif, ia berada di bawah Karesidenan Bagelen yang dibentuk pemerintah kolonial Belanda pada 1830. Kabupaten Semawung membawahi beberapa distrik seperti Distrik Sucen, Distrik Madijer, Distrik Kendal, Distrik Paitan, Distrik Kiangkong, dan Distrik Pituruh. Pada masa kolonial, urusan orang-orang pribumi diserahkan kepada Bupati dan anak buahnya, bukan kepada pejabat Belanda.
Pemerintah kolonial rupanya telah belajar dari pengalaman bahwa pemaksaan ide asing terhadap suatu negeri seringkali mengalai pertentangan dari penduduk pribumi. Maka, kepercayaan, adat istiadat, dan tradisi kaum pribumi dihormati dan dibiarkan berkembang menurut kemampuan mereka. Seperti yang diakui sarjana seni asal Amerikaa John C. Van Dycke, pemerintahan Belanda sukses membuktikan diri  sebagai pemerintah kolonial paling berhasil di era modern dan pemerintah kolonial Inggris dan Amerika perlu belajar dari mereka ( Rush, 2013; 212)

By. Ndandung Kumolo Adi

Kutoarjo

Desa Tursino Kutoarjo di dalam kanccah perang jawa juga tercatat di Babad Kedungkebo Pupuh XXIX Dhandanggula bait syair nomor 23-56 karya Ngabehi Reksodiwiryo alias Kyai Adipati Tjokrojoyo alias R.A.A. Tjokronegoro I Bupati Pertama Purworejo

  Di Dalam Babad Kedungkebo Pupuh XXIX Dhandanggula bait syair nomor 23-56 karya Ngabehi Reksodiwiryo alias Kyai Adipati Tjokrojoyo alias R....

Kutoarjo